Share

7 judul Menciptakan peluang bertemu

Bab 7

     “Apa kau bilang?“ tanya Chelsy lagi benar-benar terkejut mendengar kata-kata Dantoni.

     “Wilson menolak untuk bekerja sama dengan perusahaan kita. Aku sudah menduga, dia akan melakukan ini! Kalau saja kau tidak memujinya di depan Samuel, kita bisa menyondorkan model baru kita kepadanya tanpa harus menemui kesulitan seperti ini!“ katanya menyesalkan keadaan.

     Chelsy menghela napas panjang. “Apa Samuel sudah tahu tentang hal ini?“

    “Yah, tapi dia yakin kau bisa menanganinya dan apa kau benar-benar yakin Lica adalah model yang kau tentukan untuk iklan kali ini? Ada beberapa model lain yang bisa kau pilih untuk pemeran wanita dalam iklan ini.“

     “Tidak. Lica adalah model wanita yang sempurna untuk iklan Samuel,“ kata Chelsy dengan tegas.

     Dantoni akhirnya menyerah dengan keputusan Chelsy dan memilih percaya pada pilihan Chelsy.

     “Kau bisa yakin setelah melihat buktinya minggu depan. Aku akan membuatmu terpesona dibuatnya sampai tidak bisa mengatupkan bibirmu lagi!“ kata Chelsy dengan yakin.

     “Aku percaya pada pilihanmu.“

     “Tapi tidak yakin iya ‘kan? Tolong carikan nomor pribadi Wilson.“

     “Nomor pribadinya masih tetap sama setahuku.“

     Chelsy tertawa.

     “Tapi aku sudah tidak memilikinya.“

     Dantoni balas tertawa lalu membuka ponselnya dan mencatatkan nomor ponsel Wilson untuk Chelsy.

     Chelsy sebenarnya tidak mau berhubungan dengan Wilson lagi setelah kejadian tadi malam. Wilson mengatakan sesuatu yang membuatnya sakit hati! Tapi saat ini ia harus mengedepankan bisnis dari pada perasaan pribadinya. Secepat ia bisa mewujudkan kerjasama ini, semakin cepat pula ia bisa mengalihkan pikirannya ke kontrak berikutnya.

     Chelsy menekan nomor ponsel Wilson dan menyuruh Dantoni keluar ruangan untuk mengerjakan hal yang lainnya.

Wilson sudah tahu, Chelsy akan meneleponnya! Ia sengaja menolak bekerja sama dengan perusahaannya agar Chelsy menghubunginya. 

     Wilson memejamkan mata. Akhirnya, saat itu datang juga, kata Wilson dalam hati sambil melihat ponselnya yang masih berbunyi. 

     Ia menghela napas terlebih dahulu sebelum menjawab. Sudah seharian ini dia menunggu telepon dari Chelsy.

     “Siapa ini?“ tanya Wilson berlagak acuh. Padahal dia tahu pasti, Chelsy yang sedang menghubunginya! Dalam hatinya, ia tertawa sambil berusaha menenangkan diri.

     Chelsy memejamkan matanya, mencoba menahan diri. Kepentingan bisnis harus lebih didahulukan dibanding kepentingan pribadi. Jujur kalau diberi pilihan Chelsy tidak ingin berhubungan dengan Wilson lagi setelah kejadian tadi malam.

     “Aku…, Chelsy Olivia Columbus. Kita perlu bertemu untuk mencapai kesepakatan, Wilson.“

     “Aku sudah memberikan jawabanku, apalagi yang perlu dibahas?“ tanya Wilson dengan dingin.

     Chelsy tahu membujuk Wilson saat ini bukan seperti yang dulu lagi. Kini Wilson membencinya dan berniat untuk mempersulitnya.

     “Kerjasama ini akan sama-sama menguntungkan bagi perusahaan kita masing-masing, Wilson.“

     “Aku tidak butuh, lagipula jadwalku sudah terisi penuh tapi kalau kau mau aku bisa merekomendasikan model-modelku untuk bisa mengisi peran iklan perusahaan Gomes Secery.“

     Chelsy menghela napas panjang dan terdiam.

     “Baiklah,“ kata Chelsy pada akhirnya lalu menutup teleponnya. 

    Ia benci mengecewakan kliennya tapi apa yang harus dilakukan lagi. Wilson berhak untuk menolak kerjasama ini.

     Wilson benar-benar tidak percaya Chelsy memutuskan sambungan teleponnya tanpa berusaha membujuknya lagi!? 

     Dia sangat panik dan gelisah sambil menatap ponselnya. Ia tahu, Chelsy tidak akan mencoba meneleponnya lagi! Ia benar-benar menyesal kenapa harus bersikap seperti tadi! sesalnya sambil menyalahkan dirinya sendiri.

     Wilson segera menghubungi asistennya untuk mencari tahu agenda kegiatan Chelsy. Paling tidak, ia harus membuka kesempatan bagi Chelsy untuk meminta maaf dan menyesali perbuatannya. Bila Chelsy memanfaatkan kesempatan yang dia ciptakan, segalanya akan baik-baik saja tapi kalau tidak, dia akan menjadi mimpi buruk bagi Chelsy!

     “Bagaimana?“ tanya Dantoni dengan cemas.

     Chelsy menghela napas panjang lalu menggeleng.

     “Sudah kuduga dia memang sengaja mempersulit kita!“ kata Dantoni dengan berang.

     “Kalau saja kau tidak merekomendasikan dia, pasti sekarang ini kita akan terbebas dari kesulitan ini. Tapi bagaimana kalau sekarang kau melihat model-model pilihanku, siapa tahu diantara mereka ada yang cocok menggantikan peran Wilson?“

     “Coba saja,“ sahut Chelsy tidak sanggup berharap banyak. Tapi model-model pilihan Dantoni kali ini memang membuatnya terkesan.

     Dantoni tersenyum bangga pada dirinya sendiri setelah melihat pancaran puas dari sorot wajah Chelsy.

     “Bagaimana?“ tanya Dantoni pelan.

     “Pilihanmu, lumayan.“

     “Hanya lumayan?“

     “Apa kau butuh pujian untuk ini?“ tanya Chelsy balik sambil tersenyum.

     “Baiklah, mereka memang mengagumkan!“ bisik Chelsy sambil tersenyum.

     “Aku tahu itu!“ kata Dantoni dengan percaya diri.

     "Aki tidak menyangka bisa menemukan berlian ditengah lumpur!" bisiknya dengan senang. 

     

     Chelsy menatap ke-15 model yang telah direkrutnya dan menatapnya satu-persatu. Dia menyuruh mereka satu persatu untuk berjalan kedepannya dan memperkenalkan diri dihadapannya agar bisa melihat pancaran pesona yang ada pada setiap modelnya.

     Satu persatu model Chelsy mulai melenggak-lenggok dan menatap Chelsy dengan penuh percaya diri lalu memperkenalkan diri mereka masing-masing.

     Chelsy mengangguk-angguk sambil membuat catatan-catatan penting untuk setiap modelnya. Ia berhenti menulis saat melihat seorang model pria keluar dari barisan belakang dan benar-benar menyita perhatiannya. 

     Keningnya mengerut senang melihat model barunya itu meski masih ada sedikit keraguan dalam dirinya.

     “Maxmara,“ kata Chelsy sambil mengulang perkenalan yang disampaikan Maxmara kepadanya. Ia menatap Dantoni sambil memuji pilihannya melalui matanya.

     “Baiklah, selanjutnya.“

     Setelah selesai pengenalan para modelnya, dia memberi sambutan selamat datang yang singkat namun hangat dan meminta Maxmara untuk tetap tinggal diruangannya.

     Dantoni mengangguk sambil keluar dari ruangan Chelsy. Ia tahu apa yang diinginkan Chelsy. Kontrak exslusive! Dantoni tersenyum senang melihat model pilihannya bisa menjadi salah satu model andalan di perusahaan Chelsy.

     “Aku ingin melihat bentuk tubuhmu,“ kata Chelsy tanpa basa basi begitu pintu ruangannya ditutup.     

     “Maaf?“ kata Maxmara memastikan permintaan Chelsy. 

      Chelsy menunggu dengan sorot mata yang memastikan permintaannya.

     Maxmara segera membuka kemejanya sesuai dengan permintaan Chelsy.

     Chelsy menghela napas panjang sambil menatap Maxmara tanpa berkedip.

     “Kau masih harus berusaha lebih keras untuk pengembangan otot-otot tubuhmu.“

     Tubuh Maxmara memang bagus tapi belum sesempurna Wilson dan setelah tadi malam, Chelsy tahu Wilson juga telah melakukan pengembangan yang luar biasa untuk membentuk tubuhnya. Untuk bersaing menyamai level yang dimiliki Wilson, Maxmara harus berjuang extra keras untuk mencapai level yang Chelsy inginkan.

     “Kau sudah makan siang?“ tanya Chelsy sambil tersenyum.

     “Saya hanya memakan suplemen untuk mengganti makan siang saya.“

     “Sekarang tidak lagi, aku akan mengajakmu bertemu dengan beberapa orang yang bisa membantumu menjadi model andalanku tapi sebelum itu aku ingin kau menemaniku makan siang, apa kau keberatan?“

     “Tentu tidak!“ sahut Maxmara dengan cepat.

     “Bagus,“ kata Chelsy sambil tersenyum lagi dan menghubungi Dantoni untuk mengurus sisa urusan kantor.

     Setelah mempertemukan Maxmara dengan ahli gizi untuk mengatur pola makan, dia juga mengantar Maxmara untuk mengatur jadwalnya di pusat kebugaran bersama trainer favoritnya, Tommy.

     “Apa kabarmu cantik? Aku turut berduka,…“ kata Tommy saat menyambut kedatangan Chelsy.

     “Terima kasih,“ potong Chelsy cepat sambil tersenyum.

     “Tommy, kenalkan ini Maxmara, Maxmara ini Tommy dan kita akan membujuknya menjadi trainer pribadimu.“

     “Kau tidak perlu membujukku untuk itu, cantik!“ 

     Tommy menyuruh Maxmara membuka pakaiannya dan menyuruhnya berganti pakaian dengan celana ketat yang sudah disiapkan anak buahnya.

     “Sayang dia tidak sesempurna Wilson,“ desah Tommy kepada Chelsy ketika Maxmara meninggalkan mereka.

     “Untuk itulah aku memerlukan bantuanmu,“ kata Chelsy sambil tersenyum.

     “Aku tahu, kau mampu mewujudkannya untukku!“

    “Oh, kau sangat tahu kelemahanku!“ erangnya sambil merangkul Chelsy.

     “Wilson? Apa kau ada jadwal hari ini? “ tanya Tommy dengan heran saat melihat kedatangan Wilson di Gym-nya.

Lucy Ang

Orang yang berhasil adalah orang yang tahu menciptakan kesempatan!

| Like

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status