Share

Bab 150 Alasan menikah Dengan Reno

Penulis: Misya Lively
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-23 23:17:34

“Aku tidak akan mengulangnya dua kali!” sergah Azhar dengan nada yang tegas. Dia duduk sambil membusungkan dadanya dengan kharismatik.

Cora menarik nafas dalam. Dan sebelum Reno sempat berbicara, ia beranjak dari kursinya dan berjalan menghampiri Azhar.

Ia memberanikan dirinya, mencium tangan Azhar. “Pak Azhar, perkenalkan, saya Cora.”

“Hem.” Azhar berdeham, lalu menyuruh Anto mengambil kursi untuk Cora dan menaruhnya persis di sebelahnya.

“Duduklah!” perintahnya sambil menunjuk kursi itu dengan matanya.

Cora melakukan apa yang Azhar minta. Ia duduk di kursi yang berdekatan dengan kakek suaminya itu.

“Katakan kenapa kamu menikahi Reno? Apa yang kamu inginkan? Menikah tiba-tiba, tidak ada pemberitaan, bahkan pesta pernikahan. Apa ini pernikahan sandiwara? Atau ada sesuatu yang kamu inginkan dari Reno? Harta?” Azhar bertanya dengan tatapan penuh selidik tanpa sedikit pun senyuman ramah di wajahnya.

Reno mendesah. “Kakek, sudah kubilang—”

“Diam! Aku bertanya padanya! Apa dia tidak pun
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 153 “KITA”

    Reno bicara seakan-akan membicarakan masa depan mereka, membangun keluarga. Tetapi Cora langsung tersadar. Ucapan Reno baru saja adalah sebuah peng-andai-an. Seandainya yang artinya m—jauh dari kenyataan. Karena kenyataannya, bukan itu yang terjadi. Cora ikut terkekeh dan melepaskan tangannya dengan canggung.“Umm… sekarang sudah malam, sebaiknya kita bicara lain waktu. Aku—sebaiknya segera tidur…” ia segera mengalihkan pembicaraan dan merubah posisi duduknya sebelum kembali berbaring.Reno tidak menahannya. Ia ikut berbaring, terlentang menatap langit-langit kamar.Masih ada sesuatu hal yang ingin ia bicarakan dengan Cora.Reno kembali memutar tubuhnya menyamping. “Cora, mengenai permintaan Kakek…”Untuk sesaat Cora menahan nafasnya. Ia pun merasa perlu membicarakan hal itu dengan Reno.Ia memutar tubuhnya hingga mereka berbaring menyamping berhadapan.“Hem… apa yang ingin kamu katakan?” Cora ingin tahu bagaiamana pendapat Reno tanpa kehadiran Azhar di hadapan mereka. “Mengenai a

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 152 Rahasia Masa Lalu

    Cora berbaring menyamping. Pandangan matanya terarah pada satu titik di dinding kamar. Namun pandangan mata itu tampak kosong. Sebab benaknya tengah memikirkan percakapan antara dirinya, Reno dan Azhar. 3 tuntutan Azhar itu membuatnya heran. Azhar memang tidak menunjukkan sikap penolakan terhadapnya. Namun Azhar jika tidak menunjukkan sikap menerimanya dengan tangan terbuka. Bagi Cora, Azhar adalah sosok yang tidak bisa ia tebak. Ia tidak tahu di sisi mana Azhar Dwipangga berdiri. Pria itu jelas menginginkan yang terbaik bagi cucunya. Hanya saja tidak semua orang memiliki standar yang sama ketika mendefinisikan kata “yang terbaik”.Apakah membiarkan Reno menikah dengannya bisa dikategorikan sebagai “yang terbaik” bagi cucunya?Resepsi, bulan madu dan anak.Dan 3 tuntutan itu, sebenarnya hal yang lumrah saja di minta oleh orang tua pasangan suami istri. Akan tetapi jujur, Cora tidak pernah memikirkannya.Bahkan menikah dengan Reno adalah keputusan yang diambilnya tanpa dalam keadaa

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 151 Tiga Tuntutan Azhar

    Sekelebat, Reno maupun Cora terlihat terkejut. Namun Reno segera membantahnya.“Sandiwara? Apa yang kakek lihat tadi itu sandiwara?” tanya Reno tanpa berpikir panjang. Yang ia maksud adalah saat Azhar memergokinya dan Cora sedang bercumbu dengan mesra beberapa saat yang lalu.Seketika wajah Cora memerah. Ia menundukkan wajahnya, tidak berani menatap Azhar.Kenapa Reno harus membahas hal itu? Aaahhhh…. Bahkan Azhar sampai tertegun mendengar ucapan cucunya itu. Ia lalu berdiri dan segera menimpali, “Buktikan kalau pernikahan kalian bukan sekedar sandiwara!” tantangnya pada cucunya itu.“Kakek mau bukti apa lagi? Semua orang di Fragrant Harbour mengetahui pernikahan kami. Apa kakek masih menganggap itu sandiwara?” jawab Reno tidak mau kalah.Cora beranjak dan berdiri di samping Reno. Ia menatik lengan baju Reno, berusaha mengingatkan suaminya itu untuk tidak menantang Azhar. Bagaimana kalau mereka terus berdebat seperti ini? Harus ada yang mengalah, dan semenjak Reno yang berusia leb

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 150 Alasan menikah Dengan Reno

    “Aku tidak akan mengulangnya dua kali!” sergah Azhar dengan nada yang tegas. Dia duduk sambil membusungkan dadanya dengan kharismatik.Cora menarik nafas dalam. Dan sebelum Reno sempat berbicara, ia beranjak dari kursinya dan berjalan menghampiri Azhar. Ia memberanikan dirinya, mencium tangan Azhar. “Pak Azhar, perkenalkan, saya Cora.”“Hem.” Azhar berdeham, lalu menyuruh Anto mengambil kursi untuk Cora dan menaruhnya persis di sebelahnya.“Duduklah!” perintahnya sambil menunjuk kursi itu dengan matanya. Cora melakukan apa yang Azhar minta. Ia duduk di kursi yang berdekatan dengan kakek suaminya itu.“Katakan kenapa kamu menikahi Reno? Apa yang kamu inginkan? Menikah tiba-tiba, tidak ada pemberitaan, bahkan pesta pernikahan. Apa ini pernikahan sandiwara? Atau ada sesuatu yang kamu inginkan dari Reno? Harta?” Azhar bertanya dengan tatapan penuh selidik tanpa sedikit pun senyuman ramah di wajahnya.Reno mendesah. “Kakek, sudah kubilang—”“Diam! Aku bertanya padanya! Apa dia tidak pun

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 149 Sebuah Pertunjukan?

    “Reno, apa kakekmu sering tiba-tiba datang?” tanya Cora dengan sedikit gelisah. Ia merasa khawatir dan takut bertatap muka dengan Azhar. Cora belum pernah bertatap muka dengan keluarga Dwipangga sebelumnya. Dulu saat mereka berpacaran, Reno masih menaruh amarah pada keluarga itu. Itu sebabnya dia tidak pernah mengajak Cora datang ke rumah keluarga besarnya. Dari apa yang ia dengar kala itu—baik dari Reno ataupun Sofyan, keluarga Dwipangga tidak ramah terhadap Reno. Apalagi Azhar yang menurut Reno selalu bersikap sangat keras padanya.Yang Cora tidak ketahui adalah bahwa penilaian Reno saat itu tidak sepenuhnya benar. Saat itu dia masih berada dalam kendali Sofyan—yang membuatnya selalu berpikiran negatif terhadap keluarga Dwipangga.Sofyan-lah yang membuat Reno beranggapan jika keluarga Dwipangga terutama Bastian bertanggung jawab atas meninggalnya Gema Dwipangga—mama Reno. Sofyan juga membuat Reno berpikir bahwa Azhar—sebagai pemimpin keluarga Dwipangga kala itu, pilih kasih pada

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 148 Movie Night Yang Gagal

    Cora melirik Reno, dan dalam hatinya merasa heran dengan ekspresi wajah Reno yang tampak tertegun, seakan terkejut dengan apa yang ia lakukan.Apakah aneh jika ia meminum pil kontrasepsi? Ia tidak punya pilihan lain. Salah satu dari mereka harus melakukan pencegahan, bukan begitu?“Umm… Reno, dari mana kamh tahu mengenai penguntit itu? Jody memberitahukanmu?” Cora mengalihkan pembicaraan agar situasi mereka tidak lagi canggung.Reno tersadar dari lamunannya. Ia memberi Cora senyuman kecil. “Jody melapor pada Rendy saat dia ada di kantorku. Dan aku mendengarnya.”Cora menatap Reno dan berkedip. “Itu sebabnya kamu pulang cepat hari ini? Kamu—khawatir?”Reno memghela nafas. Tentu saja ia khawatir. Terpai ia tidak akan mengatakannya terus terang. “Hem… laki-laki itu, dia tidak m mengikuti seorang perempuan biasa,” ujar Reno. Ia menarik Cora mendekat dan menyugar rambutnya. “Dia adalah—istri Reno Afrizal. Tentu suaminya—harus memastikan jika istrinya baik-baik saja.”Mendengar hal itu Cor

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status