Share

Bab 3 Aku Adalah Muse

Author: Misya Lively
last update Last Updated: 2025-02-25 15:03:06

“Mensponsori?”

Ucapan Reno dengan nada heran bercampur sinis itu tidak enak terdengar di telinga Cora, tetapi ia sudah menduganya.

Reno tidak akan begitu saja menyetujui permintaannya. Selain mereka baru saja bertemu setelah sekian lama, hubungan mereka di masa lalu pun meninggalkan kesan buruk bagi pria itu.

“Lumiere,” ucap Cora sambil menatap Reno.

“Aku tahu perusahaan milikmu itu tidak ikut mendaftar kompetisi tahun ini. Tetapi dengan aku bergabung di sana, aku bisa membawa nama Lumiere dan mewakilinya dalam ajang bergengsi itu.” Cora menjelaskan apa yang ada dalam pikirannya, berharap Reno tertarik dengan rencananya.

“Mengapa kamu berpikir aku mau kamu mewakili perusahaanku? Siapa dirimu?” Lagi-lagi nada sarkas dan sindiran itu terdengar jelas dari ucapan Reno.

Cora tidak memasukkannya ke hati. Ia tahu tidak mudah meyakinkan Reno. Akan tetapi ia tetap harus mencobanya.

“Karena aku, akan memenangkan kompetisi itu untukmu dan membuat Lumiere dikenal banyak orang,” ucap Cora dengan tatapan yakin dan penuh percaya diri.

Saat Reno memberinya ekspresi tidak percaya, Cora memberi Reno sebuah sketsa lain, sebuah kalung dengan badulan berbentuk bintang berjejer memanjang.

Saat Reno melihat sketsa itu, dan Cora tahu Reno mengenalinya. Kalung itu diberi nama The Fame dan sempat menjadi tren di kalangan wanita di Fragrant Harbour.

“Ini adalah karyaku.” Cora menunjuk sketsa itu kemudian menatap Reno.

Pandangan mata Reno langsung terangkat, dan mereka berdua saling menatap. “Kamu adalah Muse?” tanyanya dengan tidak yakin.

Cora mengangguk perlahan. Muse adalah nama samaran yang dipilihkan Anjani untuknya saat mereka melakukan launching kalung The Fame setahun yang lalu. Tidak banyak yang tahu siapa Muse sebenarnya.

“Kenapa tidak meminta Crystal Bloom mensponsorimu? Bukankah Muse bekerja pada Crystal Bloom?” Reno masih tidak sepenuhnya percaya.

“Tidak lagi,” jawab Cora setelah ia menghela nafas. Ingatan akan pengkhianatan Eric kembali membuatnya sakit hati.

Crystal Bloom adalah perusahaan perhiasan yang dimiliki keluarga Wijaya. Dan setelah meninggalnya Anjani, mantan tunangannya itu memimpin seluruh perusahaan keluarga Wijaya, termasuk Crystal Bloom.

“Kenapa?” Reno kembali bertanya. Ia tidak puas dengan jawaban Cora.

“Mereka—mensponsori orang lain…” jawab Cora dengan hati yang sakit. Ia mengalihkan pandangannya ke luar jendela, tidak ingin Reno melihat luka di hatinya karena pengkhianatan Eric.

“Jadi… kamu mencariku hanya karena mereka mensponsori orang lain? Mereka bisa saja mensponsori lebih dari satu…” tanya Reno dengan tatapan meledek, sebelum tatapan itu berubah menjadi serius kembali. “Apa yang sebenarnya tujuanmu?”

“Aku hanya ingin memenangkan kompetisi itu,” jawab Cora dengan menatap ke depan.

“Ada lebih dari itu!” ucap Reno dengan tatapan tidak percaya.

“Kalau kamu mau aku mensponsorimu, kamu harus jujur padaku!” Kedua mata Reno menatap dengan tegas. Dia tidak main-main dengan ucapannya.

Kedua mata mereka bertemu untuk sesaat sebelum Cora menurunkannya. Tampaknya ia harus mengatakan apa yang terjadi.

“Mereka mencuri sesuatu dariku. Hasil karyaku!” ucapnya dengan geram sambil kembali menatap Reno.

Pancaran matanya kali ini terlihat tajam— teringat apa yang terjadi hari itu saat Eric mengusirnya dengan kejam. “Dan aku—tidak akan membiarkan mereka memenangkan kompetisi dengan hasil karyaku!”

Sebelumnya, Cora mendengar bahwa Crystal Bloom mensponsori Janet ikut dalam kompetisi. Dan mereka akan membawa Adorable Glam ikut dalam kompetisi itu.

Padahal dirinya lah yang telah bekerja keras menciptakan Adorable Glam untuk ia ikut sertakan dalam kompetisi itu.

Itu sebabnya ia ingin mengikuti kompetisi itu, untuk memenangkannya. Ia tidak rela membiarkan mereka menang dengan menggunakan karya miliknya!

Dan untuk bisa mengikuti kompetisi itu, ia membutuhkan sponsor. Dan Lumiere memenuhi syarat untuk mensponsorinya ikut dalam kompetisi bergengsi itu.

Cora kembali menatap Reno dengan kedua mata berbentuk foxy miliknya. “Reno, sponsori aku dalam kompetisi itu. Dan perhiasan ini…” Ia menunjuk sketsa perhiasan dengan ornamen bunga tulip merah, lalu kembali menatap Reno dengan penuh arti. “…akan membuat Lumiere menjadi terkenal.”

Untuk sesaat, Cora mendapati pancaran mata pria dihadapannya ini berubah, sebelum kembali terlihat dingin.

“Pergi bersamaku malam ini,” ucap Reno sambil menatap ke depan.

“A-apa?” Cora tidak yakin dengan apa yang di dengarnya.

Reno tersenyum miring. “Kalau kamu ingin aku mensponsorimu, kamu harus melakukan sesuatu untukku.”

Cora menghela nafas. “Apa yang kamu inginkan?” tanyanya dengan penuh selidik. Ia memang membutuhkan Reno. Tetapi kalau Reno memintanya melakukan sesuatu yang tidak-tidak…

“Makan malam. Akan aku jelaskan padamu nanti,” jawabnya sambil melirik Cora kemudian pada jam tangannya.

Saat itu mobil berhenti di depan sebuah gedung. Dan Heri—asisten pribadi Reno— yang duduk di kursi penumpang depan beranjak turun dan membukakan pintu.

Cora serta merta ikut keluar saat Reno melangkah keluar.

“Berikan alamatmu padanya, akan kujemput nanti malam,” ujar Reno dengan datar sambil menunjuk Heri dengan matanya sebelum ia melangkah pergi.

Cora menatap punggung pria bertubuh tinggi itu melangkah dengan elegan memasuki gedung di depannya. Ia tidak tahu apa yang Reno inginkan darinya, tetapi ia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 145 Sesuatu Untuk Reno

    Cora berjalan keluar dari apotik modern itu dengan menenteng tas belanjaannya. Ia menghela nafas lega sambil melirik tas belanja itu. Melirik jam tangannya, ia masih punya waktu sebelum waktu istirahatnya berakhir sehingga ia berjalan dengan santai melewati barisan toko-toko di mall itu.Cora jarang pergi shopping ke mall. Ia hanya akan pergi ke mall jika membutuhkan sesuatu, jika ada yang sedang ia cari. Tetapi sejak menjadi istri Reno, ia hamprir tidak pernah membeli baju. Secara berkala, beberapa rumah mode mengirimkannya koleksi mereka ke rumah. Dan ia tinggal memilih yang ia sukai.Cora tahu persis Reno yang mengirim mereka. Pria itu mengetahui ia tidak punya banyak pakaian saat pindah ke rumah di jalan Evergreen itu. Mungkin itu sebabnya ia menyuruh mereka mengirim semua pakaian, tas dan bahkan sepatu ke rumah untuknya.Langkah kaki Cora berhenti di depan sebuah toko pakaian dalam. Kedua matanya terpaku pada sepasang pakaian dalam seksi yang dikenakan manekin di toko itu.Inga

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 144 Suami Idaman

    Jam 12 lewat beberapa menit, Cora tiba di depan gedung Lumiere bersama Jody.Ia baru saja selesai menuntut pembatalan Hak Paten Adorable Glam di Kantor Hak Paten Dan Merk Dagang bersama pengacara Harvey dan Vico.Sejauh ini tuntutan mereka diterima dengan baik dan sedang di proses. Cora berharap mereka bisa mendapatkan hasilnya segera.Mereka berdua langsung naik menuju ruangan kerja Cora. “ Nyonya ingin makan sesuatu? Biar saya pesankan,” tanya Jody saat mereka hampir sampai ruangan kerja Cora.“Aku belum kepikiran mau makan apa,” jawab Cora setelah ia berpikir beberapa saat. Ia masuk ke dalam ruangan kerjanya sambil melirik jam tangan. “Pergilah istirahat, Jody. Aku masih belum lapar.” Mengingat sudah waktunya makan siang, ia memberi Jody kesempatan untuk beristirahat. Lagipula ia tidak berniat pergi siang itu.“Baik Nyonya. Saya istirahat makan siang dulu. Kalau ada apa-apa, telpon saja, saya akan datang,” ujar Jody sebelum ia pergi.Baru saja Jody masuk ke dalam lift, Rima dan

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 143 Postscript (P. S)

    Di sebuah apartemen di Fragrant Harbour. Malam yang terang berbintang tampak dari jendela apartemen itu. Namun pria berusia lima puluhan tahun yang duduk di apartemen itu tidak menikmati keindahan langit malam.Pria itu—Sofyan, justru menatap ke arah layar persegi panjang yang terpatri di tembok apartemen.Ia baru sempat mengecek berita hari ini. Kedua matanya memperhatikan dengan seksama kanal berita online yang ia tonton di layar android TV—berita mengenai Cora yang dituduh telah mencuri di Crystal Bloom.Di layar kaca Janet sebagai Direktur Crystal Bloom berkata, “Pihak Crystal Bloom pada masa itu terpaksa mengambil tindakan tegas dengan mengeluarkannya dari Crystal Bloom karena belakangan diketahui bahwa pencurian ini bukan kali pertama dilakukannya.” Sofyan mendengus kasar melihat berita itu. “Perempuan kampung itu akhirnya menunjukkan sifat aslinya. Dia pasti tidak bisa menahan diri melihat perhiasan mahal di depan mata dan mencurinya!” Cemoohan Sofyan itu ditujukan untuk Cora

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 142 Dunia Hanya Milik Berdua

    Kedua mata Cora membelalak tidak percaya. Reno bertemu Devon? Jadi selama ini, Reno telah mengetahui bahwa ia tidak mengkhianatinya? Dan selama ini dia diam saja, membiarkannya merasa bersalah karena berpikir Reno masih sakit hati dengan kejadian itu?!Tiba-tiba Cora merasa kesal dan emosi.“Sekarang katakan Cora, siapa pria yang selalu ada dalam benakmu itu?!” Suara rendah Reno terdengar sedikit menggeram.Tetapi Cora yang sedang kesal dan emosi, tidak menyadarinya ia justru menatap Reno dengan berani. “Aku tidak akan mengatakannya. Itu bukan urusanmu!”“Bukan urusanku?” Reno tampak berang sehingga ia semakin menghimpit Cora. “Kamu istriku! Kamu milikku, dan aku tidak mengijinkanmu memikirkan laki-laki lain!”“Sekarang beritahu aku siapa laki-laki itu? Biar kuhajar dia!”Cora memberontak ingin melepaskan diri, dan bersikukuh tidak mau mengatakannya. “Never!” “Baik! Kalau kamu tidak mau mengatakannya, akan kubuat kamu mengatakannya!” Dengan sekali ayun, ia membopong Cora di pundakny

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 141 Kekasih Yang Cemburu

    Cora tidak habis pikir. “Inspirasi? Inspirasi apa?“Jangan berpura-pura! Kalian pernah berhubungan kan?” sergah Reno dengan kesal. Ia terus maju mendekati Cora, sehingga Cora refleks mundur karena tatapan mata Reno yang membuatnya merinding.“Berhubungan? Reno… aku dan Vico, kami hanya berteman. Dia—dia yang membantuku membuat perhiasan selama aku bekerja di Crystal Bloom!” Cora mencoba menjelaskan hubungannya dan Vico. Ia yakin Reno telah salah paham.“Hah? Teman? Itu sebabnya kamu memegang tangannya? Dan apa seorang teman memandangmu seperti itu?” sergah Reno kembali. Ia tidak percaya apa yang Cora katakan padanya. Yang ia rasakan adalah hatinya sangat kesal kala melihat Cora dekat dengan Vico, terlebih tatapan mata pria itu bukan tatapan mata seorang teman! Wajarkan kalau ia mencurigai Vico adalah kekasih lama Cora?Cora tidak menjawabnya. Alih-alih ia terdiam dan memperhatikan Reno dengan seksama.“Jadi itu benar? Dia mantan kekasihmu yang menjadi inspirasi passionate love?” Reno

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 140 Panas

    Four Season Apartemen.Heri masuk ke dalam apartemen itu dan langsung menghampiri Reno yang tengah merokok di teras luar apartemen.“Bos, hasil tes DNA Nona Cora.” Heri menyodorkan kepada Reno sebuah amplop.Mendengar hal itu, Reno langsung menyelipkan rokok yang dipegangnya ke bibir, kemudian ia langsung membuka amplop itu. Namun sebelum ia sempat membaca isinya, Reno melirik ke dalam apartemen melalui jendela setinggi langit-langit yang memisahkannya dengan Cora.Di dalam apartemen, Cora sedang berbicara dengan Harley—pengacara hak paten, dan Vico—teman Cora yang bekerja di Crystal Bloom mengenai bukti yang mereka miliki untuk membatalkan hak paten Adorable Glam yang telah diklaim oleh Janet.Tadinya Reno ikut bersama mereka. Namun saat Vico bertanya mengenai Passionate Love pada Cora, Reno teringat pada kisah cinta Cora bersama pria lain yang menjadi inspirasi set perhiasan itu. Setiap kali ia teringat perhiasan berornamen tulip merah itu, perasaannya menjadi tidak nyaman, dan me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status