Share

Bab 80 Aphrodisiac

Author: Misya Lively
last update Last Updated: 2025-06-01 06:48:09

“Aku janji, setelah ini aku tidak akan mengganggumu lagi…” ucap Laura masih dengan tatapan memohon.

Reno menatap balik gadis itu. Ia lalu melirik ke arah pelayan yang membawakan minuman dalam baki untuk mereka.

Pelayan itu mengangguk ramah padanya sembari menawarkan minuman yang dibawanya. “Silahkan Tuan. Minuman ini merupakan minuman otentik hotel kami.”

Reno menatap minuman yang dikatakan sebagai minuman otentik itu. Tinggal dua buah gelas tersisa di atas baki yang dipegang oleh pelayan itu.

Reno merasa ragu untuk menerima tawaran Laura, dan ia pun sebenarnya sedang tidak ingin minum.

Namun melihat gestur Laura yang memohon, ditambah lagi ia sepantasnya memberikan tanda terima kasih atas pembelian kalung itu, Reno pun mengambil satu gelas.

Melihat Reno mengambil gelas, Laura tersenyum. Ia lalu mendekatkan gelasnya kepada gelas Reno, hingga terdengarlah bunyi cling—pertemuan kedua gelas tersebut.

Dan apabila mereka telah melakukan toast, setiap dari mereka harus meminumnya.

“Untuk
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 82 Kamar 1007

    “HEI!HEI! Berhenti! Mau kemana kau?!!”Mendengar teriakan dari kamar hotel, Heri merasakan firasat buruk. Ia bergegas keluar kamar mandi untuk melihat apa yang terjadi. Saat ia keluar, ia mendapati petugas hotel sedang mengejar Laura yang berlari keluar. Ia pun ikut mengejarnya, namun sayangnya, Laura berhasil melarikan diri dengan lift.“Sial!” umpat Heri dengan kesal. Petugas hotel pun meminta maaf, dan mengatakan akan mencari Laura di lantai bawah bersama keamanan hotel. “Dok, sekarang bagaimana? Apa ada obat penawarnya?” Dengan cemas Heri bergegas kembali ke kamar mandi.Sampai di sana, ia mendapati Reno menggeram kesakitan di lantai kamar mandi.“Bos! Bos! Dokter bagaimana ini?” Heri begitu khawatir meluhat kondisi Reno.“Dengarkan aku! Obat penawar tidak akan berfungsi! Tidak ada jalan lain, dia harus menyalurkannya! Cari Cora, Her!” seru Edwin melalui video call itu.“No!” Reno menggeleng dengan keras dan berteriak, “Berikan penawarnya, damn it!”“Penawar tidak akan berfung

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 81 Tidak Bisa Menolak

    “Bertahanlah Boss, aku akan hubungi Dokter Edwin. Saya yakin dia punya obat penawarnya!” “Cepatlah Heri….” Gairah dalam diri Reno sudah begitu besar sehingga saat ia berusaha menahannya, gagang telepon di tangannya terlepas dan jatuh. Reno menggigit bibirnya dengan kuat untuk menahannya. Dan bulir-bulir keringat sudah membasahi dahinya. Samar ia mendengar pintu kamar dibuka tutup, kemudian suara high heels menggema di dalam kamar suite itu. “Kamu… meracuniku!” tuding Reno saat melihat Laura masuk ke dalam kamar hotel itu dan berjalan ke arahnya. Ia teringat minuman yang ia minum bersama Laura. Apakah minuman itu yang telah dicampur dengan obat? Ia sama sekali tidak menyangka. Sebab gelas itu diambilnya langsung dari baki pelayan. Dan gelas itu bukan hanya satu-satunya yang ada di sana. Apakah semua gelas yang ada di baki itu telah di campur dengan obat? Atau hanya gelas yang diminumnya saja? “Apa maksudmu? Reno, aku diberitahu pelayan yang membantumu bahwa kamu sedang t

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 80 Aphrodisiac

    “Aku janji, setelah ini aku tidak akan mengganggumu lagi…” ucap Laura masih dengan tatapan memohon.Reno menatap balik gadis itu. Ia lalu melirik ke arah pelayan yang membawakan minuman dalam baki untuk mereka. Pelayan itu mengangguk ramah padanya sembari menawarkan minuman yang dibawanya. “Silahkan Tuan. Minuman ini merupakan minuman otentik hotel kami.”Reno menatap minuman yang dikatakan sebagai minuman otentik itu. Tinggal dua buah gelas tersisa di atas baki yang dipegang oleh pelayan itu.Reno merasa ragu untuk menerima tawaran Laura, dan ia pun sebenarnya sedang tidak ingin minum.Namun melihat gestur Laura yang memohon, ditambah lagi ia sepantasnya memberikan tanda terima kasih atas pembelian kalung itu, Reno pun mengambil satu gelas.Melihat Reno mengambil gelas, Laura tersenyum. Ia lalu mendekatkan gelasnya kepada gelas Reno, hingga terdengarlah bunyi cling—pertemuan kedua gelas tersebut.Dan apabila mereka telah melakukan toast, setiap dari mereka harus meminumnya. “Untuk

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 79 Sasaran

    “Pak Reno…”“Pak Eric…” sapa keduanya. Walaupun suara mereka terdengar biasa, namun tatapan mata keduanya tidaklah biasa. Tatapan mata mereka berdua terlihat sangat menakutkan. Siapa saja yang berada diantara mereka akan merinding merasakan betapa dingin dan tajamnya tatapan mata itu.“Saya baru mengetahui kalau Pak Reno ternyata orang yang sangat romantis pada istrinya. Tapi sayangnya… Pak Reno memiliki istri seseorang yang—bukan siapa-siapa dan tidak diketahui asalnya usulnya. Apakah Pak Reno tidak mengeceknya terlebih dahulu?” Eric tidak sabar untuk menyindir Reno. Pada kesempatan pertama ia langsung melakukannya.Reno tertawa pelan. “Kita berbeda dalam hal melihat hal yang lebih penting, Pak Eric,” jawab Reno.“Saya tidak menilai seseorang berdasarkan asal-usulnya. Bagi saya melihat kualitas seseorang itu jauh lebih penting dari sekedat atribut yang dibawanya.”“Dan anda salah kalau berpikir saya tidak mengenal istri saya,” ucap Reno. Ia lalu maju mendekat. “Saya mengenal istri

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 78 Kena Batunya

    Dalam acara bebas selanjutnya, Cora pamit pada Reno untuk pergi ke toilet sementara suaminya itu sibuk berbicara dengan tamu undangan yang lainnya.Di dalam toilet Cora menatap dirinya dalam cermin panjang di dinding. Ia memajukan kaki kirinya dan memperhatikan anklet madam Allegra yang sekarang sudah menjadi miliknya.Cora tidak menyangka Reno membelikannya anklet cantik itu. Terlepas dari harganya yang sensasional—7 miliar—anklet itu memang sangat disukainya. Cora tersenyum saat teringat ekspresi wajah Reno saat pria itu berbicara di podium kemudian memesangkan Anklet itu di kakinya. Jika Reno adalah suami sungguhan, apa yang dia lakukan pastilah sangat romantis.Dan entah mengapa, ia merasa hubungan mereka malam ini terasa seperti real. Apakah karena ada pemicu lain di sekitar mereka—seperti Eric, Janet dan Laura? Ataukah ia dan Reno yang terlalu terbawa suasana malam ini?Suara pintu kamar mandi itu dibuka dan ditutup menyadarkan Cora dari lamunannya. Dan saat ia melihat siapa y

  • Kesepakatan Hati: Terjebak Pelukan Sang Mantan   Bab 77 Tanda Cinta

    Penawaran Eric itu membuat semua mata memandang ke arahnya. Dan begitu pula Janet yang terkejut dengan apa yang Eric lakukan.“Eric, kamu—”“Janet sayang, aku tahu kamu menyukai angklet itu. Jadi aku akan mendapatkannya untukmu!” ucap Eric dengan lembut pada Janet sembari menggenggam tangannya.Janeta langsung tersenyum lebar dan kedua matanya berseri-seri. Ia sungguh tidak menyangka Eric menawar benda cantik itu untuknya. Selain itu, ia bisa menunjukkan di hadapan Cora bahwa Eric juga sangat mencintainya dan menyanjungnya hingga rela membelikannya anklet itu. Eric juga tidak kalah dari Reno yang bisa memberikan apa yang ia inginkan.Akan tetapi apa yang dikatakan Eric kepada Janet tidak sepenuhnya benar. Ia menawar Anklet itu karena prestise-nya. Ia tidak reka mereka memuji Reno terus-menerus. Dirinya adalah Eric Wijaya, CEO Wijaya Corp yang menaungi banyak perusahaan di Fragrant Harbour. Tidak mungkin ia kalah pamor dari Reno yang notaben adalah pendatang yang baru beberapa tahun

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status