Malam itu 7 tahun yang lalu, setelah kepergian Reno, Cora tidak dapat tidur kembali. Ia duduk di ranjangnya menatap gelang kulit sederhana itu. Cora mengetahui Reno berasal dari keluarga berada. Dia adalah seorang Dwipangga, meski Reno tidak pernah membanggakan statusnya itu.Akan tetapi bukan itu yang membuat Cora menerima “tembakannya”. Melainkan kedua mata yang menatapnya dengan sebuah harapan untuk dapat memiliki satu sama lain yang membuat hatinya luluh.Cora adalah seorang anak yatim piatu yang dibesarkan di panti asuhan. Ia tidak memiliki keluarga terkecuali ibu panti dan anak-anak panti yang datang dan pergi silih berganti. Dan saat beranjak dewasa pun, ia tidak lagi bergantung pada kebaikan panti asuhan tempatnya di besarkan. Pada usia Sekolah Menengah Atas, keadaan memaksanya untuk bekerja sembari sekolah. Dan saat kuliah pun, ia berjuang sendiri menafkahi dirinya. Jikalau bukan karena beasiswa yang didapatnya, ia tidak mungkin bisa mengecap bangku kuliah. Cora benar-be
Kantor Lumiere. “—Sejak malam itu, tidak ada lagi batasan dalam hubungan kita…” Cora mendesah pelan teringat Reno mengucapkan kalimat itu tadi pagi. Di kantor ia tidak merasa tenang, selalu gugup dan berharap-harap cemas. Cora menarik nafas dan memejamkan matanya. Apa yang harus ia lakukan? Jujur, ia pun sulit melupakan kejadian malam itu. Tidak dipungkirinya, malam itu pun merubah tidak hanya caranya memandang Reno namun juga jiwa dan raganya bereaksi terhadap keberadaan pria itu. Tetapi jika teringat apa yang Reno alami semalam, bagaimana dia hampir saja kehilangan proyek senilai jutaan dollar karena Eric, Cora merasa ia telah melibatkan Reno terlalu jauh dalam masalah pribadinya. Eric tidak hanya mengincarnya sekarang, tetapi juga Reno dan bisnisnya. Dan walaupun Reno berhasil mengatasi masalah itu, tetapi ia yakin, Eric juga tidak akan berhenti sampai di situ saja. Cora mendesah dengan berat. Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia tidak bisa membiarkan
Eric berjalan sambil bersiul di lobi kantornya pagi itu. Ia merasa sangat senang. Sebab, proyek pembangunan properti Renue Fragrant Realty di Fragrant Timur dihentikan. Proyek bernilai jutaan dollar itu dihentikan karena isu merubah rencana proyek tanpa izin yang telah ia sebarkan. Melalui orang kenalannya, ia berhasil membayar salah seorang di instansi terkait di Fragrant Timur untuk memaksa penghentian pengerjaan proyek itu. Ini merupakan ultimatumnya untuk Reno karena telah ikut campur dalam permasalahannya dan Cora, juga sebagai balas dendam atas ulah Reno yang telah membuat bangkrut salah satu anak perusahaannya; Aco’s Inc. Ia bisa membayangkan berapa banyak kerugian yang Reno tanggung setiap harinya selama proyek itu terhenti. Penghentian sementara project sebesar itu akan tetap mengeluarkan biaya produksi yang cukup besar setiap harinya. Apalagi jika sampai proyek itu diberhentikan secara permanen, makan Reno bisa kalah telak! “Pagi Pak Eric!” Beberapa karyawan yang ditemu
Sontak Cora mundur untuk menghindari jarak mereka yang terlalu dekat, namun ia terpojokoleh dinding di belakangnya. “Jadi benar ini—perbuatanmu?” tanya Cora dengan membelalakan mata.Reno mengerutkan keningnya lalu mengangkat alisnya. “Perbuatan?” “Ini! Ini—kamu yang melakukannya? Saat aku tidur?” Cora menunjuk bercak kemerahan di lehernya sembari mendesah tidak percaya.Reno memperhatikan bercak yang dinamakan banyak orang sebagai love bite. Ia tidak ingat memberikan Cora love bite itu dengan sengaja. Tetapi ia memang merasa mengecup dan menghisap kulit perempuan yang menjadi istrinya itu dalam tidurnya. Entah mengapa ia begitu ingin memeluk erat, mencium dan menghirup wangi tubuh Cora setiap kali ia berada di dekatnya.Dan rupanya alam bawah sadarnya membuatnya melakukan itu dalam tidurnya.Akan tetapi bagaimana ia akan mengakui jika ia tidak memiliki kesadaran penuh saat melakukannya?“Cora Aleyna. Aku bisa melakukan itu kapan pun aku menginginkannya. Bahkan sekarang, saat ini
Cahaya lampu yang terang menyilaukan mata Cora. Ia mengerjap-kerjapkan matanya, beradaptasi dengan terangnya cahaya lampu.Saat akhirnya ia bisa membuka matanya dan beranjak duduk, Cora mencoba mengingat-ingat mengapa ia tidur di kamar istirahat ruangan kantor Reno.Teringat apa yang terjadi semalam, Cora meraba bagian sisi ranjang yang kosong disebelahnya. Ranjang itu terasa dingin.Apakah Reno tidak tidur di sini? Di mana dia tidur?Padahal ia sengaja tidur menepi agar memberi Reno ruang untuk bisa tidur di sampingnya. Cora beranjak dari ranjang dan melihat sebuah paper bag di atas meja. Di dalamnya ada satu set pakaian wanita ; jumpsuit hitam tanpa lengan dan sebuah crop blazer berwarna abu muda serta sepasang pakaian dalam.Pakaian itu pasti disiapkan untuknya. Tapi, di mana Reno?Sambil menenteng paper bag tersebut, Cora keluar dari bilik peristirahatan dan mendapatai Reno tengah berdiri setengah membungkuk menghadap laptop di atas meja kerjanya. Dia tampak sudah berpakaian rap
“Pastikan personel keamanan tetap ada di sana. Jangan biarkan sembarang orang masuk ke lokasi proyek. Apa pun yang terjadi!” perintah Reno sambil berdiri di depan jendela kaca besar di kantornya. Ia berbicara dengan orang di sambungan lain telepon menggunakan TWS di telinganya.Ada beberapa orang staf di dalam kantornya yang sedang mengerjakan dokumen, atau menghubungi pihak terkait. Ceklek! Pintu kantor itu dibuka, dan suara langkah kaki menggunakan high heels terdengar. Sontak Reno menoleh untuk melihat siapa yang datang. Namun pandangan matanya terpaku begitu menemukan sosok itu.Sedang apa dia di sini? Batin Reno saat melihat Cora datang bersama Jody.Saat Cora membuka pintu kantor itu, ia melihat senua yang ada di sana sedang sibuk. Dan begitu pula Reno yang sedang berdiri menghadap jendela.Walaupun Reno berdiri membelakanginya, namun Cora langsung dapat mengenali pria yang menggunakan kemeja yang lengan digulung sepertiga serta sepasang celana berwarna hitam itu.Untuk ses