Share

Chapter 5

"Apa solusinya Fatma?"

Namun Fatma hanya diam tak menjawab pertanyaan Nathan tentang solusi yang tawarkan. Antara malu, takut, dan ragu akan menjawab itu semua karena solusi untuk masalah Nathan menyangkut harga dirinya dan juga kehormatannya.

"Fatma, hey kok malah diam, apa solusinya habis bilang eh diam."

"Eh iya pak ada apa?"

"Ehm malah nglamun, apa solusinnya?"

"Gak jadi pak, nanti bapak juga pasti tidak akan setuju."

"Kenapa harus gak setuju kalo memang itu bisa dilakukan, ayo apa katakan apa solusinya untuk masalah yang sedang akku hadapi ini, gimana caranya aku bisa punya anak yang itu adalah keturunanku, yang jelas jelas istriku gak akan bisa nglakuin itu, ngadopsi anak juga gak mungkin karena orang tua kita akan gak setuju, nikah lagi? saya gak mau lah berarti itu sama aja dengan mertuaku, ayo katakan apa solusinya Fatma!"

Fatma hanya tersenyum, setelah yakin dia lalu mengatakan solusi untuk masalah yang sedang di hadapi Nathan.

"Saya tawarkan solusi kepada bapak, yaitu pakai rahim saya pak!"

Dengan mata terbelalak, Nathan menatap Fatma, terkejut kaget menjadi satu, dia tidak percaya tawaran seperti itu keluar dari Fatma, asisten pribadinya seorang perempuan muslim berhijab.

"Apa Fatma coba ulangi!"

"Pakai rahim saya pak, pakai rahim saya untuk menenamkan benih agar bapak bisa mempunyai keturunan dan itu dara daging bapak bukan anak adopsi."

"Maksudmu apa Fatma bicara seperti, kamu sudah punya suami kenapa bisa kamu bisa sengawur itu kalau bicara."

"Saya gak ngawur bapak, saya serius, bapak sedang menghadapi masalah rumah tangga yang begitu besar, saya pun begitu, saya membutuhkan uang banyak, saya ingin membebaskan suami saya dari lilitan hutang dan mengembalikan keluarga saya bisa hidup tenang tanpa penagih hutang, maka saya tawarkan rahim saya, saya tidak bermaksud ingin menjadi wanita penggoda, saya tidak bermaksud ingin menjadi selingkuhan, istri muda atau apapun itu pak."

Nathan yang masih tidak habis pikir tawaran dari asisten pribadinya itu. Kenapa kenapa bisa perempuan sealim itu bisa menawarkan hal senekat itu.

"Fatma kamu sedang kerasukan setan apa?"

"Tolong saya pak, maafkan saya kalau saya lancang dan kurang aja berani menawarkan ini kepada bapak."

Nathan yang mulai paham arah pembicaraan Fatma yang sampai nekat menawarkan rahimnya untuk dibuahi laki laki lain yang bukan suaminya. Dia mulai mengerti dengan masalah yang sedang dihadapi Fatma. Nathan meminta Fatma untuk menceritakan sebenarnya apa yang terjadi sehingga dia bisa berpikiran dan punya ide seperti itu.

Setelah mendengar cerita Fatma tentang masalah ekonomi yang sedang dihadapi, Nathan bersimpati dengan keadaan Fatma yang tengah berjuang demi suaminya.

"Fatma aku belum bisa menjawab tawaranmu, tawaranmu bukan tawaran mudah meskipun itu masuk akal, aku harus membicarakan ini dengan Alicia istriku, tanpa sepengetahuannya ini semua malah bisa jadi masalah baru buat rumah tanggaku."

"Ya pak saya mengerti dan paham, maafkan saya yang lancang."

Sepulang kerja, Nathan masih kepikiran tawaran Fatma, dia masih gak habis pikir Fatma bisa berani senekat itu, meskipun Nathan tau itu semua karena keadaan Fatma yang sedang terhimpit. Nathan berniat menyampaikan tawaran Fafma kepada Istrinya.

"Sayang kamu tau Fatma kan asisten pribadi aku yang baru?"

"Oh yang kemarin itu ya, kenapa memang sayang?"

"Dia lagi terhimpit masalah ekonomi dan butuh banyak uamg untuk melunasi hutang suaminya, Fatma satu satunya karyawan ku yang tau masalahku ini ngasi solusi untuk masalah kita sayang."

"Maksudnya solusi yang gimana yank?"

"Dia menawarkan rahimnya untuk mengandung anak kita , tapi dia meminta setelah dia hamil dan melahirkan kita membayar lunas hutang hutangnya."

"Apa? gila tu perempuan yank menawarkan hal seperti itu, terus kamu menerimanya sayang?"

"Ya gak lah, kalau aku menerima langsung tanpa membicarakannya denganmu itu sama aja aku selingkuh, gimana yank apa kamu nerima, masuk akal juga sich tawarannya, dia bilang terserah bagaimanapun caranya dia hanya meminjamkan rahimnya dan di siap melahirkan anak untul kita."

Alicia tak bisa berkomentar apa apa, dia bingung dengan tawaran Fatma untuk meminjamkan rahimnya yang disampaikan oleh suaminya itu.

"Apa kita coba bayi tabung yank dan meminjam rahimnya."

"Boleh juga sich, besok kita konsultasikan sama dokter apa bisa kita mengikuti program bayi tabung itu."

Mereka pergi kedokter keesokan harinya dengan kebahagiaan bersama mereka yang saat itu mempunyai secercah harapan baru untuk rumah tangga mereka. Namun itu semua pupus setelah mereka bertemu dengan dokter yang mengatakan bahwa bayi tabung itu tak mungkin dilakukan. Alicia sudah tidak berfungsi lagi alat reproduksi, bhakan untuk sebuah program bayi tabung pun iti tak mungkin dilakukan dengan mengambil sel telur miliknya.

Hati Alicia hancur setelah mendengar penjelasan domter mengenai keadaannya. Merasa sudah tidak berguna lagi sebagai seorang wanita dan seorang istri yang tak bisa memberikan harapan untuk memiliki keturunan bahkan hanya untuk mengambil sel telurnya saja sudah tak bisa dilakukan.

"Ceraikan aku saja sayang, tinggalkan aku dan menikahlah dengan yang lain, aku sudah tidak berguna sebagai seorang istri yang tak memiliki fungsi dan tak bisa memberimu keturunan."

"Jangan bilang seperti itu, jika memang niat ingin meninggalkanmu mungkin itu sudah aku lakukan dari dulu, tapi aku ingin mempertahankan ini semua sayang."

Nathan memeluk istrinya dan menenangkan istrinya yang sedang terpukul dengan keadaannya yang tak bisa lagi memiliki keturunan dan tak berguna sebagai seorang istri.

Permasalahan Nathan yang rumit, sama halnya dengan permasalahan Fatma yang tak kunjung selesai. Suaminya yang bingung karena setiap hari didatangi pihak bank untuk menagih hutangnya membuat Fatma pontang panting sudah empat bulan bekerja tapi gaji yang besar yang dia terima masih tak bisa menyelesaikan permasalahannya.

Ingin rasanya Fatma menanyakan kembali tawarannya kepada Nathan tapi dia merasa malu, karena secara tidak langsung dia sedang menawarkan tubuhnya untuk dijual kepada Nathan atasannya. Merasa canggung itulah yang sekarang dirasakan oleh Fatma ketika dia bersama Nathan setelah dia menawarkan rahimnya untuk memberikan keturunan kepada Nathan dan istrinya.

"Fatma."

"Iya pak."

"Saya sudah menyampaikan tawaranmu kepada istriku, kita sempat memikirkan kalau kita akan memakai rahimmu untuk program bayi tabung, tapi ternyata setelah tadi malam kita check ke dokter istriku sudah benar benar tidak bisa berfungsi alat reproduksinya."

"Iya pak, berarti memang tidak bisa berarti pak saya membantu bapak."

"Iya Fatma, aku juga bingung, saya dan istri saya seperti mendapat angin segar ketika kamu menawarkan rahimmu untuk kami titipi embrio anak kami, tapi itu semua berubah ketika dokter mengatakan istriku sudah tidak bisa lagi mempunyai keturunan dengan cara apa pun termasuk bayi tabung."

Fatma tertunduk lemas, harapan satu satunya untuk mendapatkan uang sudah sirna. Wajahnya berubah menjadi muram dia bingung apa lagi yangbharus dia lakukan untuk melunasi hutang hutang suaminya yang begitu besar. Lalu dia memberanikan dirinya untuk mengatakan hal yang tidak pantas kepada Nathan.

Comments (6)
goodnovel comment avatar
Allyaalmahira
fatmaa.. aku suka
goodnovel comment avatar
Saraswati_5
apa yNg mau katakN fatma, ya allah semoga pengorbanan fatma nggak di salah gunain sama suaminya
goodnovel comment avatar
MAF_0808
aduh jadi istri kedua juga nggak bisa kan belum diceraikan, apa dong??
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status