Share

9. Kedatangan Tegar

Dua gelas kopi hitam yang masih mengepulkan uap panas tersaji di sebuah meja kecil. Tegar dan Janmo duduk mengapit meja tersebut sambil berbincang santai menikmati suasana pagi sebelum mereka memulai aktifitas.

“Apa rencanamu berikutnya?” tanya Janmo sambil meletakkan kopi yang baru saja dia sesap.

Janmo adalah teman Tegar saat masih berada di panti asuhan di kota Solo. Mereka tumbuh bersama, kedekatan yang terjalin di antara kedua sudah seperti saudara.

“Tak tahu lah!” jawab Tegar yang terdengar pasrah, mungkin lebih ke arah putus asa.

“Mungkin kau bisa bekerja dulu, lalu pelan-pelan cari dia,” saran Janmo kepada sahabatnya.

Bekerja, berarti Tegar harus menetap di Jakarta dalam waktu yang tidak bisa ditentukan. Sama sekali tidak pernah terpikir oleh Tegar untuk kembali ke kota Jakarta, kejadian buruk di masa lalu membuat Tegar sempat berjanji untuk tidak pernah menginjakkan kakinya di ibu kota. Jika bukan karena tanggung jawab atas darah dagingnya yang telah tumbuh di rahim Aura, su
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status