Share

02. Perjanjian Pra Nikah

Author: Dila putri
last update Last Updated: 2024-01-06 12:03:53

'Sutra?' ucap Anita pelan, sembari mengangkat benda itu.

"Untuk apa, Mas Marwan menggunakan ini? Dan dia menggunakan ini bersama siapa?" gumam Anita, bertanya pada dirinya sendiri.

Waktu sudah menunjukkan jam sebelas malam, namun Marwan belum juga kembali. Anita mencoba menghubungi nomornya namun tidak ada satu panggilan pun di jawab olehnya,

"Kemana kamu Mas? Kenapa belum kembali juga?" batin Anita merasa sedih. Dirinya merasa terhina dengan sikap suaminya, apalagi kepergian Marwan yang tanpa pamit setelah pertengkaran mereka.

Anita yang lemah, menumpahkan semua isi hatinya kepada Tuhannya. Dalam sujudnya Anita memohon dikuatkan menjalani ujian ini, apa pun yang terjadi dia meminta diutuhkan rumah tangganya.

Setelah lama Anita merenungkan diri di atas sajadah, tiba-tiba suara motor masuk ke halaman rumahnya, segera Anita merapihkan alat sholatnya, membukakan pintu untuk suaminya.

"Akhirnya kamu pulang, Mas. Kamu dari mana saja?" tanya Anita, ia merasa cemas karena suaminya sudah larut malam belum juga pulang.

"Awas Nita, aku ngantuk," ketus Marwan, mendorong Anita yang menghalangi langkahnya.

Namun ada yang aneh, Anita mencium bau alkohol dari mulut Marwan.

"Kamu mabuk, Mas?" tanya Anita dengan nada kecewa.

"Bawel banget sih kamu sekarang." sentaknya berlalu masuk ke dalam rumah,

"Nita .. Nita ....!" teriak Marwan dari arah kamar,

"Ada apa, Mas?" jawab Anita segera menemui Marwan di dalam kamar.

Begitu sampai di kamar, Anita melihat Marwan sudah melepaskan semua bajunya hanya meninggalkan kolornya saja.

Belum sempat Anita bertanya, tiba-tiba tangannya ditarik dengan kasar.

Dengan kasarnya Marwan mencumbui Anita, bahkan dia juga memaksa Anita untuk melayani nafsunya dalam keadaan mabuk.

"Mas, stop! Sakit, Mas." ucap Anita berusaha melepaskan diri dari kukungan Marwan.

Namun Marwan sama sekali tidak menggubris ucapan, Anita.

Anita hanya bisa menangis, menahan rasa sakit di bagian intinya, bercinta tanpa aba-aba menimbulkan rasa sakit luar biasa.

Anita merasa dirinya dilecehkan oleh Marwan meski pun ia adalah suaminya sendiri.

''Benar-benar jahat kamu, Mas," lirih Anita dalam isak tangisnya.

Setelah Marwan mendapatkan pelepasannya, dia langsung ambruk disebelah Anita, dan tak lama terdengar dengkuran halus.

'Apa aku cuma pelampiasan nafsumu saja, Mas?' gumam Anita dalam hati.

Anita Sangat kecewa dengan sikap suaminya, dia memutuskan untuk tidur di kamar sebelah, ia tidak ingin tidur bersama orang yang tidak punya hati seperti Marwan.

Sebelum subuh Anita sudah bangun dan membersihkan diri, kemudian ia membuatkan sarapan untuk suaminya.

"Nita, siang ini aku berangkat lagi," ucap Marwan pada saat ia tengah menikmati secangkir kopi, dengan senyumanan merkah menatap layar ponsel.

"Baru sehari di rumah, masa sudah berangkat lagi, Mas?" protes Anita yang merasa keberatan dengan ucapan Marwan.

"Lagi banyak proyek Anita," Marwan beralasan,

"Proyek kerja apa proyek hati, Mas?" cibir Anita dengan nada gurauan.

"Kamu kenapa, Anita? Kamu nuduh aku selingkuh gitu? Apa kamu yang selingkuh? Anak siapa yang kamu kandung itu?" bentak Marwan menyangkal ucapan Anita, dirinya tidak terima dengan tuduhan Anita.

Anita sudah tidak tahan lagi dengan semua tuduhan suaminya yang jelas-jelas tidak ia lakukan, Anita berlalu menuju kamarnya dan kembali lagi kehadapan Marwan dan menyerahkan kalender yang biasa ia beri tanda hari pertama dan terakhir ia datang bulan.

"Ini, Mas. Kamu liat sendiri tanggal berapa aku datang bulan dan tanggal berapa aku selesai datang bulan, bahkan tanggal kamu pulang saja aku catet, Mas." ujar Anita menyerahkan benda itu pada Marwan,

"dan kamu harus ingat, Mas. Bagaimana aku memasukan lelaki lain ke rumah ini, saat tidak ada kamu? Apa kamu lupa dengan tugasku yang setiap hari harus mengurus ibu yang sedang sakit, bahkan hampir setiap malam aku tidur di rumah ibu karena takut terjadi hal buruk pada ibu. Apa kamu melupakan itu?" papar Anita lagi, sedangkan Marwan hanya diam tanpa sepatah kata.

Dalam hatinya Marwan membenarkan semua yang Anita ucapkan, selama ini memang tidak ada yang perduli sama ibunya, mungkin jika tidak ada Anita entah bagaimana nasib ibunya sekarang ini.

"Dek, Sayang. Maafkan, Mas yang sudah menuduhmu keterlaluan. Mas percaya sekali jika itu anak, Mas. Maafkan Mas khilaf, sampai tega melukai hatimu." ucap Marwan dengan suara lemah,

Anita mengucapkan rasa syukur dalam hatinya,

'Akhirnya satu usahaku membuatmu percaya terwujud Mas. Sekarang aku harus memikirkan bagaimana caranya agar cintamu kembali padaku,' lirih Anita dalam hati.

"Jadi sekarang mau jadi ke rumah sakit periksa anak kita kan, Dek?" tanya Marwan pada Anita,

"Iya, Mas. Sebentar aku siap-siap dulu." jawab Anita yang berlalu menuju kamarnya,

"Mas tunggu diluar ya, Dek." teriak Marwan, sambil berlalu keluar rumah untuk memanaskan mobilnya,

Anita hanya mengacungkan jempolnya sebagai jawaban.

'Allhamdulilah. Sekarang kamu tidak perlu takut lagi tidak diakui, Sayang. Karena Ayah sudah kembali lagi pada kita.' ucap Anita yang mengusap perut ratanya.

Lima belas menit berlalu Anita selesai berganti baju, senyum yang mengembang terus terpancar dari wajah cantiknya.

Anita sangat bahagia dengan momen ini, karena ini adalah momen pertama kali, Anita akan memeriksa anak dalam kandungannya bersama suami tercinta.

"Sudah siap, Dek?" tanya Marwan sebelum melanjutkan mobilnya,

"Sudah, Mas." jawab Anita singkat, namun senyuman indah tidak pernah luntur dari bibir tipisnya.

Satu jam berlalu mereka habiskan di rumah sakit, dokter menjelaskan jika kondisi anak dan ibunya sehat dan berkembang dengan baik.

Namun dokter tetap memberikan sedikit wejangan, agar sang suami lebih menjaga lagi mood istrinya, karena di trimester pertama kandungan sangat rentan keguguran.

Setelah menembus obat di apotek, pasangan suami istri itu besiap untuk pulang. Namun Anita tiba-tiba kepikiran sahabatnya,

"Mas, kamu tahu enggak sahabatku Amel?" tanya Anita tiba-tiba,

"Iya kenapa memangnya?" jawab Marwan, yang sibuk dengan kemudinya,

"Itu lho, Mas. Suaminya Amel selingkuh, mana selingkuhannya sudah punya dua anak lagi. Sedangkan Amel, masih muda cantik, untung Amel belum punya anak." ujar Anita bercerita menggebu-gebu.

"Terus urusannya sama aku apa?" tanya Marwan, yang seperti orang ketakutan beberapa kali ia mengusap wajahnya dengan kasar, dan berusaha fokus kembali pada kemudinya,

"Ya tidak ada, Mas. Aku hanya bercerita saja sama kamu, aku percaya kok jika suami aku sangat setia, meski pun kita selalu menjalani hubungan jarak jauh." ucap Anita dengan nada manja,

"Nah itu kamu tahu," jawab Marwan, dengan mata berbinar.

"Ya tahu lah, kitakan sudah membuat perjanjian pra nikah. Siapa pun diantara kita yang selingkuh, maka semua aset rumah mobil dan tanah akan menjadi milik orang yang di selingkuhi. Kamu ingatkan, Mas?" tanya Anita sembari mengedipkan sebelah matanya.

Mendengar kalimat itu, Marwan langsung mengerem mendadak.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (44)
goodnovel comment avatar
mayank shinee
kena mental kan di kau marwan
goodnovel comment avatar
Dessy Chandra
ya ampun laki laki selingkuh harus di hajar ya bagus nya
goodnovel comment avatar
Tri Hesti
rasain tuh kamu diingetin dengan perjanjian pra nikah,siap2 saja kehilangan asetmu Marwan...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ketika Cinta Pertama Suamiku Kembali   Bab 76. Anita mengetahui video itu

    "Zaki antarkan saya pulang ke apartemen.""Sekarang?" tanya Zaki spontan. "Tahun depan, Zaki. Lagi pula kamu kenapa menatap saya seperti itu?""Ah tidak ada, Bos. Memangnya kenapa kok tumben mau pulang ke apartemen?""Kamu mulai kepo lagi?" Akhirnya Zaki terdiam. Ia tak lagi bertanya pada Lucas dan segera mengantarkan Lucas ke apartemennya. Begitu sampai di lobby, "apa kamu menempati apartemen pemberian saya?""Tentu dong, Bos. Dikasih fasilitas enak masa di sia-siakan.""Hmmm!" gumam Lucas. Kemudian dirinya segera berjalan lebih dulu. "Si Bos kenapa ya? Penampilannya kucel, kaya tidak memiliki semangat hidup saja. Dan tumben sekali berjauhan dengan Nyonya muda?" heran Zaki. Berbagai pertanyaan memenuhi pikiran Zaki, tapi dirinya tak mau ambil pusing. Ia lebih suka menghabiskan seluruh waktunya dengan wanita yang sudah menjadi istrinya saat ini. Sebelum masuk ke dalam kamar unitnya, Zaki melihat seorang pelayan membawakan banyak sekali jenis minuman beralkohol di depan pintu kam

  • Ketika Cinta Pertama Suamiku Kembali   Bab 75. sisi lain Lucas

    Cekrek. Cekrek. Beberapa kali Sella mengabadikan momen Yuni dengan lelaki itu. "Akan aku pastikan adikku melihat dengan mata kepalanya sendiri, baca kelakuan istrinya itu."Yuni tersenyum bahagia, karena sebentar lagi dirinya akan sukses membuat dua orang yang pernah melukai hatinya akan segera hancur. Aku harus menghubungi Marwan," ucap Sella. Ia segera melakukan panggilan pada adiknya. "Hallo," sapa Sella setelah panggilan itu terhubung. "Hallo, Mbak. Apa benar ini kamu?" "Kamu pikir siapa?""Ya Allah Mbak selama ini dirimu kemana aja? Aku sudah mencari kamu kemana-mana tapi tak pernah ketemu."Sella sedikit terharu mendengar kekhawatiran sang adik, "terima kasih. Mbak hanya sedang sibuk akhir-akhir ini. Maafkan Mbak sudah membuatmu cemas.""Mbak dimana sekarang?""Aku baru kembali ke ibu kota. Apa bisa kita ketemuan?""Kenapa Mbak tidak datang langsung saja ke tempat aku?""Mungkin lain kali.""Yasudah tidak masalah. Mau ketemu dimana Mbak?"Sella segera menyebutkan alamatny

  • Ketika Cinta Pertama Suamiku Kembali   Bab 74. Pelakor teriak pelakor

    Hotel Kencana nomor 112 adalah kamar yang di tempati Sella saat ini, tapi rupanya di hotel yang sama juga seseorang sedang memandu kasih penuh kenikmatan. "Sayang bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar," ajak Yuni pada Damian. "Berikan servis terbaikmu dahulu. Apa pun yang kamu inginkan akan aku turutkan."Tanpa membantah lagi Yuni segera melancarkan aksinya. Sejak Leon dan Marvel masuk penjara, teman kencan Yuni satu-satunya hanya Damian. Terlebih sekarang Damian memiliki waktu lebih untuk bertemu Al meski tanpa sepenuhnya Marwan. Rasa sayang Damian pada Al begitu besar, tapi dirinya juga tak bisa meninggalkan Thalia karena semua aset kekayaan yang ia miliki berasal dari keluarga Thalia. Pria beristri dan perempuan memiliki suami, menjalani hubungan rumit sampai memiliki anak. Sungguh kisah cinta yang sangat di luar nalar. "Ahhhhh Yuniku! Kamu memang selalu memberikan servis terbaik," erang Damian di sela-sela Yuni menelan habis larva putih kental itu ke dalam mulutnya. "Ap

  • Ketika Cinta Pertama Suamiku Kembali   Bab 73. Apakah Lucas menyesal?

    Tak ada pilihan untuk meredakan kemarahan Sella, Lucas milih untuk menuruti kemauan Sella dengan membawa kembali dirinya ke rumah yang ditinggali Anita. Sepanjang perjalanan jantung Lucas berdetak tak karuan. Meski dirinya marah pada Anita. Namun, untuk membawa gadis lain secara terang-terangan ia juga menjadi ketar ketir. "Babe," ucap Sella tiba-tiba. "Hmmm.""Sepertinya aku berubah pikiran.""Maksud kamu bagaimana?" Lucas menoleh ke samping. "Bagaimana kalau kamu belikan saja aku apartemen mewah?" Sella memberikan usul. "Kenapa begitu?" Lucas heran dengan permintaan Sella yang mendadak. "Hm! Setelah aku pikir-pikir kayanya bermain di belakang Anita lebih menyenangkan, dari pada bermain secara langsung.""Usul yang cerdas!" balas Lucas cepat. Sedetik kemudian jantungnya berpacu dengan normal kembali, ia lega dengan permintaan Sella. Lucas segera menghubungi Zaki untuk mempersiapkan satu unit apartemen mewah yang akan digunakan Sella. "Sedang di urus. Bagaimana kalau sementa

  • Ketika Cinta Pertama Suamiku Kembali   bab 72. Kesalahan kedua Lucas

    "Apa kamu ingin kita melakukannya lagi, Babe?" dengan lancang Sella membelai pipi Lucas. "Hentikan! Hapus video itu atau kamu akan menyesal.""Uhhh takut! Bagaimana kalau vidio itu sampai ke tangan Anita ya?""Itu tidak akan pernah terjadi!" Lucas mencekal dagu Sella. "Kamu takut, Babe? Bukan kan semalam kamu memaki-maki Anita pada saat dirimu mabuk?""Stop!""Kenapa? Atau kamu mau semua client kamu tahu skandal kamu?" ancam Sella tidak main-main. Dengan kasar Lucas menghempaskan cekalan itu. "Kamu mau apa? Uang? Sebutkan berapa jumlahnya?""Aku ingin kamu. Dan aku ingin memilikimu, Babe," balas Sella. Ia langsung menyerang Lucas dengan ciuman panasnya. Awalnya Lucas memberontak, tapi semakin Sella berbuat liar semakin Lucas tak berdaya. Dirinya lelaki normal meski Sella baru sekali bermain gila dengannya tapi sepertinya Sella telah berhasil menemukan titik kelemahan Lucas. "Ahhhhh!" akhirnya erangan tertahan itu keluar juga dari bibir seksi Lucas. Dengan lihai Sella telah mengu

  • Ketika Cinta Pertama Suamiku Kembali   Bab 71. Masuk Ke Dalam Perangkap Sella

    Sepanjang malam Anita terjaga, berkali-kali dirinya menghubungi Lucas. Namun tak ada satu pun panggilan yang di jawab hingga sering telpon itu terjawab oleh oprator pertanda ponsel Lucas telah kehabisan batrei. "Kamu ada dimana Abang?" ucap Anita dengan lirih. Luka bekas operasi saja belum sembuh, tapi sekarang ada yang lebih sakit dari luka itu. Yaitu hilangnya kepercayaan Lucas pada dirinya. "Aku bukan orang yang menyebabkan Bunda meninggal, Bang. Kenapa kamu tega menuduh aku seperti ini?""Aku kehilangan anak-anakku, mertuaku dan sekarang aku juga kehilangan kepercayaan kamu Bang."Beberapa kali pelayanan mengetuk pintu kamar Anita, tapi tak ada satu pun yang dihiraukan Anita. Ia larut dalam kesedihan yang mendalam. "Nyonya muda, anda harus makan. Dari pagi anda tidak makan apa pun, kalau Nyonya seperti ini Bunda Clara pasti akan sedih," ucap Bi Sum. Wanita berusia lanjut itu tidak pernah lelah membujuk Anita sedari tadi. Mendengar kata-kata Bunda Clara, seketika Anita bangki

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status