Share

05. Anita Melahirkan

Author: Dila putri
last update Last Updated: 2024-01-06 12:35:37

Kabar tentang pernikahan Marwan sudah diketahui banyak orang, bahkan banyak juga emak-emak yang berbondong-bondong menyerbu akun media milik Yunita Indrisantika, yaitu istri keduanya Marwan.

Berbagai upatan, Kata-kata kasar terlontar pada halaman media Yuni, membuat Yuni marah dan frustasi karena ulah Anita.

"Pokoknya, Mama mau Papa ceraikan wanita itu, sekarang juga!" ucap Yuni pada Marwan diujung telpon.

"Bagaimana bisa, Papa menceraikan dia dalam keadaan hamil, Ma?" tanya Marwan yang ikut kesal dengan tindakan Anita yang menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang suami.

Kini banyak teman-teman Marwan yang menanyakan kebenaran berita itu,

"Awas saja kalau kamu tetap memilih wanita itu dibanding aku, setelah kamu membuatku malu." ancam Yuni lagi,

"Iya, Sayang. Kamu tenang saja aku tidak mungkin mempertahankan istri yang sudah menjatuhkan nama baik suaminya." jawab Marwan, berkata selembut mungkin agar hati Yuni melunak,

"Sekarang aku harus memikirkan bagaimana caranya agar orang-orang berhenti menyerbu akunku."

"Kenapa kamu gak sewa hackers saja?" Marwan memberikan usulan,

"Boleh juga saranmu, Pa. Aku coba ya, nanti aku hubungi Papa lagi." ujar Yuni yang langsung mematikan sambungan teleponnya,

Setelah panggilan terputus, Marwan terus memikirkan tentang perjanjian pra nikah yang sudah mereka sepakati,

'Aku tidak ingin hidup miskin setelah berpisah dengan Anita.' gumam Marwan langsung bangkit dari tempat duduknya bergegas mencari apa yang dia inginkan,

Namun sialnya, dia tidak menemukan apa pun didalam lemari itu.

Marwan kembali duduk di soffa, hingga Anita datang dari rumah ibunya.

Marwan marah besar pada Anita, karena menurutnya, tindakan Anita itu lancang dan sudah melewati batas.

"Kamu, sengaja membuat suamimu malu, Anita!" teriak Marwan begitu Anita melewati dirinya.

"Aku?" tunjuk Anita pada dirinya sendiri, "aku yang membuatmu malu, apa kamu malu karena semua orang sudah mengetahui kelakuan busuk, kalian berdua." ucap Anita dengan tegas,

"Seharusnya kamu tanya baik-baik padaku, Nita. Bukan dengan cera seperti itu! Kini semua orang telah tahu masalah rumah tangga kita. Karena ulahmu!" tunjuk Marwan,

"Seharusnya yang marah itu, aku, Mas. Bukan kamu. Disini aku yang disakiti, aku yang kau hianati. Tapi kenapa kamu menuduhku seolah-olah aku yang melukaimu?" tanya Anita dengan perasaan sedih dan kecewa.

Ia yang tersakiti, tapi dituduh menjadi biang masalah.

"Karena kamu, sudah membuat suamimu malu." teriak Marwan lagi,

Tanpa menjawab pertanyaan Marwan, Anita berlalu ke dalam kamarnya.

Marwan terus memikirkan cara, bagaimana ia mendapatkan semua aset dan surat perjanjian itu. Agar dirinya tidak kehilangan semua yang ia miliki.

'Apa Anita menyimpannya di rumah, Ibu?' gumam Marwan.

Seperti mendapatkan petunjuk, Marwan segera melangkahkan kaki menuju rumah ibunya.

Tanpa kata salam, Marwan memasuki rumah ibunya,

Merasa sang ibu masih fokus di tempat sholat, Marwan segera masuk ke dalam kamar sang ibu,

"Akhirnya, aku menemukanmu. Dasar, Anita bodoh. Dia pikir bisa mengelabui aku." ucap Marwan, terseyum jumawa karena mendapatkan apa yang ia cari.

"Aku harus segera mengamankan semua ini, enak saja, aku yang bekerja keras, malah si Anita yang akan menikmati hasilnya." gumam Marwan sebelum berlalu dari kamar sang ibu.

Seperti maling yang takut tertangkap basah, Marwan berjalan mengendap-endap, memastikan jika sang ibu masih fokus diatas sajadah di ruangan khusus untuk melakukan ibadah.

[Sayang. Aku sudah mendapatkan semua aset itu, besok pagi aku akan segera kembali padamu.] pesan singkat Marwan kirimkan pada Yuni,

[Wah kamu hebat, Sayang. Akhirnya kamu tidak jadi gembel. Segera lah kembali, aku sangat merindukanmu.] balas Yuni disertai emoticon hati,

[Aku juga tak ingin menjadi gembel, karena wanita bodoh itu, Sayang.]

[Baguslah, Sayang. Lagian kamu juga kenapa bikin surat gak jelas seperti itu, itu pasti usulan wanita bodoh itu, kan?]

[Iya, Sayang. Memang ini usulan dia. Sudah sekarang kamu tenang saja, semuanya sudah kembali padaku. Setelah anak itu lahir aku akan segera menceraikannya.]

[Wah. Kamu serius sayang?]

[Aku sangat serius, Yuniku. Sudah ya, sekarang aku mau istirahat, besok pagi aku harus kembali kesana.]

[Iya, Sayangku. Good night.] balas Yuni dengan emoticon cium,

Tepat jam lima pagi, Marwan sudah bersiap untuk pergi. Ia mengemas sendiri barang yang akan ia bawa, tanpa berpamitan pada Anita dan sang ibu Marwan pergi begitu saja.

--------------------------------

Hari demi hari Anita lewati seorang diri, kehamilan itu membuatnya lemah, tak jarang Anita masuk rumah sakit, bahkan sampe harus di opname. Namun hingga detik kelahiran tiba Marwan tak juga datang untuk menemaninya.

Dokter memberikan arahan, pada Anita,

"Ayo, Bu. Sebentar lagi, Dedeknya keluar. Ibu yang semangat, tarik nafas dari dalam. Hitungan ke tiga dorong yang kuat, ya." ucap seorang dokter wanita yang tengah membantu proses melahirkan Anita.

"Satu ... Dua .. Tiga .. Ayo, Bu. Dorong!" ucap dokter itu, dan tak lama terdengarlah tangisan baby, memenuhi ruang itu.

"Allhamdulilah. Selamat ya, Bu. Anaknya perempuan, saya akan membersihkan terlebih dahulu." ucap salah satu perawat, yang memperlihatkan baby mungil itu pada Anita.

Anita hanya menjawab dengan anggukan kepala, dia lega akhirnya anak yang selama ini, menjadi penyemangatnya telah lahir ke dunia.

"Apa suami, Ibu sudah dihubungi, Bu?" tanya seorang perawat yang tengah membersihkan Anita.

Mendengar pertanyaan itu, hati Anita kembali sakit. Pasalnya dari jam sembilan pagi, Anita sudah mencoba menghubungi Marwan bahwa dirinya tengah berada di rumah sakit.

Karena menurut dokter kandungan, anak yang Anita kandung harus dilahirkan hari itu juga, dengan melewati proses induksi.

Marwan hanya pulang dua atau tiga bulan sekali, dan hanya mengirim Anita uang dua ratus ribu untuk jatah sebulan.

Dia tak pernah memikirkan bagaimana nasib Anita dan juga ibunya yang bergantung pada penghasilan Marwan.

"Saya belum tahu, Sus. Tapi tadi saya sudah memberikan kabar lewat pesan singkat." jelas Anita pada sang perawat itu.

Mendengar jawaban Anita, perawat itu hanya tersenyum dan mencoba mengalihkan perhatian Anita pada sesuatu yang lebih menyenangkan. Karena ibu pasca melahirkan tidak boleh stress , itu akan memperngaruhi mental dan imunnya.

Sedangkan di kota D, Marwan tengah gelisah karena mendapatkan pesan, jika Anita sudah berada di rumah sakit karena harus melahirkan hari itu juga.

Dirinya ingin sekali pergi menemui Anita, karena bagaimana pun hati kecil Marwan selalu memikirkan nasib Anita dan ibunya di kampung. Tapi Marwan tidak berdaya dengan semua peraturan yang Yuni buat.

'Harus dengan alasan apa, agar aku bisa menemui Anita?' gumam Marwan sedih, memikirkan nasibnya sekarang.

Marwan mencoba menghubungi bosnya tempat ia bekerja, Marwan menceritakan semua yang terjadi pada Anita di kampung pada bosnya.

Marwan meminta bantuan, agar dia bisa kembali ke kampung tanpa harus membuat Yuni curiga tentang kepergianannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ketika Cinta Pertama Suamiku Kembali   Bab 76. Anita mengetahui video itu

    "Zaki antarkan saya pulang ke apartemen.""Sekarang?" tanya Zaki spontan. "Tahun depan, Zaki. Lagi pula kamu kenapa menatap saya seperti itu?""Ah tidak ada, Bos. Memangnya kenapa kok tumben mau pulang ke apartemen?""Kamu mulai kepo lagi?" Akhirnya Zaki terdiam. Ia tak lagi bertanya pada Lucas dan segera mengantarkan Lucas ke apartemennya. Begitu sampai di lobby, "apa kamu menempati apartemen pemberian saya?""Tentu dong, Bos. Dikasih fasilitas enak masa di sia-siakan.""Hmmm!" gumam Lucas. Kemudian dirinya segera berjalan lebih dulu. "Si Bos kenapa ya? Penampilannya kucel, kaya tidak memiliki semangat hidup saja. Dan tumben sekali berjauhan dengan Nyonya muda?" heran Zaki. Berbagai pertanyaan memenuhi pikiran Zaki, tapi dirinya tak mau ambil pusing. Ia lebih suka menghabiskan seluruh waktunya dengan wanita yang sudah menjadi istrinya saat ini. Sebelum masuk ke dalam kamar unitnya, Zaki melihat seorang pelayan membawakan banyak sekali jenis minuman beralkohol di depan pintu kam

  • Ketika Cinta Pertama Suamiku Kembali   Bab 75. sisi lain Lucas

    Cekrek. Cekrek. Beberapa kali Sella mengabadikan momen Yuni dengan lelaki itu. "Akan aku pastikan adikku melihat dengan mata kepalanya sendiri, baca kelakuan istrinya itu."Yuni tersenyum bahagia, karena sebentar lagi dirinya akan sukses membuat dua orang yang pernah melukai hatinya akan segera hancur. Aku harus menghubungi Marwan," ucap Sella. Ia segera melakukan panggilan pada adiknya. "Hallo," sapa Sella setelah panggilan itu terhubung. "Hallo, Mbak. Apa benar ini kamu?" "Kamu pikir siapa?""Ya Allah Mbak selama ini dirimu kemana aja? Aku sudah mencari kamu kemana-mana tapi tak pernah ketemu."Sella sedikit terharu mendengar kekhawatiran sang adik, "terima kasih. Mbak hanya sedang sibuk akhir-akhir ini. Maafkan Mbak sudah membuatmu cemas.""Mbak dimana sekarang?""Aku baru kembali ke ibu kota. Apa bisa kita ketemuan?""Kenapa Mbak tidak datang langsung saja ke tempat aku?""Mungkin lain kali.""Yasudah tidak masalah. Mau ketemu dimana Mbak?"Sella segera menyebutkan alamatny

  • Ketika Cinta Pertama Suamiku Kembali   Bab 74. Pelakor teriak pelakor

    Hotel Kencana nomor 112 adalah kamar yang di tempati Sella saat ini, tapi rupanya di hotel yang sama juga seseorang sedang memandu kasih penuh kenikmatan. "Sayang bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar," ajak Yuni pada Damian. "Berikan servis terbaikmu dahulu. Apa pun yang kamu inginkan akan aku turutkan."Tanpa membantah lagi Yuni segera melancarkan aksinya. Sejak Leon dan Marvel masuk penjara, teman kencan Yuni satu-satunya hanya Damian. Terlebih sekarang Damian memiliki waktu lebih untuk bertemu Al meski tanpa sepenuhnya Marwan. Rasa sayang Damian pada Al begitu besar, tapi dirinya juga tak bisa meninggalkan Thalia karena semua aset kekayaan yang ia miliki berasal dari keluarga Thalia. Pria beristri dan perempuan memiliki suami, menjalani hubungan rumit sampai memiliki anak. Sungguh kisah cinta yang sangat di luar nalar. "Ahhhhh Yuniku! Kamu memang selalu memberikan servis terbaik," erang Damian di sela-sela Yuni menelan habis larva putih kental itu ke dalam mulutnya. "Ap

  • Ketika Cinta Pertama Suamiku Kembali   Bab 73. Apakah Lucas menyesal?

    Tak ada pilihan untuk meredakan kemarahan Sella, Lucas milih untuk menuruti kemauan Sella dengan membawa kembali dirinya ke rumah yang ditinggali Anita. Sepanjang perjalanan jantung Lucas berdetak tak karuan. Meski dirinya marah pada Anita. Namun, untuk membawa gadis lain secara terang-terangan ia juga menjadi ketar ketir. "Babe," ucap Sella tiba-tiba. "Hmmm.""Sepertinya aku berubah pikiran.""Maksud kamu bagaimana?" Lucas menoleh ke samping. "Bagaimana kalau kamu belikan saja aku apartemen mewah?" Sella memberikan usul. "Kenapa begitu?" Lucas heran dengan permintaan Sella yang mendadak. "Hm! Setelah aku pikir-pikir kayanya bermain di belakang Anita lebih menyenangkan, dari pada bermain secara langsung.""Usul yang cerdas!" balas Lucas cepat. Sedetik kemudian jantungnya berpacu dengan normal kembali, ia lega dengan permintaan Sella. Lucas segera menghubungi Zaki untuk mempersiapkan satu unit apartemen mewah yang akan digunakan Sella. "Sedang di urus. Bagaimana kalau sementa

  • Ketika Cinta Pertama Suamiku Kembali   bab 72. Kesalahan kedua Lucas

    "Apa kamu ingin kita melakukannya lagi, Babe?" dengan lancang Sella membelai pipi Lucas. "Hentikan! Hapus video itu atau kamu akan menyesal.""Uhhh takut! Bagaimana kalau vidio itu sampai ke tangan Anita ya?""Itu tidak akan pernah terjadi!" Lucas mencekal dagu Sella. "Kamu takut, Babe? Bukan kan semalam kamu memaki-maki Anita pada saat dirimu mabuk?""Stop!""Kenapa? Atau kamu mau semua client kamu tahu skandal kamu?" ancam Sella tidak main-main. Dengan kasar Lucas menghempaskan cekalan itu. "Kamu mau apa? Uang? Sebutkan berapa jumlahnya?""Aku ingin kamu. Dan aku ingin memilikimu, Babe," balas Sella. Ia langsung menyerang Lucas dengan ciuman panasnya. Awalnya Lucas memberontak, tapi semakin Sella berbuat liar semakin Lucas tak berdaya. Dirinya lelaki normal meski Sella baru sekali bermain gila dengannya tapi sepertinya Sella telah berhasil menemukan titik kelemahan Lucas. "Ahhhhh!" akhirnya erangan tertahan itu keluar juga dari bibir seksi Lucas. Dengan lihai Sella telah mengu

  • Ketika Cinta Pertama Suamiku Kembali   Bab 71. Masuk Ke Dalam Perangkap Sella

    Sepanjang malam Anita terjaga, berkali-kali dirinya menghubungi Lucas. Namun tak ada satu pun panggilan yang di jawab hingga sering telpon itu terjawab oleh oprator pertanda ponsel Lucas telah kehabisan batrei. "Kamu ada dimana Abang?" ucap Anita dengan lirih. Luka bekas operasi saja belum sembuh, tapi sekarang ada yang lebih sakit dari luka itu. Yaitu hilangnya kepercayaan Lucas pada dirinya. "Aku bukan orang yang menyebabkan Bunda meninggal, Bang. Kenapa kamu tega menuduh aku seperti ini?""Aku kehilangan anak-anakku, mertuaku dan sekarang aku juga kehilangan kepercayaan kamu Bang."Beberapa kali pelayanan mengetuk pintu kamar Anita, tapi tak ada satu pun yang dihiraukan Anita. Ia larut dalam kesedihan yang mendalam. "Nyonya muda, anda harus makan. Dari pagi anda tidak makan apa pun, kalau Nyonya seperti ini Bunda Clara pasti akan sedih," ucap Bi Sum. Wanita berusia lanjut itu tidak pernah lelah membujuk Anita sedari tadi. Mendengar kata-kata Bunda Clara, seketika Anita bangki

  • Ketika Cinta Pertama Suamiku Kembali   Bab 70. Sella bersama Lucas di dalam kamar

    Kekecewaan akibat kehilangan ternyata membuat Lucas benar-benar kehilangan arah hidupnya. Dari arah beberapa meter. Sella melihat Lucas berjalan memasuki Bar ternama di ibu kota. "Ini adalah kesempatan emas untuk aku memanfaatkan keadaan," gumam Sella. Dengan penuh semangat Sella keluar dari mobilnya, sebelum itu tak lupa dirinya membenarkan riasan pada wajahnya juga menyemprotkan parfum di area tertentu. Sella mengambil duduk sedikit berjarak dengan Lucas. Agar dirinya leluasa memperhatikan objek fantasinya selama ini. Dari kejauhan Sella melihat Lucas terus menuangkan minuman beralkohol kedalam gelasnya. Sudah lima botol minuman itu ia habiskan dan sepertinya Lucas sudah mabuk berat. "Ini adalah saatnya." Sella berjalan mendekat ke arah Lucas."Stop jangan tuangkan lagi! Kamu sudah mabuk berat," cegah Sella mengambil botol itu. "Kembalikan," desah Lucas dengan suara berat. "Tidak! Kamu sudah mabuk berat.""Kembalikan!"Lucas mencoba merebut botol itu. Namun, Sella dengan s

  • Ketika Cinta Pertama Suamiku Kembali   Bab 69. Lucas dan dunia malam

    "Masuk!" ucap Lucas dengan datar. Yang langsung berlalu. Dengan perasaan heran, pak Anang membuka pintu lebar mempersilakan Marwan untuk memasuki rumah mewah itu. Setelah diantarkan oleh pak Anang, akhirnya Marwan menginjakkan kaki juga di rumah mewah milik suami baru Anita. Ekor mat Marwan tidak berhenti memindai sekitar. Ia begitu mengagumi interior rumah bergaya modern itu. "Beruntung sekali hidup Anita sekarang," gumam Marwan. "Silakan duduk," ucap Lucas yang baru saja kembali diikuti dengan Anita di belakang. "Terima kasih." Marwan segera menjatuhkan badannya di kursi empuk. "Sekarang jelaskan kebusukan apa yang sudah kalian lakukan di belakang saya?""Bang stop menuduh seperti itu!" Anita berucap dengan lirih. "Katakan sekarang atau mau polisi yang langsung menginterogasi kalian?""Ma-ksud anda apa?" tanya Marwan terbata. "Seorang suami yang pergi meninggalkan istrinya demi perempuan lain, dan tiba-tiba menyusun rencana dengan mantan istrinya untuk mengamankan masa depa

  • Ketika Cinta Pertama Suamiku Kembali   Bab 68. Penyesalan Marwan

    "Auhhh!" Marwan memegangi dadanya yang terasa sesak. Seakan ada beban besar yang menghimpit bagian dalam hatinya. "Kenapa Pa?" tanya Yuni. "Dadaku sesak, Ma."Yuni melirik sekilas, "loh kok Papa nangis sih? Ada apa?"Bukannya menjawab Marwan malah semakin terisak, hatinya bagaikan diiris sangat sakit. Namun ia juga tak paham kenapa bisa seperti itu. "Anakku," lirih Marwan pelan. "Maksud kamu apa, Pa?""Anakku. Aku kangen anakku Ma.""Makanya Pa. Jangan kamu habiskan waktumu untuk bekerja, Al juga membutuhkan kamu. Dia juga ingin bermain bersama kamu.""Bukan Al Ma. Papa kangen anak perempuan Papa."Brak! Yuni menggebrak meja dengan kasar. Ia segera berdiri. "Maksud Papa apa? Sejak kapan kamu ingat anak perempuan murahan itu Pa?""Jaga bicara kamu Ma. Kamu tidak ada hak untuk memaki Anita dan juga anakku."Yuni terkekeh mendengar pembelaan dari Marwan. "Oh jadi sekarang kamu mulai membela mereka? Sejak kapan? Kerasukan setan apa kamu Pa?" ujar Yuni dengan sinis. Bukannya menjawa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status