Share

Bab 39

Aku dan Tuan Raihan duduk di sofa ruang TV. Berjauhan. Wajahku menunduk dengan jantung bertalu-talu. Jari-jari tangankan bertautan satu sama lain, mengurai sedikit ketegangan yang menggelayut di hati.

"Ehhmmm." Tuan Raihan sedikit berdehem. Lalu mengubah posisi duduknya menjadi lebih tegak.

"Saya tadi habis ketemu teman. Janjian di restoran dekat kantor, makanya pulangnya telat." Tuan Raihan memulai percakapan. "Waktu saya akan pulang, saya tidak sengaja ketemu Pak Ari yang habis meeting sama rekannya. Jadilah kami ngobrol-ngobrol dulu sambil minum kopi." Tuan Raihan melanjutkan kembali.

Aku mendengarkan dengan seksama. Sesekali menatap wajahnya tapi kemudian buru-buru menunduk lagi. Apalagi kalau tanpa sengaja pandangan kami beradu. Menambah ketegangan menjadi lebih kuat lagi. Suasana rumah yang sudah sunyi senyap membuatku begitu grogi. Hanya suara gemericik air yang membasahi genteng yang terdengar.

"Saya tadi sempat mendapat beberapa informasi, mudah-mudahan bermanfaat buat kamu.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status