Share

5

Penulis: Disi77
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-10 08:36:10

Lisa baru selesai membersihkan rumah. Pesan baru, masuk ke ponselnya. Wajah Lisa terlihat malas saat tahu yang mengirimnya pesan adalah Tina.

“Lisa, kamu tahu. Tadi malam Jason begitu menggairahkan.”

“Seharusnya kamu melihat bagaimana Jason memperlakukanku dengan baik.”

Tina sengaja membuat Lisa marah dan cemburu, padahal tak ada yang terjadi di malam tersebut. Jason bahkan tak meliriknya dan tidur di atas sofa setelah menidurkan Tina di ranjang kamarnya.

Namun, Lisa tidak marah dan sama sekali tak peduli. Rasa cemburunya Lisa pun sudah hilang.

Pesan dari Tina belum selesai. “Kenapa kamu sangat tak tahu diri? Sejak awal Jason adalah milikku, tetapi kamu merebutnya dariku.”

Lisa tak tahan dengan tuduhan tersebut. Ia pun membalas. “Merebut darimu? Kamu yang meninggalkan Jason. Ingat itu!”

Tina masih terus membalas pesannya, tetapi Lisa mengabaikannya. Lisa menatap jam dinding, waktu masih panjang sebelum Jason pulang. Ia pun memutuskan membersihkan rumah sekali lagi, memilah perlengkapan stok bahan makanan.

Setidaknya Lisa harus memastikan vila dalam keadaan rapi dan stok makanan untuk Jason masih cukup. Jason pasti bisa memasak sendiri.

“Kenapa, aku masih memikirkannya? Terserah, Jason mau kelaparan atau tidak setelah aku pergi.”

Lisa kesal pada dirinya sendiri, tetapi masih merapikan stok makanan di dapur. Dia merapikan dan menyusunnya sesuai jenis bahan makanan tersebut.

Sore pun tiba, Lisa langsung memasak untuk menyiapkan makan malam Jason, lalu pergi mandi. Hari ini dia memakai pakaian cerah dan sedikit berdandan. Semua pakaiannya sudah tersusun rapi dalam koper.

Tak banyak pakaian miliknya, jadi 1 koper saja cukup. Suara mobil Jason terdengar. Lisa pun langsung keluar dari kamarnya dan menyambutnya.

Jason mengerutkan dahinya heran. Lisa tersenyum lebar dengan pakaian cerah. “Pergilah mandi, aku akan menghangatkan makanan untukmu.”

Lisa langsung berbalik setelah menyambut Jason. Jason penasaran, apa yang ingin dikatakan wanita tuli itu dengan pakaian cerah dan senyuman lebarnya.

Biasanya, Lisa berapakain cerah jika hatinya sedang gembira. Apa yang membuat dia gembira? Jason terlalu penasaran, hingga ia mandi lebih cepat dan langsung menuju meja makan.

“Aku memasak makanan kesukaanmu. Jika kamu sudah selesai beritahu aku!”

“Apa hari ini ada yang istimewa?”

Jason semakin heran, tetapi tak menunjukkan ekspresi heran. Dia kira Lisa akan protes karena kemarin malam membawa Tina. Lisa menggelengkan kepalanya.

“Bukankah kamu berkata ingin mengatakan hal penting? Apa itu?” tanya Jason, tetap dengan ekpsesi dinginnya.

“Aku akan mengatakannya setelah kamu selesai makan.”

“Katakan sekarang saja!”

Lisa pun mengangguk. Dia tersenyum tipis mempersiapkan diri. “Mari kita bercerai, Jason!”

“Apa?” Jason terkejut. Dia sungguh tak menyangka Lisa berani mengatakan hal tersebut.

Apa lagi Lisa mengatakannya dengan mengenakan pakaian cerah. Ini bukanlah sesuatu yang menggembirakan. “Apa kamu gila?”

“Tina sudah kembali ... dia hadir dengan prestasi yang luar biasa. Aku tak ingin menjadi penghalang untuk cinta kalian,” kata Lisa mantap. “Jadi, mari kita bercerai! Aku tak akan menghalangi jalanmu.”

Lisa langsung berbalik tanpa menunggu respon Jason. Bukan tanpa alasan Lisa langsung berbalik, kepalanya tiba-tiba berdenyut hebat dan sakit. Lisa tak ingin Jason tahu kalau dirinya sedang sakit.

Dia tak menyadari Jason terkejut dengan tatapan tak percaya. Jason hanya bisa memandangi tubuh Lisa hingga memasuki kamarnya.

Jason marah dan tak bisa menerimanya. Lisa seperti mengajaknya berperang. Dia lantas membalik meja makan.

Semua makanan itu tumpah. Jason sudah tak berselera untuk makan. Lisa benar-benar mempermainkan perasaannya.

Jason langsung memasuki kamarnya dan mengendalikan emosinya. Dia belum pernah semarah ini pada orang lain. Kenapa Lisa berani membuatnya marah?

Selama ini Lisa sudah seperti budak. Tak akan berani menyinggung perasaannya, apa lagi membuat marah. Jika sampai membuat marah, Lisa akan segera meminta maaf dan berjanji tak akan melakukannya lagi.

“Pasti dia akan segera mengetuk pintu dan meminta maaf.”

Jason yakin sekali. Seperti itulah Lisa selama ini. Hingga pagi, Lisa tak mengetuk pintu kamarnya.

Setelah mandi, Jason langsung keluar dan duduk di meja makan. Tak ada sarapan untuknya. “Apa-apaan ini?” Jason semakin marah.

Lisa keluar dari kamarnya dengan pakaian cerah yang semalam dipakainya. Wanita itu benar-benar bertingkah aneh, pikir Jason. Ya, Lisa bahkan menarik koper berukuran sedang dan berhenti di hadapannya.

“Jika kamu punya waktu luang di pagi hari, tolong beri tahu aku! Lebih baik segera mengurus perceraian kita!” Lisa berkata seraya meletakan map di hadapan Jason.

Jason langsung membukanya. Isinya adalah berkas gugatan perceraian. “Apa-apaan ini?” tanyanya marah.

“Kamu meminta cerai hanya karena Tina datang atau ada maksud lain? Atau karena harta atau uang?”

“Tak ada harta yang kuminta atau pun uang. Hanya cerai.”

Lisa menekankan ucapannya dengan tegas. Kemudian ia langsung pamit.

Jason berteriak. “Mau ke mana kamu?”

“Keluar dari vila-mu. Setelah bercerai, aku sudah tak ada hak di sini ... ini vila-mu,” Jawab Lisa tanpa menoleh.

Sengaja Lisa menekankan kata vila-mu, sebab itulah yang sering dikatakan Jason jika sedang marah. Langkah Lisa terasa ringan setelah keluar dari kamar Jason.

Lisa terasa terlahir kembali. Dia tersenyum lebar, walaupun hatinya sakit. Kehidupannya akan di mulai setelah ini.

Segera Lisa memberhentikan taksi dan pergi menuju panti asuhan tempatnya dulu berada. Lisa rindu suasana hangat panti asuhan itu. Hanya tempat itu yang menyambutnya ramah.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   133. End

    Lisa hendak membuka mulutnya, tetapi Ryan menggeleng, isyarat dia belum selesai dengan ucapannya. Namun, Jason menyela. “Ryan, kamu tak perlu melakukan ini semua! Kamu berlebihan dan hanya akan membuat semua ini tak nyaman. Kita juga pernah membahas ini, bukan? Jangan membebani Lisa!”“Tidak, Jason! Justru aku harus melakukan ini semua. Kalian masih saling mencintai dan aku tak ingin terjebak dengan rasa bersalah di sisa hidupku.” Suara Ryan tegas tanpa keraguan.“Aku sadar, kalau kalian sebenarnya saling berkorban, menjaga hati agar orang yang kalian cintai tak terluka. Namun, itu tidak benar! Aku tak ingin terlihat egois, Jason. Lisa tak akan bahagia jika terus bersamaku. Di dalam hatinya Lisa hanya ada kamu ... Jason Abraham!” Ryan menambahkan dengan tegas dan penuh keyakinan. “Kamu tahu kebahagiaanku adalah me

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   132.

    Ryan terdiam dan termenung setelah Alexandra pergi. Tentu saja semua ucapan Alexandra memang benar. Beberapa ingatan mencuat seolah memberikan dukungan dengan semua ajakan Alexandra.Terutama tentang Lisa. Ryan menemukan sebuah obat yang merupakan alat kontrasepsi darurat. Saat itu dia berpikir Lisa memang belum siap untuk hamil atau memang karena mereka belum menikah.“Sepertinya itu alasan hatinya Lisa. Dia pasti masih belum melangkah maju dari Jason,” gumam Ryan mencoba menyimpulkan.Dulu, dirinya dirundung ambisi yang tinggi untuk mendapatkan Lisa. Apa lagi saat tahu jika Lisa yang selama ini dicintainya, ternyata disakiti oleh lelaki lain. Tujuan awalnya yang hanya ingin melindungi berubah menjadi ambisi.Semuanya berubah setelah melihat bagaimana Lisa m

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   131.

    “Biarkan dia masuk!”Ryan yang sudah berada di kantornya terlihat ragu dan bingung saat sekretarisnya mengatakan seorang wanita ingin bertemu dengannya. Wanita itu mengatakan ingin membahas tentang Lisa. Dia pun melihat rupa wanita itu dari CCTV, tetapi tak mengenalnya.“Mungkin itu teman masa kecil Lisa atau memang dulu mengenalnya?” gumam Ryan meyakinkan dirinya.Bukan tanpa alasan, sejak Lisa tinggal di panti asuhan, dia selalu terbuka padanya. Wajar saja jika Ryan mengenal siapa saja yang mengenal Lisa dengan baik. Seingatnya, Lisa tak banyak memiliki teman.“Silahkan masuk!” seru Ryan mendengar pintu ruangan kerjanya diketuk.Wanita cantik anggun dan berkelas melangkah tanpa ragu

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   130.

    “Bukan tentang Sean, tetapi tentang kamu.” Olivia menjawab dengan wajah serius.Lisa tampak terkejut dan bingung. Namun, dia tak punya pilihan untuk menolak mendengar penjelasan Olivia. Mereka berbincang sebentar di dalam mobil sesuai permintaan Olivia.“Sejujurnya ini semua berawal dari keegoisanku, Lisa. Seharusnya aku memperlakukanmu dengan baik dan lebih sering memberikan ucapan terima kasih,” kata Olivia memulai pembahasan berat.Olivia terdiam sejenak, menghirup napas dalam, mengingat pembahasan dengan Lisa akan sangat panjang. Lisa pun hanya diam dan menyimak. Dia memberikan kesempatan pada Olivia menjelaskan semua isi hatinya.Tak tahu apa intinya perbincangannya, yang jelas Lisa merasa was-was. Jantungnya terasa berdebar kencang, te

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   129.

    Tina ditemukan meninggal esok harinya. Dia bunuh diri menegak cairan pembersih toilet. Tak ada yang menangisi kematiannya.Mike, ayahnya bahkan merutuki perbuatan bodoh Tina. “Kenapa kamu menjadi lemah, Tina? Seharusnya kamu berpikir mencari cara agar bisa bebas.”“Sepertinya aku terlalu memanjakannya sehingga Tina tak bisa menjadi pintar.”Namun, Mike tetap berpura-pura merasa sedih dan menangis kencang saat polisi mengizinkan melihat jasad Tina untuk yang terakhir. Mike meminta agar kematian Tina diusut dan mencari penyebab bunuh dirinya, tetapi permintaannya tak dikabulkan. Padahal dia berpikir, mungkin saja bisa meringankan hukuman untuknya.“Tak ada keanehan pada Katrina Wilde. Dia pasti merasa tertekan dan putus asa karena semua kejaha

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   128.

    “Untuk apa kau menemuiku? Apa belum puas melihatku menderita?” Suara Tina sinis dan ketus. Wajahnya lemas dan penuh keputusasaan.Jenifer menuntut Tina menipu dan menapuasi kontrak. Tentu saja Jenifer bisa melakukannya sebab uang pembayaran untuk Tina sudah diterima. Dengan bukti yang tersiar secara langsung saat jumpa pers Tina, membuat tuntutan kuat dan tak terbantahkan.Tina juga terjerat tuntutan Nania, sebagai kaki tangan Mike pada kasus penipuan. Semuanya membuat Tina tak akan bisa lolos dari jerat hukum. Dia juga dibenci dan dihujat para penggemarnya.Nama Tina langsung meredup. Semua usahanya sia-sia dan dia kini sendirian dalam kesengsaraan. Nania pun memastikan Tina tak berada dalam gedung yang sama di penjara. Terakhir dari Ryan.Sesuai yang direnc

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status