Share

6

Author: Disi77
last update Huling Na-update: 2024-12-10 08:36:59

Lisa tiba di panti asuhan tempatnya dulu saat beranjak dewasa. Bibi Maria yang kini sudah tua menyambutnya dengan suka cita. Dia tak menyangka Lisa akan mengunjunginya.

“Lisa, ini sangat tak terduga. Aku sungguh tak menyangka kamu akan datang menemuiku,” kata Maria lalu memeluk Lisa erat.

“Aku sangat merindukanmu, Bibi.”

Senyuman Lisa benar-benar tulus. Ia belum pernah merasa sebahagia saat ini. Maria pun membawanya masuk ke dalam panti dan memasak makanan kesukaan Lisa.

Maria tak mengizinkan Lisa membantunya. Lisa pun memilih melihat anak-anak panti asuhan yang sedang bermain di taman. Senyumannya terus terukir.

“Aku merasa hidup setelah terlahir kembali.”

Keputusan Lisa untuk meninggalkan villa Jason adalah keputusan yang tepat. Lisa bisa mendengar tawa anak-anak panti asuhan yang begitu membahagiakan. Di sini dia merasa sangat dihargai.

Lisa lantas berbaur dengan anak-anak panti asuhan, ikut bermain dan tertawa bersama mereka. Wajah ceria Lisa terlihat sangat berbeda. Dia merasa tak punya beban.

Maria lantas memanggilnya dan mengajaknya makan. Malam pun tiba, Maria menyadari ada yang berbeda dengan Lisa yang sudah dianggap seperti anak kandungnya sendiri. Maria tahu bagaimana Lisa saat kecil dan dibuang oleh keluarganya.

Walaupun hari ini Lisa banyak tersenyum dan tertawa, tetapi Maria yang memiliki jiwa seorang ibu bisa tahu jika Lisa tidak baik-baik saja. “Kenapa kamu meminta menginap di sini?”

“Apakah aku sudah tidak diterima di sini?” Lisa bertanya dengan wajah merajuk, tapi tahu ke mana arah pembicaraan Maria.

“Jujur padaku, Lisa! Aku yang membesarkanmu dengan penuh cinta, jadi aku tahu kalau kamu sedang menyembunyikan sesuati dariku.”

“Aku sungguh merindukanmu, Bibi Maria, sungguh!”

Tanpa sadar Lisa berkata dengan berlinang air mata. Maria lantas memeluknya erat dan membelai rambutnya. “Maafkan aku, Bibi. Aku tak tahu ke mana harus pergi. Hanya Bibi yang terpikir olehku, tapi aku tak menganggap kamu adalah tempat pelarianku,”

“Tentu saja aku tidak keberatan, Lisa. Rumah ini selalu terbuka untukmu. Kamu jangan merasa sungkan,”

Maria pun mengahapus air mata Lisa. Senyuman Lisa mengukir cantik.

“Kamu bertengkar dengan Jason?” tanya Maria lagi.

Maria masih penasaran dengan kehidupan Lisa. Wajah Lisa langsung menunduk. Dia tahu tak akan bisa berbohong pada Maria.

Bagi Lisa Maria adalah ibu kandungnya yang selalu mengerti dirinya. Kasih sayang Nania yang menjadi ibu kandungnya, tergantikan oleh Maria. Itulah sebabnya Lisa tak pernah sungkan dan dia tak bisa berbohong.

“Tina kembali dengan prestasi yang gemilang dan mengatakan ingin kembali pada Jason, Bibi. Jadi, aku bisa apa?” kata Lisa, lalu tersenyum getir. “Melepaskan Jason untuk Tina adalah keputusan yang baik, bukan?”

Lisa berkata lagi seraya menatap wajah Maria dan tersenyum getir lagi. Dada Maria terasa sesak. Dia melihat rasa sakit pada wajah Lisa.

“Apa kamu bahagia?”

“Melepaskan Jason membuatku bahagia, Bibi ... dengan begitu aku bisa pergi ke mana pun yang aku mau. Benar?”

Maria mengangguk, lalu memeluk Lisa lagi. Dia tahu cinta Lisa besar dan tulus untuk Jason. Maria lah saksinya bagaimana Lisa begitu bahagia saat mendengar berita menggantikan Tina menikah dengan Jason.

Malam ini keduanya tidur bersama, bercerita masa kecilnya Lisa yang dihabiskan di panti asuhan. Menjelang pagi Lisa terbangun dengan kepala yang berdenyut hebat. Lisa lupa tadi malam tidak munum obat karena terlalu bahagia.

Seperti biasanya Maria sudah bangun lebih dulu dan meninggalkan Lisa seorang diri. Hal itu menguntungkan Lisa. Tentu saja dia tidak ingin Maria tahu kalau dirinya sedang sakit.

Jason belum tidur sejak malam tadi. Dia tidak bisa tidur karena memikirkan Lisa. Ia merasa ada yang aneh setelah Lisa pergi.

Beberapa kali Jason menatap layar ponselnya. Muncul sebuah harapan Lisa mengirimkan pesan dan mengatakan menyesal, tetapi tidak ada. “Berani sekali dia bersikap seperti ini padaku.”

Jason memilih bangun dan berjalan menuju dapur. Perutnya tiba-tiba lapar. Setelah Lisa pergi kemarin pagi, selera makannya menjadi hilang. Bahkan Jason melewatkan makan siang dan sore.

Namun, dia menjadi bingung. Selama ini Jason belum pernah mengunjungi dapur. Selama ini dia hanya tahu makanan tersedia di meja malan. Jason tak suka ada orang lain di villa-nya. Semua yang mengatur villa dan bersih-bersih adalah Lisa.

Ah, seharusnya Jason merasa senang rumah ini tak ada wanita yang membuatnya kesal. Namun, kenapa Jason tidak merasa bahagia dan justru merasa ada yang hilang.

“Rumah ini nanti akan menjadi berdebu dan berantakan karena tak ada yang membersihkan,” kata Jason.

Tentu saja ia harus punya alasan mengapa hati dan pikirannya merasa ada yang hilang setelah Lisa pergi. Benar, Jason yakin sekali karena alasan tersebut. Selama ini dia tak pernah menganggap Lisa sebagai manusia. Baginya Lisa hanyalah seorang beban.

Suara bel hampir mengejutkan Jason. Tiba berkunjung dengan senyuman cerah dan menunjukkan kotak bekal di tangannya.

“Aku yakin kamu belum sarapan. Benar?” kata Tina. “Aku membawakan sarapan untukmu.”

“Kebetulan sekali, aku memang sedang lapar.”

Tina langsung memasuki villa dan menyiapkan sarapan untuknya. Tiba-tiba Jason terdiam saat melihat menu masakan yang disajikan Tina.

“Ada apa? Aku masih ingat semua menu kesukaanmu, Jason ... aku memasaknya dengan tanganku sendiri karena kamu adalah orang yang spesial.” Tina berkata dengan wajah bangga.

“Singkirkan semua ini! Aku tak berselera.”

Jason mendorong kasar makanan dari Tina. Semuanya mengingatkannya pada Lisa. Melihat penampilannya, tak semenarik masalah Lisa. Selera makan Jason hilang dan perutnya tiba-tiba kenyang.

“Ada apa? Kamu tidak suka aku membawakan makanan untukmu? Aku melakukan ini semua untukmu, Jason?” tanya Tina marah. Dia bisa melihat ekspresi kesalnya Jason.

Tiba bahkan merasa dirinya tak dihargai. Jason mendesah kesal.

“Tampilan masakanmu membuatku tak berselera. Jauh berbeda dengan tampilan masakan yang dibuat Lisa.”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   133. End

    Lisa hendak membuka mulutnya, tetapi Ryan menggeleng, isyarat dia belum selesai dengan ucapannya. Namun, Jason menyela. “Ryan, kamu tak perlu melakukan ini semua! Kamu berlebihan dan hanya akan membuat semua ini tak nyaman. Kita juga pernah membahas ini, bukan? Jangan membebani Lisa!”“Tidak, Jason! Justru aku harus melakukan ini semua. Kalian masih saling mencintai dan aku tak ingin terjebak dengan rasa bersalah di sisa hidupku.” Suara Ryan tegas tanpa keraguan.“Aku sadar, kalau kalian sebenarnya saling berkorban, menjaga hati agar orang yang kalian cintai tak terluka. Namun, itu tidak benar! Aku tak ingin terlihat egois, Jason. Lisa tak akan bahagia jika terus bersamaku. Di dalam hatinya Lisa hanya ada kamu ... Jason Abraham!” Ryan menambahkan dengan tegas dan penuh keyakinan. “Kamu tahu kebahagiaanku adalah me

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   132.

    Ryan terdiam dan termenung setelah Alexandra pergi. Tentu saja semua ucapan Alexandra memang benar. Beberapa ingatan mencuat seolah memberikan dukungan dengan semua ajakan Alexandra.Terutama tentang Lisa. Ryan menemukan sebuah obat yang merupakan alat kontrasepsi darurat. Saat itu dia berpikir Lisa memang belum siap untuk hamil atau memang karena mereka belum menikah.“Sepertinya itu alasan hatinya Lisa. Dia pasti masih belum melangkah maju dari Jason,” gumam Ryan mencoba menyimpulkan.Dulu, dirinya dirundung ambisi yang tinggi untuk mendapatkan Lisa. Apa lagi saat tahu jika Lisa yang selama ini dicintainya, ternyata disakiti oleh lelaki lain. Tujuan awalnya yang hanya ingin melindungi berubah menjadi ambisi.Semuanya berubah setelah melihat bagaimana Lisa m

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   131.

    “Biarkan dia masuk!”Ryan yang sudah berada di kantornya terlihat ragu dan bingung saat sekretarisnya mengatakan seorang wanita ingin bertemu dengannya. Wanita itu mengatakan ingin membahas tentang Lisa. Dia pun melihat rupa wanita itu dari CCTV, tetapi tak mengenalnya.“Mungkin itu teman masa kecil Lisa atau memang dulu mengenalnya?” gumam Ryan meyakinkan dirinya.Bukan tanpa alasan, sejak Lisa tinggal di panti asuhan, dia selalu terbuka padanya. Wajar saja jika Ryan mengenal siapa saja yang mengenal Lisa dengan baik. Seingatnya, Lisa tak banyak memiliki teman.“Silahkan masuk!” seru Ryan mendengar pintu ruangan kerjanya diketuk.Wanita cantik anggun dan berkelas melangkah tanpa ragu

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   130.

    “Bukan tentang Sean, tetapi tentang kamu.” Olivia menjawab dengan wajah serius.Lisa tampak terkejut dan bingung. Namun, dia tak punya pilihan untuk menolak mendengar penjelasan Olivia. Mereka berbincang sebentar di dalam mobil sesuai permintaan Olivia.“Sejujurnya ini semua berawal dari keegoisanku, Lisa. Seharusnya aku memperlakukanmu dengan baik dan lebih sering memberikan ucapan terima kasih,” kata Olivia memulai pembahasan berat.Olivia terdiam sejenak, menghirup napas dalam, mengingat pembahasan dengan Lisa akan sangat panjang. Lisa pun hanya diam dan menyimak. Dia memberikan kesempatan pada Olivia menjelaskan semua isi hatinya.Tak tahu apa intinya perbincangannya, yang jelas Lisa merasa was-was. Jantungnya terasa berdebar kencang, te

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   129.

    Tina ditemukan meninggal esok harinya. Dia bunuh diri menegak cairan pembersih toilet. Tak ada yang menangisi kematiannya.Mike, ayahnya bahkan merutuki perbuatan bodoh Tina. “Kenapa kamu menjadi lemah, Tina? Seharusnya kamu berpikir mencari cara agar bisa bebas.”“Sepertinya aku terlalu memanjakannya sehingga Tina tak bisa menjadi pintar.”Namun, Mike tetap berpura-pura merasa sedih dan menangis kencang saat polisi mengizinkan melihat jasad Tina untuk yang terakhir. Mike meminta agar kematian Tina diusut dan mencari penyebab bunuh dirinya, tetapi permintaannya tak dikabulkan. Padahal dia berpikir, mungkin saja bisa meringankan hukuman untuknya.“Tak ada keanehan pada Katrina Wilde. Dia pasti merasa tertekan dan putus asa karena semua kejaha

  • Ketika Istri Billionaire Pergi   128.

    “Untuk apa kau menemuiku? Apa belum puas melihatku menderita?” Suara Tina sinis dan ketus. Wajahnya lemas dan penuh keputusasaan.Jenifer menuntut Tina menipu dan menapuasi kontrak. Tentu saja Jenifer bisa melakukannya sebab uang pembayaran untuk Tina sudah diterima. Dengan bukti yang tersiar secara langsung saat jumpa pers Tina, membuat tuntutan kuat dan tak terbantahkan.Tina juga terjerat tuntutan Nania, sebagai kaki tangan Mike pada kasus penipuan. Semuanya membuat Tina tak akan bisa lolos dari jerat hukum. Dia juga dibenci dan dihujat para penggemarnya.Nama Tina langsung meredup. Semua usahanya sia-sia dan dia kini sendirian dalam kesengsaraan. Nania pun memastikan Tina tak berada dalam gedung yang sama di penjara. Terakhir dari Ryan.Sesuai yang direnc

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status