Share

Kenyataan Pahit

POV Radit

"Bang, aku tidak mau tahu. Kamu harus segera mencarikan uang untuk DP mobil. Jangan sampai kita habis hajatan tidak terlihat membeli sesuatu yang baru." Desti sudah merepet pagi-pagi. Kami baru saja selesai sarapan.

Aku meneguk segelas air putih hingga tandas. Otakku bekerja dengan keras. Dari mana dapat uang sebesar puluhan juta dalam waktu dekat? Uang hasil hajatan hanya cukup untuk membayar sewa-sewa serta daging sapi yang lumayan banyak. Tamunya memang banyak yang datang, tapi uang kondangannya tak seberapa.

"Bang, cepat gerak dong. Jangan hanya melamun dan menunggu keajaiban." Desti bangkit dari tempat duduknya. Piring kotor ia tumpuk, dibawanya ke wastafel.

"Pagi ini Abang mau ke rumah Kang Paimin. Setelahnya Abang akan ke rumah Pak Nardi mau kasbon." Aku berdiri dari duduk. Berjalan ke arah kulkas. Mengambil kunci motor yang disimpan di atasnya.

"Pulang harus membawa hasil!" Aku hanya mengangguk menanggapi ucapan Desti. Aku maklum dengan segala perubahannya. Dia jadi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status