Share

Radit mengamuk di Kebun Karet.

"Tenang dulu, Mas. Diminum dulu teh manisnya." Kang Paimin menyodorkan segelas teh hangat padaku.

Aku sampai tidak menyadari kapan istrinya menyuguhkan minum hangat itu. Biasanya aku akan meminumnya hingga tandas. Tapi, tidak kali ini. Aku tak berselera.

Aku berdiri dari tempat duduk setelah menyambar uang dalam plastik kresek tadi.

"Kang, aku pamit." Segera kubawa langkah kaki meninggalkan rumah Kang Paimin.

Kubawa motor melaju ke arah kebun.

"Siapa yang menyuruh kalian menyadap di tempat saya?" Kudekati lelaki kerempeng yang sedang menderes getah itu.

Dia mendongak, menatapku yang sedang berkacak pinggang.

"Yang menyuruh saya? Ya yang punya tanahlah, Mas! Ini kebun milik Pak Randu. Kalau mau marah-marah atau komplain silakan hubungi beliau. Saya hanya orang suruhannya." Enteng sekali mulut itu menjawab. Ketenangan pria itu justru membuat emosiku semakin menjadi-jadi.

"Telepon sekarang bosmu! Suruh ke sini sekarang. Hadapi saya!" Kutepuk dada ini agar dia paham aku tak terima de
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
laki "kismin songong btul alina semua ambil hartamu selamatkan
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status