Share

Part42

Pagi harinya aku terbangun karena suara Bik Inah memanggil. Aku bergegas membuka pintu kamar yang sengaja aku kunci. Trauma akan kedatangan Mas Raka yang tiba-tiba tempo hari. Kepalaku benar-benar terasa pusing.

Entah memang pusing karena tidak enak badan, ataukah karena memikirkan semua persoalan yang menimpaku saat ini. Yang jelas, ucapanku tentang tidak enak badan itu hanyalah sebuah alasan, karena tak ingin berlama-lama lagi tinggal di sana.

Andai tak memikirkan kebaikan Mama selama ini, pasti sudah kutinggalkan saja rumah ini. Bingung bagaimana cara menghadapi semua orang, yang inginnya menang sendiri.

"Mbak Delima masih sakit?" tanya Bik Inah. "Sarapan yuk, Mbak. Bibik sudah buatin susu hangat buat Mbak Delima."

"Iya, Bik. Delima baik-baik aja. Makasih ya, Bik."

"Iya, Mbak. Ada Mas Deni juga di bawah. Lagi sarapan. Katanya mau balik ke rumah sakit nganterin baju ganti buat Ibuk."

"Mas Deni ada di bawah, Bik?" Aku cukup terkejut. Tiba-tiba jadi merasa tidak enak.

Teringat saat t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status