Beranda / Romansa / Ketika Mantan Jadi Kakak Posesif / Bab 19 - Telepon dari Ortu

Share

Bab 19 - Telepon dari Ortu

last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-18 06:39:19

Beberapa jam setelah makan malam yang terasa canggung baginya, Vella sedang asyik bersantai di sofa sambil menonton televisi. Wajahnya ditempeli masker yang melekat dingin di kulitnya, dengan bando lucu menahan poni-poni nakalnya agar tidak menempel di dahi. Suasana tenang itu tiba-tiba terganggu oleh dering telepon dari salah satu gadis kru yang tadi siang ikut menghiburnya makan pizza.

"Halo?" sapa Vella riang.

"Vella, gimana kalau minggu depan kita nonton film terbaru Chris Evans? Katanya action-nya keren banget!" seru temannya di seberang sana.

"Wih iya! Aku juga udah lama pengen liat itu. Tapi tau nggak sih, sebenernya idolaku tuh Tom Cruise dari dulu. Cowok kayak gitu tuh idaman banget! Berani, talent-nya oke, dan yang jelas... tampan!" canda Vella sambil tertawa ringan.

Di tengah obrolan seru mereka tentang aktor-aktor Hollywood, tiba-tiba Victor yang tak terdengar langkah kakinya mendekat, dengan santai merebahkan tubuhnya di sofa. Kepalanya yang berat tiba-tiba saja menyandar
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Ketika Mantan Jadi Kakak Posesif   Bab 19 - Telepon dari Ortu

    Beberapa jam setelah makan malam yang terasa canggung baginya, Vella sedang asyik bersantai di sofa sambil menonton televisi. Wajahnya ditempeli masker yang melekat dingin di kulitnya, dengan bando lucu menahan poni-poni nakalnya agar tidak menempel di dahi. Suasana tenang itu tiba-tiba terganggu oleh dering telepon dari salah satu gadis kru yang tadi siang ikut menghiburnya makan pizza."Halo?" sapa Vella riang."Vella, gimana kalau minggu depan kita nonton film terbaru Chris Evans? Katanya action-nya keren banget!" seru temannya di seberang sana."Wih iya! Aku juga udah lama pengen liat itu. Tapi tau nggak sih, sebenernya idolaku tuh Tom Cruise dari dulu. Cowok kayak gitu tuh idaman banget! Berani, talent-nya oke, dan yang jelas... tampan!" canda Vella sambil tertawa ringan.Di tengah obrolan seru mereka tentang aktor-aktor Hollywood, tiba-tiba Victor yang tak terdengar langkah kakinya mendekat, dengan santai merebahkan tubuhnya di sofa. Kepalanya yang berat tiba-tiba saja menyandar

  • Ketika Mantan Jadi Kakak Posesif   Bab 18 - Pengakuan Victor

    "Ah... benar-benar ceroboh~" rintih Vella lagi, kali ini dengan suara parau. Kedua telapak tangannya menutupi wajahnya, seolah berusaha menyembunyikan rasa malu dan frustrasi yang membara di pipinya.Victor mengamatinya dari kejauhan, tatapannya tajam bagai elang yang mengamati mangsanya. Kemudian, dengan langkah tenang namun penuh tujuan, dia mulai mendekat."Ada apa? Kau ingin menyerah?" suaranya rendah, terdengar hampir seperti bisikan di telinga meski mereka masih terpisah beberapa langkah.Sebelum Vella bisa menjawab, Victor sudah berdiri tepat di hadapannya. Tubuhnya yang tinggi menjulang membuat Vella yang duduk di sofa merasa kecil. Perlahan, dia berlutut, sehingga posisi matanya sejajar dengan Vella. Tangannya yang besar dan hangat menyentuh pergelangan tangan Vella, menariknya perlahan dari wajahnya."Jangan sembunyikan wajahmu dariku," bisiknya, suaranya lembut namun mengandung perintah. "Aku ingin melihat setiap emosi yang melewati wajah cantikmu."Vella terpana, tidak bis

  • Ketika Mantan Jadi Kakak Posesif   Bab 17 - Kegagalan

    "Kami tertarik dengan potensi kolaborasi ini, Nona Vella," ujar Ms. Rena dengan senyum profesional yang tertata rapi, meski matanya yang tajam tak berhenti mengamati setiap gerak-gerik Vella.Ruang rapat mewah Alves Entertainment yang biasanya sepi, hari ini diisi oleh kehadiran yang sangat berarti. Namun yang membuat suasana semakin mencekam adalah kehadiran langsung sang legenda hidup industri kosmetik—Madam Laurent. Perempuan paruh baya itu duduk tegak bak patung, wajahnya yang judes dipenuhi ekspresi angkuh yang seolah sudah melekat permanen. Penampilannya begitu mencolok: jaket fur hitam yang mewah, sanggul rambut tinggi yang sempurna tak sehelai pun terlepas, dan sepatu boots leather yang mengkilap—setiap detailnya berteriak tentang status dan kekuasaannya."Portofolio yang dikirimkan Alex sangat menarik perhatian kami," sambung Ms. Rena, yang bertugas sebagai kepala marketing yang bertanggung jawab mencari wajah baru untuk produk kosmetik mereka.Vella mengatur napas dalam-dala

  • Ketika Mantan Jadi Kakak Posesif   Bab 16 - Konfrontasi

    Vella masih terpaku memandangi tabung lipstik berwarna emas di telapak tangannya, perutnya bergejolak oleh rasa tidak percaya dan getir. Begitu banyak emosi yang bertarung dalam dirinya—kemarahan, rasa malu, dan yang paling menusuk: kecemburuan yang tak ingin diakuinya."Menemukan harta karun?"Suara rendah itu, seperti guntur dekat, membuatnya tersentak. Vella berbalik dan melihat Victor berdiri di ambang pintu, bersandar pada bingkai pintu dengan sikap santai yang menipu. Matanya, bagaimanapun, tajam dan waspada, langsung tertuju pada benda di tangannya.Dia tidak berkata apa-apa. Hanya melangkah mendekat, gerakannya halus seperti kucing besar. Dengan lembut namun penuh kepastian, dia mengambil lipstik dari genggaman Vella yang kaku."Chloe," ucapnya, memutar-mutar benda itu di antara jari-jarinya sebelum melemparkannya dengan acuh ke atas mejanya. Seolah itu sampah. "Dia ada pertemuan bisnis di sini kemarin. Cerewet sekali, selalu meninggalkan jejak."Vella mencari-cari kebohongan

  • Ketika Mantan Jadi Kakak Posesif   Bab 15 - Ciuman Victor

    Dengan napas tersengal dan jantung berdegup kencang bagai drum perang, Vella membanting pintu kamarnya. Suara gemeretak kayu solid nyaris memecahkan kesunyian penthouse. Dia menyandarkan tubuhnya yang gemetar di balik pintu, berusaha menenangkan diri dari pertarungan yang baru saja terjadi di dapur. Bau Victor masih melekat di hidungnya, sentuhannya masih membakar kulitnya."Pria itu gila. Benar-benar gila," pikirnya, menekan pelipisnya yang berdenyut-denyut.Tiba-tiba, pintu di belakangnya bergerak, terdorong oleh tekanan dari luar. Vella terkesiap, mendorong tubuhnya lebih kuat lagi."Buka," suara Victor yang rendah dan bergetar menyelinap lewat celah pintu. Ia terdengar lebih dekat dari yang seharusnya."Pergi, Victor!" teriak Vella, mendorong pintu dengan seluruh tenaganya. "Aku tidak mau bicara denganmu!""Kita belum selesai."Sebelum Vella bisa bereaksi, sebuah sepatu kulit hitam yang mahal menyangkut di celah pintu yang berhasil dia buka selebar dua jari. Kaki Victor. Dia menggu

  • Ketika Mantan Jadi Kakak Posesif   Bab 14

    Mobil akhirnya sampai di penthouse. Hujan masih rintik-rintik ketika mereka bergegas masuk ke lobi, menghindari udara dingin yang mulai menggigit. Victor mendorong pintu kaca dengan bahunya, kedua tangannya masih setia memegang kantong belanjaan yang berat.Mereka berjalan menuju lift dalam kesunyian yang nyaman, hanya diiringi suara sepatu mereka yang basah menyentuh lantai marmer. Saat pintu lift tertutup, memisahkan mereka dari dunia luar, Vella memandangi pantulan diri mereka di dinding kaca yang mengilap. Victor berdiri di sampingnya, terlihat begitu perkasa namun juga menyimpan kesendirian yang tak terucap."Aku membaca tentangmu," ucap Vella tiba-tiba, suaranya lirih di dalam ruang sempit itu. "Tentang Alves Entertainment. Aku tidak pernah menyangka."Victor menatap pantulannya di kaca, bertemu dengan mata Vella yang penuh tanya. "Menyangka apa?""Bahwa kau adalah Victor Alexander. CEO dari salah satu agensi terbesar. Selama ini, selama kita... pacaran, aku mengira kau hanya se

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status