Home / Romansa / Ketika Mantan Menjadi Ibu Susu / 181. Beri Tenggang Waktu

Share

181. Beri Tenggang Waktu

Author: desafrida
last update Huling Na-update: 2025-06-12 17:11:24

“Mama!” teriak Albern ketakutan dan ingin segera digendong ibunya.

Livy mendekati Albern dana langsung menggendongnya. “Bagaimana ini? Kita bongkar saja sekarang, Kay! Bukti itu sudah kuat. Albern adalah anakmu dan Selina,” jelas Livy yang juga merasa terdesak.

Kay masih diam. Tangisan Albern membuatnya frustrasi dan membenci pria jadi-jadian yang bernama Jerry.

“Al… tenang ya Al. Papa akan atasi semua.” Lalu dia menatap istrinya. “Aku tidak bisa membukanya sekarang Sayang. Sedikit lagi semua akan terbongkar dan lebih kuat lagi. Sampai siapa pun yang berniat untuk menghancurkan rumah tangga kita, harus berpikir beribu kali.”

“Tapi aku takut kamu kenapa-napa.”

Kay berjalan hendak keluar rumah.

“Kay! Jangan keluar Kay.” Livy ketakutan.

“Tuan… Mereka sangat banyak. Jangan keluar kalau Tuan tidak ingin membuat klarifikasi. Bisaa bahaya,” ucap Pak Sopir mengingatkan.

“Aku akan menghadapi mereka.” Kay tetap bersikeras. Dia berjalan ke pintu utama. Membuka pintu depan dengan hentakan keras.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Ketika Mantan Menjadi Ibu Susu   193. Cerita Kekuatan Cinta

    Pagi itu, sinar matahari menyelinap pelan melalui celah tirai kamar Kay dan Livy. Aroma kopi dan roti panggang memenuhi dapur, menyatu dengan suara-suara kecil Albern yang sedang bermain di ruang tengah. Di sudut ruang makan, Livy tengah menggulung rambutnya sendiri, yang baru saja lepas dari jepitannya.Kay berdiri di belakangnya, memandangi istrinya dalam diam. Wanita itu yang dulunya sangat dia benci, bahkan berpikiran tidak akan pernah menganggapnya ada, kini menjadi pusat dari segala semesta kecil yang Kay miliki. Ia menyentuh pundak Livy perlahan, membuat wanita itu menoleh dan tersenyum.“Sayang? Dari mana?” tanya Livy.Kay merapikan rambut istrinya yang sebenarnya sudah rapi.“Tidak dari mana-mana. Dari dulu selalu di hatimu,” jawab Kay terkekeh.Livy menghadapnya dan dia pun terkekeh. “Ohh itu jelas sekali!” ucapnya mengakui.“Hari ini kita akan bicara pada dunia,” ucap Kay lembut.Livy mengangguk. “Bukan untuk membela diri, tapi untuk menguatkan. Untuk menyimpan kisah ini, a

  • Ketika Mantan Menjadi Ibu Susu   192. Menerima Tawaran Media

    Suatu malam, setelah mereka menidurkan Albern di kamar barunya, mereka turun dan bersantai di ruang keluarga.Malam memang belum terlalu larut. Masih pukul 9 malam.Di hadapan mereka, ada dua cangkir teh dan roti isi yang belum disentuh. Hari itu terasa tenang. Tenang dengan cara yang benar-benar menenangkan hati.Kay menggenggam tangan Livy. Ia menghembuskan napas pelan, seperti tengah menimbang sesuatu yang sudah terlalu lama ia simpan. Bukan suatu rahasia. Tapi, sesuatu yang masih menyita pikirannya.“Ada satu hal lagi yang belum aku bicarakan…” ucapnya lirih.Livy menoleh. “Apa?”“Sebenarnya Sayang, sejak hari kemenangan kita itu, ada media yang datang lagi... tapi bukan untuk menggali masalah kita. Mereka ingin mengangkat kisah cinta kita. Dari awal. Dari kita berpisah, lalu kamu jadi ibu susu, sampai sekarang jadi ibu dari anak-anakku,” jelas Kay, menatap mata istrinya dengan hati-hati.Livy terdiam sesaat, tapi kemudian ia tersenyum pelan. “Ohh itu kenapa kamu bertanya itu kem

  • Ketika Mantan Menjadi Ibu Susu   191. Bumil Yang Nakal

    Hari ini suara langkah kaki dan dentingan alat pertukangan memenuhi lantai atas rumah. Kay sendiri yang memimpin renovasi ruang di lantai atas. Ia telah menyiapkan dua kamar baru. Satu untuk Albern, dan satu lagi akan disulap menjadi kamar bermain untuk dua anak lelakinya kelak. Ia ingin semuanya terasa istimewa, bukan hanya untuk bayi yang akan lahir, tapi juga untuk Albern, yang kini sedang belajar memahami bahwa ia akan menjadi kakak.“Albern suka warna yang mana?” tanya Livy sambil menunjukkan beberapa katalog warna cat dinding.“Biu! Langit!” serunya sambil menunjuk gambar awan dan langit cerah di katalog.Livy tertawa kecil, mengacak rambut anaknya. “Biru langit. Oke, kita akan beritahu Papa kalau Al dan Adik Al nanti akan tidur di atas awan, ya?”Albern mengangguk dengan antusias. Tak hanya itu, Albern juga memilih sendiri bentuk rak bukunya, wallpaper bergambar bintang-bintang, dan dengan kalimat cadelnya, dia bilang boneka dinosaurus miliknya dan milik adiknya nanti dipajang

  • Ketika Mantan Menjadi Ibu Susu   190. Kekhawatirdan dan Kekuatan

    Waktu berlalu beberapa minggu. Trauma perlahan sembuh, dan warna kehidupan kembali meresap ke dalam rumah mereka. Hari itu, cuaca cerah ketika Kay dan Livy berangkat bersama ke rumah sakit untuk pemeriksaan kandungan. Albern tidak ikut, ditinggal bersama Bibi Eden di rumah. Livy tampak lebih tenang, meski masih sesekali menggenggam tangan Kay erat setiap kali masuk ke ruangan dokter.Di ruang USG, suasana hening. Hanya suara mesin dan detak jantung kecil yang terdengar dari monitor.“Semua bagus,” ujar dokter sambil tersenyum. “Kandungannya sehat, posisi janin juga baik. Dan... kalau dilihat dari sudut ini, saya bisa pastikan, anak Bapak dan Ibu adalah laki-laki.”Livy terkekeh pelan, sementara Kay hanya menghela napas lega, lalu menatap layar USG dengan penuh kekaguman. “Laki-laki?”“Iya,” dokter mengangguk.Kay menatap Livy, yang kini menatapnya juga. Mereka tidak terlalu mempersoalkan jenis kelamin. Ada rasa bahagia yang membuncah tanpa mereka bisa cegah.“Artinya Albern akan punya

  • Ketika Mantan Menjadi Ibu Susu   189. Tawaran: Mengangkat Kisah Cinta

    Setelah badai panjang, Livy dan Albern akhirnya pulang ke rumah. Suasana memang belum benar-benar normal, tapi tidak ada lagi wartawan yang mengepung pagar atau sorotan kamera dari jauh. Semua perlahan mereda setelah kebenaran terungkap dan publik melihat sendiri keberanian Kay melindungi keluarganya. Juga ketulusan Livy pada Albern.Kay sendiri mengambil keputusan yang tidak biasa, yaitu dia cuti penuh. Tidak ke kantor. Tidak membuka laptop. Tidak menerima panggilan bisnis. Dunia luar bisa menunggu. Dan saat ini memang harus menunggu dunianya.Dunia kecilnya, Livy dan Albern adalah yang terpenting saat ini.Saat ini Livy rebahan di atas kasur. Albern pun di kamar mereka. Lalu Kay datang, dia ikut merebahkan diri. “Mulai sekarang, tidak akan ada lagi pihak yang berani mencoba memisahkan dan merusak hubungan kita. Kita akan terus bersama,” ucapnya.Livy menoleh padanya. Dia tersenyum dan mengangguk pelan.Kay pun tidur menyamping. Menopang kepalanya dengan lengan kirinya. Ia memperhati

  • Ketika Mantan Menjadi Ibu Susu   188. Kebebasan Jenna

    Beberapa hari kemudian, setelah kondisi Livy dan Albern membaik, Kay berdiri di hadapan awak media dengan sikap tegas namun tenang. Wajahnya tidak lagi menunjukkan kemarahan yang menggelegak seperti sebelumnya. Ia tampak sudah melewati titik ledak emosinya. Yang tersisa kini hanya keyakinan dan kendali penuh atas keadaan.Di belakangnya berdiri beberapa pengacaranya dan pihak kepolisian yang sebelumnya turut membantu penyelesaikan kasus Jerry."Seperti janji saya," ujar Kay lantang di hadapan mikrofon yang diarahkan ke wajahnya, "Jenna dibebaskan. Karena saya telah berjanji. Tapi, hubungan di antara kami tidak akan pernah baik. Kami bukan keluarga. Maka saya memutuskan, demi cinta mereka dan demi memberikan kesempatan pada Jenna untuk memperbaiki hidupnya, saya tidak akan menuntutnya lagi secara hukum dan saya membebaskannya."Wartawan mulai riuh. Banyak yang tidak setuju dengan ucapan Kay. Namun dia belum selesai."Tapi tidak untuk Jerry," lanjutnya, suaranya kali ini dingin dan tak

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status