Share

15. Rani Melahirkan.

"Mas, tolong taroin dong. Pelan-pelan ya, nanti kebangun," pinta Rani pada Adit.

Adit dengan senang hati menuruti.

Digendongnya bayi mungil berbedong warna merah biru, direngkuhnya secara lembut, kemudian ia hirup wanginya dengan hidung. Jika pada awalnya Adit ingin marah kepada Rani karena wanita itu terpaksa cesar, saat melihat wajah putrinya hanya ada perasaan bahagia.

Begitu pula dengan Rani. Lupa sudah ia dengan kejadian sebelum operasi. Lupa juga ia dengan adegan mesra Adit dan Ghea.

"Mas, jangan diciumin. Dia baru tidur. Nanti kebangun," protes Rani yang melihat Adit malah menggoda Tasya.

Adit nyengir saja ketika mendengar protes Rani. "Wanginya enak, Sayang," sahutnya.

Ya, siapa orang yang nggak suka wangi bayi? Everyone would love it. Bayi belum mandi, baru bangun tidur saja wangi, apalagi ini—mereka habis mandi pagi.

Tak lama, Adit benar-benar menaruh Tasya kembali di box bayi yang sudah disediakan pihak rumah sakit.

"Kamu mau sarapan sekarang, Sayang?" Adit sudah duduk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status