Beranda / Romansa / Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku / Bab 53 : Satu Hari Bersama Nyonya Besar Ye

Share

Bab 53 : Satu Hari Bersama Nyonya Besar Ye

Penulis: Xiao Chuhe
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-19 11:55:16

"Akh!" aku berteriak tertahan.

Mataku membulat, Nyonya Besar Ye sudah berada di depanku dan mencengkeram bahuku hingga terasa sakit.

"Dari mana kau mendapatkan ini, Nak?" Nyonya Besar Ye bertanya dingin.

Suaranya terdengar lebih bersahabat dari pada pertama kali aku menemuinya. Dan raut wajahnya juga tidak menunjukkan kebencian terhadapku.

Tapi rasanya aku sulit untuk menjawab pertanyaannya, aku merasa sangat gugup sampai suaraku tidak mau keluar.

Bagaimana ini …, tubuhku seperti gemetar, dan Nyonya Besar Ye mungkin juga merasakannya, kan? Aku sangat gugup ….

"Zhou Jingxi, Nyonya Besar sedang bertanya padamu."

"A-ah …, i-itu, saya mendapatkannya dari sebuah rumah lelang, pada awalnya hanya pedang berkarat yang tidak diminati siapa pun, tapi saya berhasil mendapatkannya setelah beradu harga dengan seseorang."

"L-lalu saya membawanya ke Desa Penempa Pedang untuk dibersihkan dan diasah ulang, meski menghabiskan waktu tiga hari, saya merasa senang karena hasilnya sangat bagus, dan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku   Bab 60 : Pengganggu

    Aku menyentuh pipiku, rasa panas dan perih menjalar ke seluruh bagian kiri wajahku, air mata menetes tanpa kusadari karena rasa perih itu.Aku menatap Chuanyan yang berdiri di depanku dengan wajah merah padam. Bahunya naik-turun dengan cepat, suara napasnya bahkan terdengar dengan jelas. Tindakannya yang tak terduga itu membuat semua orang mengalihkan perhatiannya pada kami, Chuanyan terlihat menghembuskan nafas kasar berkali-kali."Chuanyan?" Aku bergumam dengan suara serak. PLAK!!Aku membulatkan mata, tanpa sempat menyadari apa yang terjadi, Chunhua sudah berdiri di depanku entah Sejak kapan, lalu tersungkur setelah mendapatkan tamparan itu."Chuanyan!" Aku berseru, "bagaimana bisa kau begitu tidak sopan?!" Aku mengerutkan dahi. Sama sekali tidak mengerti apa yang tengah dipikirkan anak ini."Di sini ada banyak orang! Kau mau dipandang buruk oleh mereka karena bertindak kasar seenaknya?!" aku tidak bisa menahan diri untuk tidak memarahinya. "Kakak tidak peduli padaku! Padahal ak

  • Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku   Bab 59 : Berteman

    Selain tarian yang indah, Jiang Xinxin juga menampilkan seorang cendekiawan dari Akademi Beizhou untuk membawakan puluhan puisi dari berbagai pengarang dan jenis.Semua wanita berpendidikan yang hadir sangat menantikannya. Mereka yang menjadi murid akademi Beizhou kebanyakan sudah memasuki usia delapan belas tahun.Dan memilih satu di antara tiga kategori yang menjadi pendidikan utama di akademi, yaitu politik, sastra dan militer. Dengan satu pembelajaran wajib bagi wanita, yaitu pelajaran menjadi pengantin wanita. Pelajaran ini hanya diambil oleh mereka yang sudah berusia dua puluhan tahun, atau berada di jenjang akhir pendidikannya.Saat melihat wanita-wanita muda yang sudah mengalami pengalaman berharga itu, aku tiba-tiba merasa iri pada mereka.Jika aku tidak memiliki adik, aku pun pasti akan menjadi murid di akademi dan mencapai impianku, kan?Aku mengamati Zhou Chuanyan yang tidak melakukan apa pun di mejanya. Jarak kami sangat jauh, jadi aku tidak tahu apa yang sedang dia lakuk

  • Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku   Bab 58 : Tidak Saling Mengenal

    Kediaman Keluarga Jiang berada di jalan barat, jaraknya hanya sekitar 15 menit menaiki kereta kuda.berjalan 15 menit itu terasa sangat lama karena harus satu tempat di dalam gerbong yang sempit ini dengan Chuanyan.Aku mengamati gerak-geriknya yang terlihat lebih tenang dari biasanya. Ini terhitung sebagai pertama kalinya dia keluar setelah perjamuan bunga musim gugur di Kediaman Ye kemarin.Tapi dia bisa sangat tenang seolah-olah menghadiri pesta tanpa undangan itu bukan hal yang perlu dikhawatirkan. Lalu tampaknya dia terlalu memercayaiku, kan? Bagaimana mungkin dia bisa merasa yakin aku tidak akan melakukan apa pun terhadapnya nanti?"Berhenti menatap wajahku dengan ekspresi seperti itu, Kak. Aku tidak suka melihatnya." Chuanyan menyadari tatapan aneh yang kukeluarkan."Aku memang selalu menatap seperti ini, kan?" Aku mendengus malas.Chuanyan terlihat kesal, tapi dia tidak mengatakan apa pun untuk menjawab kalimatku."Nona, kita sudah tiba." Chunhua berseru dari depan.Lalu kere

  • Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku   Bab 57 : Beruntung

    Berkat pakaian bagus yang kudapatkan dari butik Mu Dan saat berkunjung dengan Ye Qingyu, aku bisa menyelesaikan persiapan pergi ke pesta Nona Jiang dengan sempurna.Chunhua membantuku memakai riasan. Ternyata kemampuannya cukup bisa diandalkan. Aku bertanya-tanya dari mana dia menguasai kemampuan merias wajah orang dengan sebaik ini?"Sebelum bekerja di sini, saya bekerja di distrik hiburan, Nona. Saya adalah perias wajah para penghibur yang melayani pelanggan khusus, jadi bisa dibilang, saya lebih bisa diandalkan dalam hal seperti ini dari pada memasak." Chunhua menjawab kebingunganku.Kalau itu alasannya, sepertinya masuk akal. Aku jadi tertarik pada kehidupan Chunhua sebelum datang kediaman ini."Kenapa kau berhenti dari pekerjaanmu, Chunhua? Padahal menjadi perias wajah penghibur tingkat tinggi itu kan memiliki pendapatan yang lebih menjanjikan dari pada menjadi pelayan," tanyaku, tanpa bisa menghindari rasa penasaran ini.Chunhua tersenyum kikuk, "Ah ..., sepertinya itu bukan ses

  • Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku   Bab 56 : Selalu Ada Cara yang Lebih Kejam

    Setelah memprovokasinya sedikit, aku pergi ke dapur untuk menemui Tang'er yang berlari ke sana setelah Zhou Chuanyan menyakitinya.Lihat, gadis yang seusia denganku itu sedang duduk di depan tungku sambil menangis. Sepertinya Chuanyan menyuruhnya mengganti menu makanan bertekstur lunak yang sebelumnya Tang'er siapkan.Aku mendekatinya. "Chuanyan tidak menyukai bubur hambar yang tidak dicampur garam. Dia tidak akan menyukainya meski kamu menambahkan sepotong daging besar di atasnya sekalipun."Tang'er menatapku dengan wajah terkejut, "Nona Pertama ....""Tang'er, selama ini, bagaimana kau bekerja? Kau bahkan tidak bisa menyesuaikan masakanmu dengan selera majikanmu sendiri. Kau, tidak pernah memasak untuk Chuanyan?" Aku bertanya padanya dengan suara rendah.Gadis itu kesulitan memberikan jawaban. Tentu saja, selama ini, sejak menjadi pelayan Chuanyan, yang dilakukan Tang'er hanyalah menjadi teman minum tehnya saja. Karena dia tahu aku adalah orang yang merawat Zhou Chuanyan, Tang'er m

  • Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku   Bab 55 : Yang Boleh Membencimu, Hanya Aku Saja

    Aku sudah tiba dirumah yang hanya ada Chuanyan dan Zhou Chenxi. Walaupun dilihat dari ketenangan rumah ini, sepertinya Zhou Chenxi sudah kembali pergi rumah hiburan.Aku memasuki kamarnya untuk mengganti air sebelum pergi tidur. Kulihat sepertinya Chuanyan masih tidur nyenyak, dia memang selalu tidur satu jam setelah makan malam. Lalu akan kembali terbangun tengah malam untuk meminum obat malam. Ia tampak tidak terganggu meski pola tidurnya harus terpisah menjadi dua di tengah musim dingin yang mengerikan baginya ini.Aku terdiam menatap air minum yang baru saja kuletakkan di atas meja. Padahal aku bisa saja untuk memutuskan tidak peduli padanya.Entah dia kehausan sepanjang malam atau merasa gerah, itu bukan hanya tanggung jawabku saja. Dia memiliki pelayan pribadi yang seharusnya bisa diandalkan untuk urusan seperti ini.Tapi, mengubah kebiasaan yang sudah kulakukan selama lima belas tahun kehidupan masa lalu, sangat sulit. Aku terkadang masih sangat bersimpati pada adikku itu mes

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status