Share

Bab 63 : Kejutan Pagi

Penulis: Xiao Chuhe
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-22 13:21:03

Aku …, akan dipukul?

Bola mataku bergetar, semuanya terlihat memburam, tetesan air mata terasa mengaliri pipiku.

Aku memejamkan mata, dan meringkuk ketakutan.

TAP!

Lengang.

Senyap.

Aku membuka sebelah mata, dan melihat punggung tinggi besar di depanku. Dan rambut panjang hitam pekat beraroma wangi ini ….

"Ye …, Qingyu?" aku bergumam pelan.

"Tolong jangan melakukan kekerasan terhadap wanita, Tuan Muda Zhou." Ye Qingyu menggenggam erat pergelangan tangan Zhou Chenxi yang masih terangkat.

"Terlebih lagi, Anda memilih memercayai pelayan itu dari pada adik Anda sendiri, keterlaluan." Ye Qingyu mengentakkan tangannya ke bawah.

Lalu dia menyeka telapak tangannya di pakaian. "Menjijikkan."

Zhou Chenxi membulatkan mata, urat-urat lehernya semakin menonjol, dia merasa sangat marah karena perkataan Ye Qingyu.

"Itu bukan urusanmu! Kenapa kau ada di sini?"

"Ye Qingyu, sejak kapan?" aku juga ingin tahu tentang itu.

"Ah …, aku berpapasan dengan pelayanmu di luar, tapi sepertinya dia tida
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku   Bab 63 : Kejutan Pagi

    Aku …, akan dipukul? Bola mataku bergetar, semuanya terlihat memburam, tetesan air mata terasa mengaliri pipiku. Aku memejamkan mata, dan meringkuk ketakutan. TAP! Lengang. Senyap. Aku membuka sebelah mata, dan melihat punggung tinggi besar di depanku. Dan rambut panjang hitam pekat beraroma wangi ini …."Ye …, Qingyu?" aku bergumam pelan. "Tolong jangan melakukan kekerasan terhadap wanita, Tuan Muda Zhou." Ye Qingyu menggenggam erat pergelangan tangan Zhou Chenxi yang masih terangkat. "Terlebih lagi, Anda memilih memercayai pelayan itu dari pada adik Anda sendiri, keterlaluan." Ye Qingyu mengentakkan tangannya ke bawah. Lalu dia menyeka telapak tangannya di pakaian. "Menjijikkan."Zhou Chenxi membulatkan mata, urat-urat lehernya semakin menonjol, dia merasa sangat marah karena perkataan Ye Qingyu. "Itu bukan urusanmu! Kenapa kau ada di sini?" "Ye Qingyu, sejak kapan?" aku juga ingin tahu tentang itu. "Ah …, aku berpapasan dengan pelayanmu di luar, tapi sepertinya dia tida

  • Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku   Bab 62 : Kritis

    Kondisi rumahku setelah aku kembali dari perjamuan di rumah Jiang Xinxin sangat mengerikan. Mataku membulat dan dahiku berkerut. Beberapa pelayan berlarian ke sana kemari sambil membawa mangkuk besar. Wajah-wajah mereka tampak panik dan cemas, keringat bercucuran hingga membasahi pakaian, padahal ini musim dingin.Aku juga melihat beberapa pelayan yang lain memasuki kuil keluarga kami sambil membawa piring kecil berisi lilin yang menyala dan beberapa batang dupa. Barang-barang di aula utama berhamburan di lantai, seperti ada orang yang sengaja melemparkan semuanya. Ada apa? Aku masuk semakin ke dalam. Dan mengetahui bahwa pelayan yang berlarian itu masuk dan keluar dari kamar Chuanyan. Apakah terjadi sesuatu padanya?Aku menghentikan salah seorang pelayan, "Apa yang terjadi?!" tanyaku dengan tegas. "N-Nona Kedua dalam kondisi kritis!" Dia kembali berlari membawa mangkuk berisi handuk dan sapu tangan yang berwarna merah. Darah? Apa yang terjadi?Aku berlari menerobos orang-ora

  • Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku   Bab 61 : Kebahagiaan Baru

    Awalnya, aku tak menyangka kalau Jiang Xinxin benar-benar mengusir Chuanyan dari rumahnya dan tak membiarkannya datang berkunjung lagi. Tapi setelah mengamati situasi setelah kejadian itu, aku benar-benar mengerti sesuatu yang baru di perkumpulan gadis Beizhou ini. Mereka sama sekali tidak menerima orang yang dengan terang-terangan melakukan kekerasan fisik terhadap orang lain, entah itu keluarga atau kerabat, teman atau orang asing. Benar-benar tidak ada orang yang membahas tentang kejadian itu dan melanjutkan pesta dengan menyenangkan. Aku sendiri benar-benar tenggelam dalam situasi menyenangkan selama beberapa jam ke depan. Kami makan malam bersama dan mengobrol tentang banyak hal. Aku juga jadi mengenal dekat Lu Yanran dan Lu Yunfei yang terkenal tidak mudah diajak bergaul itu. Mu Dan dan kedua kakaknya juga banyak bercerita tentang pengalaman mereka menjadi pengusaha. Menyenangkan mendengar Mu Yiyao bercerita tentang kisah cintanya dengan pemuda persilatan. Jiang Xinxin ju

  • Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku   Bab 60 : Pengganggu

    Aku menyentuh pipiku, rasa panas dan perih menjalar ke seluruh bagian kiri wajahku, air mata menetes tanpa kusadari karena rasa perih itu.Aku menatap Chuanyan yang berdiri di depanku dengan wajah merah padam. Bahunya naik-turun dengan cepat, suara napasnya bahkan terdengar dengan jelas. Tindakannya yang tak terduga itu membuat semua orang mengalihkan perhatiannya pada kami, Chuanyan terlihat menghembuskan nafas kasar berkali-kali."Chuanyan?" Aku bergumam dengan suara serak. PLAK!!Aku membulatkan mata, tanpa sempat menyadari apa yang terjadi, Chunhua sudah berdiri di depanku entah Sejak kapan, lalu tersungkur setelah mendapatkan tamparan itu."Chuanyan!" Aku berseru, "bagaimana bisa kau begitu tidak sopan?!" Aku mengerutkan dahi. Sama sekali tidak mengerti apa yang tengah dipikirkan anak ini."Di sini ada banyak orang! Kau mau dipandang buruk oleh mereka karena bertindak kasar seenaknya?!" aku tidak bisa menahan diri untuk tidak memarahinya. "Kakak tidak peduli padaku! Padahal ak

  • Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku   Bab 59 : Berteman

    Selain tarian yang indah, Jiang Xinxin juga menampilkan seorang cendekiawan dari Akademi Beizhou untuk membawakan puluhan puisi dari berbagai pengarang dan jenis.Semua wanita berpendidikan yang hadir sangat menantikannya. Mereka yang menjadi murid akademi Beizhou kebanyakan sudah memasuki usia delapan belas tahun.Dan memilih satu di antara tiga kategori yang menjadi pendidikan utama di akademi, yaitu politik, sastra dan militer. Dengan satu pembelajaran wajib bagi wanita, yaitu pelajaran menjadi pengantin wanita. Pelajaran ini hanya diambil oleh mereka yang sudah berusia dua puluhan tahun, atau berada di jenjang akhir pendidikannya.Saat melihat wanita-wanita muda yang sudah mengalami pengalaman berharga itu, aku tiba-tiba merasa iri pada mereka.Jika aku tidak memiliki adik, aku pun pasti akan menjadi murid di akademi dan mencapai impianku, kan?Aku mengamati Zhou Chuanyan yang tidak melakukan apa pun di mejanya. Jarak kami sangat jauh, jadi aku tidak tahu apa yang sedang dia lakuk

  • Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku   Bab 58 : Tidak Saling Mengenal

    Kediaman Keluarga Jiang berada di jalan barat, jaraknya hanya sekitar 15 menit menaiki kereta kuda.berjalan 15 menit itu terasa sangat lama karena harus satu tempat di dalam gerbong yang sempit ini dengan Chuanyan.Aku mengamati gerak-geriknya yang terlihat lebih tenang dari biasanya. Ini terhitung sebagai pertama kalinya dia keluar setelah perjamuan bunga musim gugur di Kediaman Ye kemarin.Tapi dia bisa sangat tenang seolah-olah menghadiri pesta tanpa undangan itu bukan hal yang perlu dikhawatirkan. Lalu tampaknya dia terlalu memercayaiku, kan? Bagaimana mungkin dia bisa merasa yakin aku tidak akan melakukan apa pun terhadapnya nanti?"Berhenti menatap wajahku dengan ekspresi seperti itu, Kak. Aku tidak suka melihatnya." Chuanyan menyadari tatapan aneh yang kukeluarkan."Aku memang selalu menatap seperti ini, kan?" Aku mendengus malas.Chuanyan terlihat kesal, tapi dia tidak mengatakan apa pun untuk menjawab kalimatku."Nona, kita sudah tiba." Chunhua berseru dari depan.Lalu kere

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status