Share

Menemukan Kasih Sayang

Bab 43

Menemukan Kasih Sayang

Seperti biasanya perempuan tua itu terlihat cukup bijaksana. Sambil memangku Keisha dan sesekali menciumi pipi putriku, kami terus mengobrol.

Hanya obrolan biasa. Tak sedikitpun ummi Azizah menceritakan soal masa lalu dengan ayahnya mas Ibra atau mengungkit-ungkit kehidupan rumah tangganya dengan pangeran Emir sekarang. Sepertinya ia memang menghindari topik pembicaraan itu, bahkan beliau pun tidak menanyakan soal suami pertamaku.

Belum pernah aku merasakan bisa senyaman ini menghadapi orang tua. Dulu, aku begitu memuliakan mama Kumala, tetapi yang aku dapat hanya kebencian perempuan tua itu, karena merasa aku sudah merebut anaknya.

Sementara dengan ummi Azizah justru sebaliknya. Bukan bermaksud membanding-bandingkan, tapi pada kenyataannya perempuan berdarah bangsawan ini sungguh baik.

Tutur katanya halus dan lembut, sikapnya pun sangat elegan. Penampilannya anggun, mencerminkan sosok seorang putri bangsawan sejati.

"Jadi orang tuamu sudah meninggal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status