Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku

Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-29
Oleh:  Jannah ZeinTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
145Bab
20.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Kayla terpaksa meninggalkan bayinya, Keisha untuk diurus oleh suaminya, Gilang, lantaran ia harus mengikuti acara reuni sekolah yang diadakan di sebuah hotel. Namun tak disangka, Gilang justru membawa selingkuhannya untuk ikut serta mengurus Keisha. Kepulangan Kayla disambut oleh suara tangis bayi dan membuat wanita itu bergegas masuk ke dalam rumah. Kayla sangat terkejut mendapati kondisi Keisha sungguh mengenaskan. Bayi itu sangat kehausan dan tampak terlantar. Ketika Kayla membuka lemari untuk mengambil bubuk susu formula untuk bayinya, alangkah terkejutnya dia karena ternyata persediaan susu dan popok menghilang dari lemari, padahal Kayla memastikan, persediaan susu dan popok cukup selama Keisha ia tinggalkan. Kayla sangat marah dan bermaksud menanyakan hal itu kepada Gilang. Dia melangkah menuju kamar tidur mereka. Lalu, apa yang terjadi setelah itu?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Tangisan Bayiku

Bab 1

Tangisan Bayiku

Suara tangisan itu begitu keras, terdengar hingga radius puluhan meter, saat aku keluar dari taksi dan pertama kali menginjakkan kaki di ujung halaman rumah. Aku segera mempercepat langkahku seraya menyeret travel bag. Perasaanku campur aduk.

"Keisha!"

Aku menggeletakkan travel bag itu begitu saja, lalu berlari ke arah kasur, dimana putri kecilku menangis. Gegas kuangkat tubuh mungil itu.

Wajahnya terlihat memerah. Dan ketika kuraba dahinya, ada hawa panas menyergap.

"Cup cup cup, sudah ya, Nak. Ini Mama, Sayang. Mama sudah pulang. Maaf ya, Mama udah tiga hari ninggalin kamu sama Papa...." Aku menepuk-nepuk bagian belakang tubuh Keisha dengan lembut.

Namun, itu tak cukup menenangkan bayiku. Malah tangisnya kian keras. Tubuh mungilnya menggeliat dalam gendonganku.

Ada apa ini? Kenapa Keisha sampai menangis kejar sendirian? Mana mas Gilang?

Pertanyaan demi pertanyaan berseliweran di benakku. Namun segera aku abaikan. Sembari menggendong Keisha, aku berjalan menuju meja kecil tempatku biasa membuat susu botol untuk Keisha.

Setiap ibu pasti memimpikan bisa memberikan ASI eksklusif untuk buah hatinya. Aku terpaksa memberikan Keisha susu formula karena produksi ASI ku sangat sedikit. Sudah beragam cara aku lakukan agar produksi asiku melimpah seperti layaknya ibu-ibu yang lain. Namun hipoplasia payudara yang aku derita membuatku tidak memiliki pilihan lain, kecuali memberikan susu formula untuk bayiku.

Meski ibu mertua dan suamiku sendiri marah-marah dan menganggapku boros, tetapi aku tetap tidak peduli. Toh, aku membeli susu formula dengan menggunakan uangku sendiri, bukan uang Mas Gilang.

Bagiku, kesehatan dan tumbuh kembang Keisha adalah segalanya. Setiap ibu pasti ingin memberikan yang terbaik untuk buah hatinya, bukan?

"Kok ada kotak susu merk lain di sini?" gumamku kaget ketika tanpa sadar aku menginjak kotak kemasan susu formula yang terletak di dekat meja. 

Aku memungut benda itu. Warna dominan biru cerah dengan sedikit merah menghiasi kotak kemasan susu itu. Itu bukan merek susu yang biasa di konsumsi Keisha. Keisha biasa mengkonsumsi susu formula kemasan kaleng.

Lantaran wadah susu Keisha sudah kosong, akhirnya aku membuka lemari, tempat biasa aku menaruh semua perlengkapan bayiku.

"Kok nggak ada?!" Kali ini aku benar-benar terkejut. 

Bukan cuma susu yang biasa diminum oleh Keisha yang tidak ada, tetapi stok popok Keisha pun turut menghilang, padahal seingatku masih ada lima bal ukuran besar dan lima kaleng susu ukuran besar, sebelum aku meninggalkan rumah tiga hari yang lalu. Jadi tidak mungkin stoknya habis. 

Bukan cuma stok susu dan popok, tapi pakaian baru, perlengkapan mandi, dan perlengkapan lainnya seperti baby oil, baby hair lotion, baby cologne, dan printilan lainnya juga ikut menghilang. Barang yang tersisa hanya bedak bayi dan pakaian harian Keisha yang kondisinya tidak terlalu bagus.

"Kemana barang-barang Keisha?" Aku kembali bergumam.

Kepalaku seketika berdenyut. Aku terus menepuk-nepuk bokong Keisha, berusaha membuat bayi itu diam, meskipun usahaku tampaknya sia-sia saja. Keisha terus menangis dan suaranya kian serak. 

Aku tahu jika ia kehausan, dilihat dari tubuhnya yang hangat dan wajahnya yang memerah.

Akan tetapi, bagaimana aku bisa membuatkan susu, jika ternyata barang yang aku butuhkan tidak ada? 

Bahkan beberapa botol susu Keisha yang baru aku beli pun juga tidak terlihat di dalam lemari itu, hanya ada dua botol. Itu pun terlihat masih kotor karena bekas dipakai dan belum di cuci.

"Ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus segera mencari Mas Gilang. Kenapa Keisha sampai dibiarkan menangis kejar seperti ini?" Aku benar-benar geram.

Waktu sudah berlalu hampir sepuluh menit. Tangis Keisha hampir tanpa jeda. Namun, mas Gilang belum muncul juga. 

Kemana suamiku? Bukankah seharusnya ia menjaga Keisha? Kenapa ia meninggalkan putri kecilnya begitu saja?

Aku terpaksa menyerahkan Keisha untuk diurus mas Gilang karena harus menghadiri acara reuni yang diadakan oleh teman-teman satu angkatan sewaktu masih kuliah dulu. Kegiatan reuni itu berlangsung selama tiga hari. 

Ini bukan sekedar reuni biasa. Semua alumni diwajibkan hadir, bukan untuk sekedar pamer pencapaian, tetapi lebih untuk saling mensupport satu sama lain. Setiap tahun mereka mengadakan reuni itu dan dari sana akan ketahuan pencapaian dari masing-masing alumni. Jika ada alumni yang hidupnya masih dibawah rata-rata, maka alumni yang lain harus siap membantu. Angkatanku memang dikenal sangat solid. Mereka sangat setia kawan, sehingga tak heran jika aku akan merasa sangat tidak enak jika harus absen menghadiri acara itu, walaupun dengan resiko harus meninggalkan Keisha bersama dengan mas Gilang.

"Maafkan Mama ya, Sayang. Gara-gara Mama pergi, semua jadi kacau begini." Mataku berkaca-kaca. Sembari terus menggendong Keisha, aku berjalan menuju kamar kami yang terletak sedikit menjorok ke belakang dekat dapur.

Rumah ini cukup luas dan memiliki tiga kamar tidur. Namun kamar tidur utama yang letaknya paling depan justru digunakan untuk ibu mertuaku jika beliau menginap di rumah ini. Kamar tidur lainnya untuk Gita, adiknya mas Gilang. 

Aku dan mas Gilang kebagian kamar paling belakang. Padahal uang yang dipakai untuk membangun rumah ini berasal dari uang hasil penjualan rumah warisan kedua orang tuaku.

Aku sendiri tidak masalah. Bukankah tidak ada salahnya memuliakan ibu mertua, satu-satunya orang tua kami yang tersisa, dengan cara menempatkan beliau di kamar terbaik di rumah ini?

Begitu langkah kakiku melewati kamar kedua, kamar yang biasa di tempati oleh Gita, seketika aku terperanjat. Terdengar suara desahan yang saling bersahutan dari dalam kamar kami. Dan suara itu sangat aku kenal.

"Mas Gilang...." Aku mempercepat langkahku, lalu berhenti di depan pintu. Suara-suara menjijikan itu semakin jelas terdengar, bahkan terdengar Mas Gilang begitu lepas mengeluarkan desahannya.

Dengan sekuat tenaga aku mendobrak pintu dan pintu pun terluka. Aku memekik sangat keras saat sepasang netraku langsung disuguhi live sepasang anak manusia tanpa busana tengah bergumul di atas kasur, bahkan benda kebanggaan suamiku menancap di liang surgawi wanita itu.

"Mas Gilang?!" Suaraku bergetar.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
145 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status