Share

112nd Story: Anak?

Author: _yukimA15
last update Last Updated: 2023-01-06 21:00:46

"Viyura!?" Mikhael segera berdiri dan mengusap ubun-ubunku dengan lembut. "Tenanglah! Jangan memaksakan pikiranmu! Pikirkan saja hal yang lain!"

"Meskipun bergitu... Aku..."

Pandanganku gelap, aku terjatuh ke lantai dan tidak sadarkan diri.

***

Keesokan harinya, aku terbangun dengan aliran air yang mengalir di dari sudut mataku.

Seseorang mengetuk pintu kamar, aku segera beranjak dari ranjang dan berjalan menuju pintu.

Saat ku buka pintu, Mikhael menunjukkan dirinya.

"Viyura! Bagaimana keadaanmu?"

"Kurasa, aku baik-baik saja."

Mikhael memperhatikan bekas aliran air di wajahku. Lalu, ia tersenyum dengan tatapan yang lembut, "Syukurlah kamu baik-baik saja!"

"Ya, maaf, membuatmu khawatir. Aku bahkan pastinya selalu merepotkan dirimu."

Mikhael menyentuh bahuku. "Kamu tidak perlu khawatir tentang hal itu! Bahkan karena kehadiran dirimu... Aku masih bisa bersyukur dengan hidupku!"

"..."

Melihat raut wajah Mikhael yang berbeda, aku
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    162nd Story: Sulit Untuk Jujur

    "Kamu benar-benar santai, Rean. Yang mereka incar sebenarnya adalah kamu." Rean tersentak dan tentunya terheran. "Bagaimana kamu tahu itu, Yu!?" Aku tentunya terheran dengan keterkejutannya yang jelas-jelas terlihat. "Kenapa kamu jadi berpikir aku tidak bakalan menyadari hal seperti ini." "Tunggu dulu, Yu. Apa saja yang sudah kamu ketahui mengenai hal ini?" Termenung memikirkan Zennofer yang masih berada disana, aku hanya bisa menghembuskan nafas pasrah dengan keadaan yang rumit ini. 'Dia juga bisa lebih gila lagi jika dibiarkan lebih lama. Aku tidak ingin tangannya jadi kotor lagi akibat ulah keserakahan orang itu.' 'Aku tidak bisa melakukannya sendirian.' 'Karena itu waktu itu aku mencoba membicarakannya dengannya, tetapi malah...!' "Itu-" "Viyura!" Lina melihatku dan segera menghampiriku. Aku menoleh ke arah Lina sambil mengatakan, "Kita bicarakan nanti ya, Rean," ucapku yang hanya didengar oleh Rean. "Jelaskan saja sekarang, Yu!" "Nanti saja!" Memberikan tatapan

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    161st Story: Kejutan

    "Racunkah." "Bagaimana kamu yakin, Yu?" "Rasa minuman sangat berbeda! Chiii, nyebelin juga ya makan diganggu gini!" Sedikit tarikan nafas dalam untuk meredam kekesalan ini, pikiran jernih pun jernih hingga sempat terpikirkan banyak hal. "Tapi bagus sih, kita bisa memanfaatkan percobaan ngeracun gini, mwehehe!" Aku tersenyum dengan mata yang menyipit. "Bagaimana?" "Bagaimana kalau kita berpura-pura meminumnya sampai habis sehingga mereka menganggap kalau kita memiliki resistensi terhadap racun?" "Kamu yakin kalau mereka yang menaruh racun?" "Bagaimana ga yakin, rasanya aja jadi jelek gini!? Mungkin saja kan mereka pembunuh profesional yang menghalalkan segala cara untuk membunuh targetnya. Untungnya soal rasa makanan aku bisa membedakannya. Orang yang tidak cicip dulu dari aromanya dulu lalu mulai masuk mulut, cuma lihat penampilan saja kayak kamu ini, mudah teracuni! Dasar ga pekaan!" "Jangan nusuk gitu roasting tunanganmu ini, Yu. Tak apa sih, masih tetap sayang."

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    160th Story: Gangguan

    Di tengah keramaian kota, di taman kota banyak yang membangun stand-stand yang menjual berbagai macam terutama makanan dan minuman. Melihat kesana kemari dengan bersemangat. Aku cukup bingung ingin menghampiri stand yang mana dulu. Satu hal yang paling menarik perhatian yaitu... Aku segera melangkah menghampiri kedai minuman dingin. Meskipun mereka memiliki menu yang banyak, tetap saja aku memilih, "Es teh!" Sambil menyeruput minuman menyegarkan bagi tubuh dan pikiran, aku melirik sosok Rean yang melihat diriku dan terlihat bersemangat entah kenapa. 'Masa sih ia terlihat bersemangat gitu hanya melihatku? Hem....' 'Iya sih, aku juga gitu....' 'Ia jauh lebih keren padahal.' 'Tidak ku sangka ia bisa mengubah kerajaan ini dengan sesingkat ini.' 'Aku bahkan dengar ada beragam pelatihan dilakukan untuk mengurangi pengangguran.' 'Meskipun aku juga sering melihat perkembangan cepat di Lezarion, tapi disini lebih cepat!' Mataku kembali bergeser ke arah Rean yang mana ia terli

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    159th Story: Lebih Terbuka

    "Hei, Rean! Kencan kita batal!" "Hah!? Oi, kenapa, Yu!?" Pria berstatus Putra Mahkota kerajaan Diamondver tersebut spontan memucat hanya karena kalimat tersebut. "Malezz, mau tidur! Sampai jumpa nanti!" Aku segera melangkah maju sehingga para Lady yang berada di hadapanku dengan senang hati bergeser kesamping untuk menyediakan jalan untukku lewat. Mereka segera menutupi jalan tersebut dan bersemangat lebih mendekat ke sosok pria itu. "Kalau begitu, kenapa anda tidak kencan saja dengan kami, Yang Mulia!?" "Lupakan saja wanita kasar itu!" "Iya! Ia sangat kejam, tidak cocok untuk menjadi permaisuri anda!" Rean yang sebelumnya masih shock, spontan berubah menunjukkan ekspresi wajahnya yang penuh intimidasi. "Kalian sangat berisik! Aku tidak peduli dengan kalian, yang ku inginkan hanya Viyuranessa Roseary! Dan, menyingkirlah!" Para Lady bersikeras tidak memberikan jalan. Dengan sihirnya, Rean membuat jalannya sendiri. Ia melangkah di jalan sama yang telah ku lewati. Aku

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    158th Story: Menjadi Kejam

    Zennofer turun dari ketinggian dan mengejutkan Riliana dan Celzuru di depan gerbang. "Gwaakhh!!!" "Maaf mengagetkanmu." Zennofer meminta maaf dengan gerakan formal. Celzuru memperhatikan pria yang belum pernah ia lihat itu, namun ia merasa kalau ia mengenalnya. "Ooooh! Hoi! Kamu! Apa kamu itu Zennofer?" "Siapa?" Zennofer terheran. "Aku adik kak Yu!" "Yu? Siapa itu?" "Itu! Aku Celzurunessi Roseary! Kakakku sudah menceritakan tentang kamu!" "Ooh!" Zennofer menjadi lebih bersemangat. "Kamu tahu tentangku!?" Zennofer di kejauhan melihat Ella sedang menghampiri Celzuru. Zennofer segera melarikan diri dengan kecepatan tinggi. "Kita bicara saja nanti, sampai jumpa adiknya Viyuranessa!" "Woi! Malah pergi.""Siapa yang kamu maksud, Zu?" Ella sudah tepat berada di belakang Celzuru."Kenalan kak Yu dari Lezarion." Saat itu Celzuru berpikir, 'Sepertinya kak Yu tidak ingin keluarga Kerajaan tahu tentangnya. Apalagi dia pembunuh salah satu keluarga mereka.'"Dia tiba-tiba m

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    157th Story: Turnamen

    "Lihatlah Lady Jenius itu, adiknya lebih berkarisma." "Lihatlah Lady Jenius itu hanya diam saja, apakah ia tidak bisa menari? Hem, bukankah tentunya pria mana yang ingin mengajaknya menari?" "Lihatlah Lady Jenius itu, gaun yang ia gunakan sama seperti yang ia gunakan pesta dansa kemarin. Apakah ia tidak memiliki banyak gaun sehingga menggunakan gaun usang itu lagi?" *** Saat aku masih kecil, aku pernah di kerumun oleh banyak lady seumuran denganku, mereka tidak henti mengatakan banyak kata hina yang membuatku kesal. "Lady Jenius! Kamu itu tidak berguna sebagai wanita bangsawan! Apa itu dengan gaunmu itu!? Usang!" "Betul itu! Contohkan saja adikmu itu! Lihatlah mana yang lebih baik! Bukankah lebih baik kamu menjadi rakyat jelata saja? Hahahaha!" "Setiap pesta menggunakan pakaian ini terus. Bukankah keluargamu kaya? Adikmu bahkan selalu memakai pakaian model bagus dan terbaru." "Bukankah Lady Jenius sama sekali tidak dicintai keluarganya?" "Hahahaha!" Mereka tertawa. Melihat me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status