Share

Ketika yang paling berkuasa bersama
Ketika yang paling berkuasa bersama
Author: Chatrin

Kesalahan Pertama

Author: Chatrin
last update Last Updated: 2024-08-03 17:46:04

Selamat membaca.

“Mengapa kita berada di kamar Hadar, Luna?” 

“Tentu saja untuk membuat bukti.” Jawab Luna dengan entengnya.

Vega selaku orang yang begitu mengenal tuan nya tentu saja harus menghentikan tindakan yang merugikan bangsanya. Tapi jika itu Luna yang sudah dianggap sebagai adiknya sendiri. Maka dia akan berpura-pura tidak mendengar apapun atau melihat apapun.

“Rencana yang bagus, tapi aku tidak berpikir kalau ini akan berhasil.”

“Vidio dokumentasi selalu berhasil. Lihat dan perhatikan bagaimana sosial media bergerak, aku yakin, kamu pasti akan terkejut.”

“Hadar tidak akan suka.” Cemas Vega. “Lebih baik kita keluar sekarang Luna.”

“Aku tahu itu Vega. Jika berhenti sekarang, mungkin aku akan menangis sepanjang malam atau menghancurkan barang-barang di kamar ku.”

“dengan senang hati akan ku bereskan.”

“Aku tidak akan bicara denganmu. Lagi, selamanya.” Ucap Luna sembari menyipitkan matanya.

“Oke aku akan diam.”

Luna tersenyum karena ancamannya selalu saja berhasil pada Vega, entah mengapa Vega tidak punya kemampuan untuk menolaknya padahal ia bisa melakukan itu. 

Rencana berjalan sesuai dengan keinginan Luna. Dia berhasil menyeret Vega bersamanya di dalam lemari untuk membuat bukti yang bisa dipercaya dunia kalau Hadar bukanlah manusia biasa.

Tap!

Tap!

Tap!

Suara langkah kaki yang mendekat membuat Luna berkeringat dingin, jantungnya berdetak cukup kencang. Bahkan kamera yang ia pegang bergetar cukup kuat.

“Vega, apa kau bisa membantuku memegang….”

Hilang. Tak dia dapati Vega di sampingnya—bersamaan dengan itu, pintu lemari terbuka. Luna membeku seiring dengan tatapan Hadar yang penasaran dengan hadirnya Luna di lemarinya.

“Apakah ini adalah hobi barumu Luna?” Sindir Hadar. Dia cukup senang. “Keluarlah.” pintanya sambil mengulurkan tangannya pada Luna untuk segera keluar dari lemari yang mungkin sangat tidak nyaman.

“Maaf.”

“Untuk apa?”

“Karena masuk ke kamarmu tanpa izin.”

Hadar tersenyum berdesis. “Bukan masalah, kau bisa tinggal dan melihat tanpa harus bersembunyi Luna. Percayalah aku tidak akan marah.” di cengkramnya tangan Luna dengan kuat. “Kecuali menyebarkan informasi yang tidak penting.”

“Akh…kau menyakiti ku.” 

Kamera di tangan Luna jatuh dengan sendirinya—bahkan sebelum menyentuh lantai, camera itu sudah berubah menjadi debu.

Kemampuan berbahaya dan aura mengerikan itu membuat Luna lemas.

“Maaf soal tanganmu.” ucap Hadar, ia menyembuhkan tangan Luna dengan kemampuan membalikan waktu. “Juga keluargamu.”

Luna membalikan bola matanya lalu berkata, "Seorang pengkhianat yang bahkan bukan manusia meminta maaf di saat kau melakukan semua itu dengan sengaja. Itu sangat menjijikan!”

“Ku lakukan itu untuk bangsa ku.”

“Dengan menghancurkan keluargaku.”

“Satu-satunya yang hancur adalah kamu, aku tidak melihat kehancuran pada keluargamu itu. Ayolah Luna, berhentilah bersikap bodoh seolah semua kesalahan ada padamu.” ucap Hadar sambil mengambil pakaian di lemari yang membelakangi Luna.

Dengan santainya ia mengganti baju yang berukuran darah itu di depan Luna. Saking santainya ia tak menyadari kalau amarah Luna akan meledak.

Mata wanita itu kini sedang tertuju pada senjata api yang dilempar Hadar sembarangan di atas tempat tidur.

Hadar menyadari tatapan Luna. “Jika ingin membunuhku, maka mulailah dari dirimu sendiri.” Saran Hadar.

Luna yang marah meninggalkan kamar Hadar sambil membanting pintu, dia yang sudah dikuasai oleh emosi menganggap semua yang dilihatnya sebagai sesuatu yang salah. Dan jika sudah begitu, Luna akan memilih menjauh.

Lahir dari keluarga kaya dan menikah dengan pria dengan kedudukan yang sama. Bekerja sama namun keduanya hancur dan mereka menjadikan Luna sebagai alasan hancurnya kekuasaan mereka.

Dengan pemikiran kuno mereka percaya kalau Luna adalah sumber masalah. Jadi mereka memutuskan untuk membuktikannya dan ternyata benar, tidak ada campur tangannya Luna membuat kedua keluarga kembali bangkit. Dan sejak saat itu mereka mulai mengabaikan Luna.

Bersambung….

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ketika yang paling berkuasa bersama   Kematian yang direngut (Tamat)

    Selamat membaca.Kain yang dibungkus asal pada tangan Luna lepas. Perlahan senyuman pada wajah Vega berubah saat melihat tiga cincin yang ada pada jari Luna yang terluka.Seperti bekas seseorang mencoba untuk melepasnya secara paksa. “Apa ini?” Vega bertanya sambil mengerutkan kedua keningnya pada Luna yang terlihat sedang menelan salivanya kasar.“Tunggu itu…”Igel mendekat, dia mengamati cincin yang coba Luna sembunyikan.“Ini bukan apa-apa. Igel, lepaskan tanganku.”“Kau menyakiti Lunaku.” Hadar berucap sambil mencengkram pergelangan tangan Igel. Ia menatap Igel seperti ingin membunuhnya saat ini juga.Hadar tahu kalau mereka sangat penasaran tapi itu membebani Luna. Dan Hadar tidak menyukainya.Igel yang takut menarik tangannya dari Luna. “Maafkan aku.”“Tidak apa-apa…” ucapan Hadar berhenti saat mata tajam itu menatap ke arah cincin yang ada di tangan Luna. “Boleh ku lepaskan?” tanya Hadar.Dengan cepat Luna menggelengkan kepalanya. Dan itu membuat reaksi yang lainnya terlihat sa

  • Ketika yang paling berkuasa bersama   Bukti waktu membencinya

    Selamat membaca.Menyadari adanya masalah. Luna buru-buru menutupi cincin yang ada pada jarinya dengan selimut agar Hadar tak mengetahuinya.Setelah hari yang panjang, Luna hampir kesulitan untuk melanjutkan tidurnya namun karena kelelahan. Dia tertidur dengan sendirinya, untungnya Hadar tak tidur dengannya semalam. Dan hanya berjaga sebentar saja.“Huh! Syukurlah.” Luna sangat bersyukur.Dia menatap ke arah jam kuno yang terpasang dekat pintu masuk kamar, sebelum melempar selimut dan bergegas ke kamar mandi.Di kamar mandi.“Sttt!” Luna merintih sakit.Darah perlahan menetes dari pergelangan tangannya. Karena ia tak berhati-hati dalam melangkah. Itu menjadi masalah besar bagi Luna. “Sial! Apa yang harus ku lakukan?” Panik. Luna memikirkan sebuah ide untuk menutupi pergelangan tangannya yang terkilir dan sedikit terluka.Buru-buru ia membuka lemari dan merobek beberapa pakaian guna membuat sarung tangan yang tidak akan dicurigai oleh mereka semua nantinya.“Menyebalkan.”“Apanya yang

  • Ketika yang paling berkuasa bersama   Terdampar di tempat yang salah?

    selamat membaca.Kehadiran bangsa Mimosa tentu saja menimbulkan pertanyaan besar bagi orang baru seperti Lerna—dia berpikir kalau kekuatan yang dikumpulkan oleh Hadar melebihi bantu sandungan juga pilar terkuat yang pernah diciptakan.Dalam hal ini. Mata Lerna tertuju pada Luna, satu-satunya orang yang mungkin menjadi dalang dalam semua ini.Kini ia bisa sedikit percaya pada semua yang ia lihat kala itu.Bangsa Mimosa muncul namun Hadar melihat pemimpin mereka. “Dimana…”“Maaf. Kami sedang berduka.”Mendengar itu Hadar tak bertanya lebih karena ia pasti sudah mengetahui dan membuat rencana untuk kelangsungan hidup bangsa mereka.Tetapi Hadar cukup senang karena mereka tetap datang seperti yang telah dikatakan sebelumnya. “Kami akan membantu mendapatkan Val. Sebagai gantinya, temukan orang-orang yang memegang pengawasan atas hutan ini.”Bangsa Mimosa yang bisa berubah wujud jelas bisa membantu untuk mengintai tanpa ada tahu.Mereka setuju. Dan kelihatannya Luna cukup senang akan bantua

  • Ketika yang paling berkuasa bersama   Dua Hydra

    Selamat membaca.Saat hari semakin malam. Diantara pohon-pohon, seorang pria melesat dengan sangat cepat ke area Villa. Di dekat pegunungan dia berhenti.“Aku hanya bisa mengantar kalian sampai disini.”Setelahnya dia kembali pergi.Luna menganggukan kepalanya sekali penuh hormat sebelum ia tersenyum pada Lerna yang terlihat sangat sedih, ketika melihat punggung Antares menjauh darinya.Tapi ini adalah pilihannya. Antares memilih untuk mengikuti perintah raja dan ratu dan Lerna memutuskan untuk mengikuti Luna. Karena ia tak ingin berakhir mengenaskan.Memang pada awalnya Lerna tak percaya pada Luna bahkan sejak awal mereka bertemu, Lerna tak begitu peduli tapi saat Luna memainkan perannya dia tidak ingin mengambil pilihan yang salah lagi.Kehadiran Luna pada perbatasan perlindungan membuat Igel memberi izin untuk melepas sebagian kekuatan.Sambil bergandengan tangan Luna membawa Lerna bersama dengannya. Dengan malu Lerna meraih tangan Luna.***Beberapa menit setelah Lerna bergabung.

  • Ketika yang paling berkuasa bersama   Tak pernah berhenti

    Selamat membaca.6 jam kemudian. Luna berbaring di atas tempat tidur, dia tidak pernah merasa sesakit dan selemah ini sebelumnya.Pipinya terus merona dan otaknya sepertinya sudah sangat kacau.Andro dan Horna, Igel menemani Luna, Clara membantu Luna minum dan Vega serta Ella menjaga pintu agar tetap tertutup.“Tulang mu patah, ku rasa kalian sudah bermain tanpa menggunakan otak dan kesadaran kalian.”“Ini berlebihan.” Clara meneguk salivanya kasar, dia berujar sambil menatap paha Luna. Sebelum tatapannya tertuju pada Igel. “Aku takut.”“Aku tak akan mematahkan tubuh mu, aku bukan Hadar.”Sementara mereka sangat serius, Luna malah tertawa dan itu membuat Vega dan Ella naik darah karena Luna terlalu bebas membiarkan Hadar. Mereka sangat lah marah. “Kami tahu emosi kalian sedang baik-baik saja tapi perhatikan tubuhmu.”Em. Sebenarnya Luna sudah meminta untuk berhenti pada Hadar, tapi Hadar tak membiarkannya berhenti dan akhirnya enam jam itu menjadi maut. Luna harus bersyukur karena ha

  • Ketika yang paling berkuasa bersama   Langit yang merindukan sentuhan!

    Selamat membaca.Ini adalah suatu keuntungan bagi Luna, karena Hadar selalu menuruti dan mengikuti apa yang ia mau.Dia cukup senang sekarang, sebuah senyuman manis merekah di sudut kedua bibirnya.Luna segera meraih gagang pintu jendela, akan tetapi senyumnya tiba-tiba saja menghilang saat ia merasakan tangan Hadar yang sedang melingkar pada pinggang rampingnya.Mendapati hal itu. Luna menoleh sedikit ke arah Hadar yang malah semakin memeluknya dengan erat. Dalam hati Luna berujar, “habis lah aku!” Sesalnya kemudian.Dia mencoba untuk tetap tenang. “Hadar?”“Hm?”“Apa kau sedang mencoba untuk menahanku?”“Tidak.”Jawaban yang masuk akal tapi. APA MAKSUDNYA INI?! Luna menghela nafasnya kasar dan Hadar juga mengikuti apa yang Luna lakukan. “Aku tidak boleh?” tanya Luna setengah memelas. Tahu kalau Hadar pada akhirnya tidak setuju dan hanya memancingnya untuk menggali kebenaran tanpa bertanya sedikit pun.Maaf kan dia Val. Dia terlalu percaya diri, meski saat ini Luna pasti akan berada

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status