Share

Bab 140

"Tak perlu merendah begitu Pak, kerja apapun yang penting halal, dan ambil pelajaran dari semua yang telah terjadi." Aku hanya mengangguk mendengar ucapannya. Hesti menanggapinya dengan mengulas senyum di bibirnya.

"Jangan panggil saya Pak lagi ya Hes! Sekarang saya bukan atasan kamu lagi," ucapku terkekeh. Karena sekarang aku sudah bukan siapa-siapa di galeri, jadi tak sepatutnya Hesti masih memanggilku dengan sebutan 'Pak'.

"Oh, baiklah Pak, ehm maksud saya Mas," ucapanya dengan sedikit salah tingkah.

Aku tersenyum melihatnya, mengapa saat Ia salah tingkah terlihat begitu menggemaskan. Ah Yudi, kamu ini apa-apaan sih, rutukku dalam hati. Tapi sungguh mengapa aku jadi merasa begitu senang melihat senyuman itu, padahal beberapa tahun aku di galeri, bertemu Hesti setiap hari, tapi kenapa sekarang rasanya berbeda.

"Mau duduk dulu di depan?" tawarku karena merasa nggak enak saat ada kawan yang datang harus bicara sambil berdiri di depan etalase begini.

"Ehm, nggak perlu Mas. Ini juga uda
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status