Share

Bab 144

Aku tersenyum dan kembali mendaratkan bobotku di sampingnya.

"Iya, Mbak. Aku baru pulang. Maaf ya Mbak, Yudi pulang malam karena memang baru selesai." Mbak Siska mengangguk.

"Mbak sudah makan? Obatnya sudah di minum?" tanyaku.

"Sudah, kamu sendiri sudah makan?"

"Sudah Mbak, tadi makan di sana."

"Gimana keadaan Mbak? Apa kita ke rumah sakit aja besok?" tawarku sesungguhnya aku tak tega melihat kondisinya yang semakin menurun. Tubuhnya kurus, kelopak matanya cekung, dengan bibir memucat, di tambah lagi batuk yang tak kunjung sembuh.

"Tak perlu lah Yud, lagi pula ke rumah sakit kan biayanya mahal, kita ndak punya banyak uang, Mbak nggak mau di sisa umur Mbak hanya merepotkan dan menjadi beban kamu," ucapnya lirih.

"Tapi Mbak, kondisi Mbak Siska makin menurun, Yudi nggak tega Mbak."

Walaupun uang yang kupunya masih belum banyak tapi setidaknya cukup untuk berobat Mbak Siska.

Namun, lagi-lagi Mbak Siska menolak untuk berobat ke rumah sakit.

"Ya sudah sekarang sudah malam, Mbak istirahat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status