Share

Bab 41

Nah benar kan, kemarahan Sintya pasti sudah mereda, buktinya kini dia menghubungiku. Karena sudah dua hari ini aku tidak pulang ke rumah, pasti Sintya akan memohon dan memintaku untuk pulang. Hatiku tersenyum bangga.

Segera Aku geser tombol hijau.

"Halo, Sin! Ada apa?" tanyaku basa basi.

"Mas, Rizki sakit dari kemarin nadanya panas, dan dia terus memanggil-manggil kamu, apa kamu bisa pulang sebentar untuk menemui Rizki."

Degh!

Aku terhenyak mendengar ucapan Sintya dari seberang sana, ternyata dia menghubungiku bukan karena yang aku pikirkan tadi, melainkan Rizki anakku sakit.

"Kamu sudah bawa ke dokter?" tanyaku.

"Sudah, tapi panas nya belum juga turun, sore tadi sempat turun, tapi sekarang naik lagi."

Terdengar jelas dari suaranya, Sintya sedang di landa kekhawatiran. Aku sempat terdiam beberapa saat.

"Mas, bisakah kamu pulang sebentar, aku tidak mengharap apapun, selain demi Rizki. Dia terus panggil-panggil nama kamu," ucapnya lagi.

"Siapa, Mas!" tanya Eva yang tiba-tiba keluar kam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status