Mereka pun terus menuju bibir pantai, Niza terus menarik tangannya dengan langkah cepat. Niza terhenti saat melihat penjualan aksesori, dia menoleh sebuah topi pantai yang sangat cantik dengan di hiasi bunga matahari di atasnya.
Niza pun langsung menarik Rian menuju penjual aksesori itu. Niza menoleh ke Rian saat mengambil topi tersebut.
"Rian coba lihat topi ini sangat bagus dan cantik, aku sangant tertarik."
Lalu Niza menoleh penjual aksesori dan bertanya, "tante,, berapa harga nya? Topi ini sangat bagus aku menyukainya."
"Ahhh gadis cantik, mata kamu sangat jeli.. Topi ini sangat di minati dan setiap desain di buat oleh tangan - tangan terampil dari pembuatnya. Topi ini adalah stok terakhir di sini, karna kamu sangat cantik dan menyukainya, Tante akan memberikan harga lebih murah dari yang lain.
"Wahhh aku sangat beruntung sepertinya," lalu Niza menoleh Rian yang berada di sampingnya.
Sayang aku mau beli ini, cantik kan?
Rian
Setelah tiba di pondok, Rian segera mengambil bekal yang di bawa Niza dan segera membukanya."Sayang apa yang kamu masak untuk bekal kita?""Buka saja sendiri dan semoga kamu menyukainya.""Waah... Ini sangat lezat sepertinya."Rian pun membuka bekal yang di bawa Niza satu persatu dan menelan ludahnya karna sangat tergiur dengan aroma dan pesona menjanjikan dari kenikmatan hidangan itu. Sosis telur gulung, sambal udang di padu dengan petai, ayam goreng crispy, dan beberapa kue untuk pencuci mulut buatan Niza."Sayang, mana nasinya, kan gak lucu kita makan semua tanpa nasi?""Kan bisa kita pesan dari sini saja, sekaligus memesan minuman kita."Rian pun mengerutkan alisnya saat menoleh Niza."Baiklah aku akan pesan sekarang.." Rian pun segera memesannya ke warung yang berada di sekitar pantai.Pesanan mereka pun tiba dengan 2 jus sirsak, 2 botol air mineral, nasi putih dan rendang jengkol. Setelah pesanan di hi
Maju 2 hari sebelum waktu wisuda. Akhirnya Burhan pulang ke rumah dengan mengendarai mobil Mercedes-Benz S Clas hitamnya. Saat tiba di rumah kebetulan Rian bersama adik dan mama nya sedang berada di ruang tamu. Sengaja menunggu kehadiran orang yang sangat di rindukan mereka.Saat mobil Mercedes-Benz S Class hitam tiba, mereka yang mendengar ada mobil yang terparkir di halaman rumah mereka pun keluar, benar saja yang di nanti akhirnya tiba.Saat Burhan keluar dari mobilnya, Indah gadis manja Burhan berlari langsung melompat ke pelukan Papanya Burhan."Papaa.. Aku kangennn.."Hati burhan terasa hangat dan bahagia melihat gadis kecilnya yang sangat manja. Walau sudah hampir lulus sekolah menengah, tapi bagi Burhan Indah tetap gadis kecilnya.Indah memeluk dan mencium pipi papanya dan menarik lengan papanya menuju ke dalam rumah.Kebahagiaan yang sangat luar biasa bagi Burhan melihat keluarga tercintanya. Karna baginya merekalah hart
Burhan menjawab semua kebimbangan anaknya. "Anak-anak ku, sudah waktunya kalian menikmati hidup yang lebih baik. Untuk mu Rian, sudah waktunya kau mengurus smw usaha yang Papa miliki. Belajarlah dari paman Rizal tentang semua hal menyangkut pekerjaan. Jadilah pemimpin yang baik, rendah hati, jujur dan tidak sombong." "Jadi maksud Papa aku akan menggantikan Papa sebagai pemimpin dari semua usaha yang Papa bangun dari nol." "Itu benar Rian, Papa ingin kau menjalani semua usaha yang Papa miliki. "Jadi usaha seperti apa yang Papa miliki? Saat Burhan ingin menjelaskan lebih lanjut. Terdengar suara mobil yang terparkir di perkarangan rumah mereka. "Ahhh, akhirnya paman Rizal mu datang. Ayo kita lihat" Sebuah mobil BMW X6 hitam terparkir di pekarangan rumah mereka. Seorang pria paruh baya dengan mengenakan jas hitam yang mewah dan elegant serta jam Rolex yang sangat mengkilap di pergelangan tangannya. Saat turun dari mobil nya, Ri
Burhan mengambil ke 2 kartu itu dan memberikan Infinity Platinum Card kepada Indah. "Indah ambil ini dan pergunakan dengan bijak, jangan pernah sombomg dan selalu rendah hatilah" Indah mengambil kartu yang di berikan Papanya, Indah menjatuhkan coklat mewah yang imgin di makannya. Karna semenjak menerima coklat dari Rizal, indah sangat menikmati coklat itu dan hanya mendengarkan perbincangan tersebut sembari menikmati coklatnya. "I - inii.. Punya ku Pa, apa aku tidak bermimpi " "Benar indah, kamu tidak bermimpi. Pin nya hari ulang tahun Mama. Ini panduan, segera hubungi no yang ada di kertas ke pemilikkan agar nomor handphone kamu bisa tervertifikasi ke kartu Infinity Platinum mu." "Benar kah Pa, baik aku akan melakukannya. Tapi apa benar ini salah satu kartu bank legendaris negara kita? Kartu yang ke pemilikannya mempunyai minimal uang tunai 10 Milyar Rupiah.? "Itu benar keponakan ku, di dalam kartu itu ada uang tunai senilai 200 M
"Pa... Jika kami saja memiliki kartu Bank seperti ini, lalu bagai mana milik papa? " Indah pun tidak bisa menahan rasa ingin tahunya.Burhan pun tersenyum dan mengeluarkan kartu bank nya lalu menunjukkan kepada ke dua anaknya.Diamond Platinum Card, Rian dan Indah saling menoleh karna baru ini mereka melihat kartu bank yang sangat indah dengan warna silver serta sekeliling kartu di lapisi emas dan gambar berbentuk berlian. Namun kartu itu sungguh mempunyai berlian nyata, itu bukan hanya gambar berlian tetapi berlian sungguhan. Kartu tersebut sangat kuat dengan bahan khusus dan tidak bisa patah.Anakku, ini Diamond Platinum Card, siapapun pemilik kartu ini setidaknya mempunyai uang tunai senilai 500 Triliun. Di dalam kartu milik Papa ad setidaknya 100 Billiun Rupiah.Rian dan indah saling pandang, menghempaskan tubuh mereka ke sofa dan mengusap matanya. "Paaa apa ini sungguh bukan mimpi kan?" Indah masih terasa bingung.Walau mereka hidup tanpa keku
"Paman, seperti apa tepatnya Vila itu?" "Mountain Foot Villa mempunyai luas tanah sekitar 4 Hektar dan ad Vila utama, juga ada beberapa bangunan khusus untuk pelayan dan penjaga di sana. Vila dengan bangunan 5 lantai, lantai utama seperti tempat pertemuan dan perjamuan para tamu yang hadir, lantai ke 2 seperti tempat barang-barang antik, lukisan mahal dan beberapa perhiasan dan permata yang di pajang." Halamn depan sangat luas hingga bisa menampung setidaknya 150 mobil. Dan di kelilingi taman dengan sangat rapi dan indah, serta bunga-bunga cantik bermekaran. Bagian belakang di lengkapi 2 kolam renang. 1 yang langsung mengalir dari air terjun gunung dan 1 kolam renang air panas. Ada juga sungai kecil yang mengalir dari air terjun tersebut, di kelilingi tanaman buah yang siap untuk di petik dan nikmati kapan saja. "Paman aku sudah tidak sabar ingin kesana" "Jika kamu sudah lulus sekolah menengah mu, Paman akan menjemput kalian. Kal
Burhan lalu mengeluarkan sebuah kotak perhiasan dan memberikan nya ke Dira istrinya. "Istriku ambillah hadiah ini, kalung ini adalah koleksi terbaik dari toko perhiasan kita. Dan hanya untuk pameran di toko. Kali ini sudah waktunya kau memakainya.." Dira pun mengambil dan membuka kotak perhiasan tersebut, saat membukanya Dira tercengang. "Ini.... Sky Dragon Hart.." Rian dan Indah saling pandang tak di sangka kalung termahal yang slalu tampil di televisi saat ada pameran kalung dunia, sekarang ada di depan mata mereka. "Pha, apa ini tidak salah? Indah masih tidak menduga dengan keindahan kalung Tersebut." Sky Dragon Hart adalah kalung berlian dengan bentuk hati berwarna merah muda yang cukup besar dengan di kelilingi batu zamrud berwarna hijau yang sangat indah. Di bagian tali ad 20 berlian putih yg terbagi diantara kanan dan kiri dari bagian tengah berlian merah muda tersebut. Dengan emas murni berbentuk sisik naga ya
Mereka pun segera berpisah sementara, Rizal segera menjemput Siska dan ke 2 anaknya. Setibanya di kediaman Siska, Rizal di sambut dengan ramah. Mobil BMW nya pun terparkir di pinggir jalan depan rumah Siska. Rizal langsung keluar dari mobil dan tersenyum melihat Siska. "Hy Zal,, sudah lama semenjak kamu terakhir main kerumah kakak, terakhir kau datang saat anak ku Ramli masih sangat kecil." "Ia kak, maaf karna aku tak sempat main ke sini. Kak Burhan meminta ku untuk membantunya mengembangkan usaha miliknya." "Tidak apa Zal, yang penting kamu sekarang sudah sukses." "Semua karna Kak Burhan percaya kepadaku untuk membantunya. Aku tidak akan mengecewakannya, karna itu aku bekerja dengan sepenuh hati membantunya." "Oh ya kak, maaf juga karna tidak hadir saat suami kakak meninggal, saat itu aku sedang berada di luar Negri. Saat itu aku di utus kak Burhan untuk membuka cabang usahanya di sana." "Tidak apa Zal, semua sudah