Kiara duduk terdiam di kamarnya yang gelap gulita, airmatanya mulai membasahi pipinya. Terlihat wajah Kiara yang sangat pucat waktu itu. Kiara melingkarkan tangannya di dekat bantal putihnya dengan kaki terlipat di depan. Jay membenci dirinya dan Kiara mulai membenci Jay yang akan menjadi calon suaminya itu. Tapi kenapa? Jay tiba-tiba malah membenci dirinya? Apa kesalahan yang pernah dilakukan olehnya? Kiara bingung dan merasa tidak melakukan hal yang salah pada Jay. Jay tidak mengatakan apa-apa dan hal ini yang membuat Kiara bingung bukan kepalang. Dia hanya menggelengkan kepalanya saja.
Kiara tidak bisa melihat dirinya sendiri dibenci dengan tanpa alasan yang jelas. Bagaimana rasanya dibenci oleh orang yang ingin menjadi bagian dari hidupmu? Dia hanya mampu mendesah dan mulai memeluk bantal putihnya. Mungkin dengan cara ini Kiara bisa menenangkan diri dengan menggunakan bantal putih. Setelah melihat kebencian yang ada pada diri Jay, Kiara berjanji tidak akan mau menjadi calon istrinya. Bagaimana jadinya nanti kalau dia memiliki calon suami yang amat membenci calon pasangannya sendiri? Dan sekarang orangtuanya tidak mungkin menghentikan pernikahan mereka, apa mereka harus bermain punggung saat setelah menikah nantinya? Haruskah dia khawatir dengan pernikahan yang tidak diinginkannya. Apa haruskah dia memberitahu calon orangtua Jay mengenai perilaku Jay padanya? “Lalu apa, Kiara? Papa akan menyalahkan kamu atas kesalahan yang pernah kamu lakukan selama ini dan ibu akan kecewa denganmu. Mereka berpikirlah kamulah yang mendorongnya untuk melakukan semua ini dan mereka tidak akan percaya dengan hal ini.”Dia hanya berpikir apakah tugas seorang wanita harus menunggu seorang pria, tidak bisakah dia memutuskan keputusan sendiri. Dia hanya menghela napas sambil menunggu serta melihat keputusan apa yang dibuat oleh Jay. Dia kemudian memeluk bantal itu dengan erat.“Diam sebentar, Kiara!” kata Anita yang sedang fokus mewarnai kaki Kiara. Dia sedang sibuk membuat Henna di kaki Kiara, dia sudah memakan waktu 3 jam hanya untuk membuat Henna.“Aku minta maaf, Anita!” Kiara meminta maaf untuk beberapa kali pada pagi itu. Dia mulai merasakan kecemasan, dia tidak menyadari kakinya sejak tadi tetap bergerak-gerak. Otaknya mulai berpikir tentang Jay mulai marah padanya, entah kesekian kalinya Kiara mulai memikirkan lelaki yang dibencinya sepanjang malam hingga pagi. Dia takut pada Jay akankah dia mengecewakan dirinya? Apakah ucapan yang diucapkan oleh Jay tadi malam benar-benar serius. Kiara mulai khawatir dan kebingungan.“Kiara, apa kamu baik-baik saja?” Anita bangkit, dengan ekspresi kekalahan yang terlihat di mata cokelatnya. “Kakimu dari tadi tidak berhenti bergerak. Saya merasa kamu memiliki masalah yang menyebabkan kamu khawatir?” matanya mulai menatap mata Kiara.Apakah dia harus memberitah
Adline tak tega melihat anaknya menangis hingga mengeluarkan orangtua, ia berusaha untuk memeluk tubuh anaknya yang mulai gemetaran. Walaupun berkali-kali airmata putrinya kembali menetes, Adline berkali-kali mengusap di wajah puterinya. Dia ingin anaknya tetap Kuat, dia tidak ingin melihat Kiara yang lemah seperti ini. Apalagi dia harus kehilangan puterinya karena ingin menikah dengan Jay. Adline hanya bisa berharap semoga pernikahan yang akan dijalankan oleh Kiara dan Jay tidak akan berakhir seperti pernikahannya. 25 tahun, Adline bersama dengan pria yang tidak dicintainya itu adalah sebuah siksaan yang amat berat. Menjalani pernikahan seperti ini sama saja seperti berjalan diatas duri yang tajam. Ia tak berdaya dan tidak bisa merasakan cinta. Sampai akhirnya dia memiliki anak bernama Kiara, Kiara lah satu-satunya alasannya masih hidup sampai saat ini. Sejak Kiara lahir, Adline mulai merasakan kebahagiaan yang tiada Tara dalam hidupnya. Dia memeluknya dengan erat
Kiara mulai mencengkeram tangannya yang mulai dingin, kakinya mulai membuat suara hingga mengetuk lantai marmer yang gak terkendali. Napasnya mulai tak beraturan, dia mulai gugup saat melihat pandangan di rumah Jay. Rumah yang asing, disini tidak ada satupun orang yang mengenalinya, ini bukan dunianya.Dia tahu betul apa yang diharapkan orang-orang setelah ada pengantin baru Jay. Ibu Jay telah mempersiapkan kamar ini sebaik-baiknya tapi kenyataannya harapannya tidak sesuai dengan yang ia dapatkan. Hanya dalam sekejap statusnya berubah dari Puteri seorang miliarder hingga sekarang berstatus sebagai istri orang lain. Bahkan dia merasa asing dengan kamar Jay, tempat tidur hingga suasana yang masih asing. Seorang pria yang saat itu tidak ingin menikahinya malah datang dengan tiba-tiba. Seumur hidupnya, dia tidak ingin menikah dengan laki-laki yang amat membencinya. Selama pernikahan, Jay tidak pernah menengok atau sekedar menatap matanya, kalaupun dia mau menatap Kiara i
Pelayan muda itu mulai melangkahkan kakinya ke kamar Kiara, dia tampak duduk sendirian disana dan bersiap-siap untuk sarapan.“Selamat pagi, Bu."Kiara memberikan senyuman manis kepada pelayan itu, dia tahu betul rumah ini begitu asing baginya. Baginya ada hal misteri yang ada di rumah ini.“Hei,” Kiara bangkit dari tempat tidurnya, dia berusaha memperbaiki lipatan pada sarinya.“Bu Aliya mengirim saya untuk membantu kamu untuk bersiap-siap. Tetapi sepertinya saya telat datang.” kata Pelayan itu, tapi Kiara hanya menatap pada lantai saja.“Kamu tidak perlu sering melihat lantai,” Pelayan itu berusaha meyakinkan Kiara. “Aku tidak menggigit.Kiara mulai mengangkat kepalanya perlahan-lahan, dia mulai melihat seorang Gadis yang seumuran dengan saudaranya. Penampilan dia mirip sekali dengan saudaranya, mulai dari warna rambut hitam dan wajah ovalnya. Matanya pun mulai berbinar.Kiara mulai tersen
Aditya duduk di tempat kerjanya, dia mulai menatap jam dindingnya di setiap detik. Jay benar-benar tidak mengerti, jika Aditya membiarkan anaknya tetap seperti ini. Jelas-jelas dia bukan memperlakukan Kiara sebagai seorang istri melainkan sebagai orang asing.Kiara adalah segalanya, dia adalah satu-satunya pewaris dari perusahaan milik ayahnya, dan hanya Kiara yang berhak memiliki itu. Jay menikahi Kiara hanya karena ingin mendapatkan ahli waris milik ayahnya. Tapi apakah Jay memahami faktanya? Tentu saja tidak! Tentu saja Jay tidak mengerti tentang hal ini, Jay malah bersikap biasa saja kepada Kiara. Seolah tidak ada apapun yang terjadi padanya. Bahkan dia sempat memberontak dan tak ingin menikahi Kiara.Pintu ke kantornya tiba-tiba terbuka, Jay datang dengan wajah yang tidak menyenangkan. Aliya memarahi anaknya, Jay bisa-bisanya dia datang ke kantor dengan kaos denim berwarna biru.“Apa ini?” mata Ayahnya melotot ke arah Jay.
Jay merasa muak dengan jiwanya saat dia berdiri di sana, wajah sombong ayahnya tepat di depan matanya. Di sini Jay berdiri, merencanakan kematian seorang wanita yang tidak dia pedulikan. Namun, pemikiran tentang alasan kematiannya membuatnya merasa seperti hewan yang tercela.Tidak! Jay ingin berteriak. Jay tidak terlalu menyukai Kiara tapi dia tidak tahan melihatnya mati, bukan?Apakah itu pembunuhan? Dia bukan orang yang mengganti obat-obatannya dan selain itu, kematiannya akan membuatnya bebas dari perangkap pernikahan konyol ini dan kebebasan untuk bersama Angela, wanita yang dia cintai secara nyata.Apakah dia benar-benar memikirkan ini, membunuh istrinya?"Begitu dia meninggal, kamu bebas pergi."Dia menatap ayahnya, monster itu dia. Selama ini, dia telah menjadi pion dalam rencana lelaki tua itu untuk mengakhiri hidup seorang gadis lugu yang kejahatannya hanya menjadi kaya.Tiba-tiba, dorongan yang luar biasa untuk melindunginya, menyapu
Ishita meniru koreo yang dipelajarinya dari sebuah film, membuat Kiara tertawa dan terengah-engah saat kaki dan lengan gadis muda itu mengayun di udara, membuatnya tampak seperti menderita kelainan saraf versi aneh.“Ishita, kakimu harus istirahat.” Kiara mendesak.Ishita tertawa, duduk di sampingnya di kursi taman. Kiara telah belajar dalam waktu kurang dari satu jam dengan Ishita bahwa dia adalah seorang yang banyak bicara dan monyet sosial yang tidak sabar untuk melemparkan celemeknya ke udara sambil berlari melalui ladang, telanjang. Dia tertawa. Dan itu persis kata-kata Ishita.Ishita bertanggung jawab atas semua yang berkaitan dengan Kiara mengambil peran yang pernah dimiliki sudaranya."Bagaimana tentang.."Kiara!Dia menoleh dengan tajam saat mendengar namanya.Kiara! Jay sedang berjalan melalui jalan pendek dari rumah ke taman mewah yang berdiri di belakang gedung.Dia bangkit berdiri saat melihat dia, tang
Jay berpikir panjang dan keras tentang dilema yang tiba-tiba dia alami. Terjebak. Itu adalah situasi yang tidak bisa dia ramalkan dalam sejuta tahun, namun, itu adalah situasi yang tidak bisa dia hindari hanya karena itu bisa menyebabkan wanita yang dia benci, hidupnya.Itu semakin memperumit masalah fakta bahwa dia membencinya, namun, dia tidak bisa pergi. Tidak jika dia ingin menjaga hati nuraninya. Ketika sampai pada hal itu, entah itu kebebasannya dari pernikahan yang tidak pernah dia setujui atau hati nuraninya. Dia sangat berharap dia bisa menjaga mereka berdua.Kiara adalah wanita yang tidak banyak bicara, mata cokelatnya tampak diam seperti bibirnya. Jari-jarinya gelisah hanya dengan melihatnya dan kehadirannya membuat seluruh tubuhnya gemetar ketakutan. Bahkan sekarang, saat dia menatapnya, dia gemetar. Dia tidak pernah bisa memahaminya. Dia tidak bisa memahami ketakutannya terhadap dia atau penarikan dirinya. Bukannya dia ingin dia mendekat-sebali