Share

Kisah Cinta Yang Tidak Terduga
Kisah Cinta Yang Tidak Terduga
Penulis: Mita Ariska Dewi

Sekolah Baru Teman Baru

"Ada guru datang sama anak baru tuh."

Semua siswa duduk ditempat mereka, dan guru itu memasuki ruang kelas.

"Anak-anak hari ini kita kedatangan teman baru, silahkan masuk!"

Murid itu pun masuk dan menyapa teman-temannya.

"Annyeong nama saya Minatozaki Sana, biasa di panggil Sana." Sambil tersenyum.

Teman-temannya terlihat senang di kelasnya kedatangan murid baru. Semua bertepuk tangan.

"Terima kasih Sana karena sudah memperkenalkan diri. Dan sekarang kamu boleh duduk bersama Jihyo di belakang ya."

Lalu Sana berjalan menuju tempat duduk yang sudah di beritahu guru, disebelah Jihyo.

"Annyeong Park Jihyo." Tersenyum senang.

"Annyeong Jihyo."

Pelajaran berlangsung selama 3 jam, dan akhirnya bell telah berbunyi waktunya beristirahat. Semua murid bubar untuk istirahat.

Sana yang sedang membereskan buku yang ada diatas meja, lalu Jihyo mengajak Sana ke kantin.

"Sana ayo ke kantin sama aku." Sambil tersenyum lebar.

"Sebentar Yo, aku mau membereskan buku aku dulu ya." Kata Sana.

"Iya aku tunggu di depan kelas ya."

Terlihat Sana sudah selesai membereskan bukunya. Sana berjalan menuju tempat Jihyo berada.

"Sudah selesai? Mari ke kantin."

"Iya udah, ayo ke kantin."

Lalu kami berjalan menuju kantin yang terletak dekat dengan tempat parkir.

Disaat kami sampai di kantin, kantin sudah penuh dengan murid-murid.

Jadi kami menunggu sampai ada bangku yang kosong. Sambil menunggu kami berbincang-bincang.

"Na kamu kenapa pindah ke sini? Disana kan sudah enak."

"Aku disini karena ayahku pindah pekerjaan, jadi mau tidak mau harus ikut dengan ayahku."

Kami berdiam diri di dekat kantin.

Setelah beberapa lama akhirnya ada bangku kosong, jadi kami segera kesana untuk menempati tempat duduk itu.

Saat kami sedang memesan makanan, ada yang duduk di sebelahku dia seorang laki-laki dan dia bertanya,

"Aku boleh duduk disini?"

Lalu aku menatap dia

"Iya boleh."

Pesanan aku dan Jihyo sudah datang, kita berdua melahap makanan kita tanpa mempedulikan lelaki di sebelahku.

"Kamu anak baru disini?" Tanya dia.

"Ah, iya."

"Kenapa kamu duduk disini kan ada tempat duduk lain? Teman-teman kamu ada disana." Kata Jihyo.

"Aku gak boleh duduk disini?"

Aku dan Jihyo saling pandang. 

"Terserah deh."

Kita lanjut makan lagi, setelah selesai kita akan beranjak dari tempat duduk kita. Lelaki tadi memegang tanganku.

"Kenapa gak duduk disini dulu?"

Kenapa dia ingin aku disini, aku gak tahu dia siapa. Lalu aku menatap Jihyo, Jihyo pun diam juga.

"Kenapa diam aja? Aku tanya gak dijawab."

"Kita harus segera ke kelas ada tugas, kamu pikir kita gak ada kerjaan gitu."

Dia melepaskan tanganku. Tapi dia diam saja, ya udah aku sama Jihyo langsung pergi dari kantin.

Dijalan menuju kelas aku tanya sama Jihyo.

"Tadi itu siapa?"

"Gak penting, gak usah dipikirin."

Sampai lah kita di kelas, kelas masih sepi karena masih jam istirahat.

"Aku ke WC bentar ya Na."

"Iya."

Selang waktu beberapa menit, ada lelaki masuk ke dalam kelas. Dia lelaki yang tadi ada di kantin.

Kenapa dia masuk? Kelas dia kan gak disini? Aku abaikan saja.

Dia duduk didepan ku, dan dia bertanya.

"Kamu ada di kelas ini? Sepertinya aku pernah lihat kamu dimana ya?"

Aku terdiam.

"Oh ya kenalin aku Doyoung Kim Doyoung."

Dia memperkenalkan diri? Ada apa ini, aku tidak tahu harus berkata apa.

"Kenapa diam aja? Aku berisik ya? Aku cuma mau kenalan sama kamu."

Apa aku juga harus memperkenalkan diri? Mungkin iya, oke aku akan memberitahu namaku.

"Hai aku Sana Minatozaki Sana, salam kenal." Senyum tipis.

"Owh. Nama kamu Sana ternyata, apa kamu pindahan dari Bandung?"

"Kamu tahu darimana?"

"Nebak aja sih." Tertawa kecil.

"SANA!!"

Aku berdiri karena kaget denger suara Jihyo yang tiba-tiba ada di ruang kelas.

Jihyo memperhatikan Doyoung yang aneh kenapa dia ada dikelas ini. Harusnya dia ada di kelas sebelah.

"Kenapa kamu disini? Ada perlu apa? Kenapa di ajak bicara Sana?"

"Satu-satu dong tanyanya, kenapa langsung banyak sih."

Mereka saling lihat-melihat.

Bel pun berbunyi, Doyoung pergi dari kelas.

Jihyo duduk dan bertanya.

"Dia bicara apa Na sama kamu?"

"Dia cuma tanya nama aku aja kok."

"Kamu kasih tau nama kamu?"

"Iya."

Jihyo memegang kepala, aku gak tau kenapa. Jihyo enggak bilang apa-apa sama aku.

Jam pelajaran dimulai.

2 jam kemudian, berganti jam pelajaran. Jihyo masih tetap diam aja. Apa aku tanya aja sama dia? Tapi takut salah.

Jadi aku tidak akan tanya.

Tepat pukul 14.00 waktunya pulang.

"Na mau bareng aku pulang nya?"

Setelah sekian lama Jihyo diam akhirnya dia membuka suara.

"Boleh aku bareng kamu?"

"Boleh dong, udah lama gak ada yang bareng aku." Senyum tipis.

Aku dan Jihyo jalan keluar gerbang. Doyoung yang ada di depan gerbang menyapa ku.

"Hey."

Aku dan Jihyo menengok kearah suara berada. Setelah Jihyo melihat Doyoung, wajah Jihyo berupa dari dia tersenyum menjadi wajah kesal.

Jihyo menarik tanganku untuk segera pulang.

Kita pun naik bus yang menuju rumah.

1 jam perjalanan kita sampai ke pemberhentian bus, aku dan Jihyo turun dari bus. Aku dan Jihyo pun berpisah setelah sampai di pemberhentian bus, aku kekanan dan Jihyo ke kiri.

Dalam perjalanan aku bertemu dengan anak kecil yang sedang bermain di depan rumahnya sendirian.

Aku dekat aja dia,

"Hai dek, kamu sendiri disini?"

Dia tidak menjawab dan dia cuma menatapku seperti orang ketakutan.

"Kakak tidak akan menyakit kamu dek, kakak cuma khawatir kalau terjadi apa dengan kamu. Rumah kamu ada dimana?"

"Ini rumah aku kak."

"Ah ternyata ini rumah kamu, maaf ya kakak gak tau kalau ini rumah kamu."

"Iya kak, kakak mau pulang ya?"

"Iya dek kakak mau pulang."

"Adek anterin ya kak."

"Gak perlu nanti kamu pulang nya gimana? Rumah kakak jauh dari sini."

Adek itu diam saja, seperti memikirkan sesuatu entah apa. Tiba-tiba dia berdiri dan pergi dari situ.

Aku sempat bingung kenapa dia tiba-tiba pergi, ya sudah lah aku lanjut berjalan.

Saat aku di jalan tiba-tiba ada sebuah suara motor yang sedang mengikutiku, aku jalan sedikit cepat.

Suara itu semakin dekat di telingaku, rumahku juga masih agak jauh dari sini aku harus gimana?

Oke tenang Sana tenang tidak akan terjadi apa-apa, tapi rasanya dia emang sengaja membawa motor pelan-pelan.

Aku ingin sekali lari sekencang-kencangnya tapi tidak bisa, seperti ada yang membebaniku.

Aku mengambil langkah lebih cepat dan cepat dan cepat. Tiba digang, aku berhenti dan.....

Tiba digang, aku berhenti dan motor yang tadi mengikuti berhenti di depanku.

Ternyata dia adalah orang yang tadi menunggu di depan gerbang sekolah yaitu Doyoung.

Kenapa dia ada disini apa dia mengikuti dari sekolah tadi?

"Mau nebeng?"

Aku langsung menggelengkan pertanyaan itu dan berlanjut jalan lagi.

"Masih jauh gak rumahmu?"

Menghadap kebelakang

"Tidak."

Berbalik badan dan pergi dari situ.

Beberapa menit kemudian aku sampai di rumahku. Aku melihat ke belakang apa Doyoung tadi masih mengikuti ku, 

"Syukur dia tidak mengikuti lagi."

Masuk deh aku kerumah, masuk rumah didalam tidak ada siapa-siapa kecuali bibi.

Aku menghampiri bibi yang ada di dapur.

"Bi, Papa sama Mama mana?"

"Sedang pergi non, mungkin pulang malam non."

"Iya Bi Terima kasih, aku masuk kamar ya bi."

Aku berjalan untuk menuju ke kamarku. Ganti baju dan lanjut mengerjakan pekerjaan rumah.

2 jam berlalu, selesai sudah tugas rumahku. Aku keluar dan pergi ke dapur untuk mengambil minum.

Aku menuruni tangga, disana aku tidak melihat siapa pun. Lalu aku pergi ke dapur, di dapur juga tidak ada siapa-siapa.

Ya sudah aku masuk kamar lagi setelah meminum air putih satu gelas.

Tepat jam 15.00 pm aku tertidur.

. . . . . . .

Doyoung sampai di rumah, langsung memasukkan motor di garasi.

"Oi kak."

"Dasar gak sopan."

"Baru pulang kak, anterin aku ke toko Mama."

Adek gak tau diri, kakaknya baru pulang malah di suruh nganterin dia.

"Bisa gak sih ngertiin aku."

"Mama yang nyuruh kok, Mama bilang kalau kakak udah pulang suruh nganterin aku ke toko."

"Kamu kan udah besar kenapa masih ingin di anterin mulu, udah bisa bawa mobil pakai mobil aja sana."

Jisung memasang muka cemberut. Dia ngambek masuk ke rumah.

Aku langsung masuk ke kamar untuk membersihkan badan.

Selesai mandi Jisung masuk ke kamar ku sambil memegang hp.

"Iya ma, kak Doy gak mau nganterin aku ke Mama."

Sambil memperhatikan kakaknya, suara pun ia keraskan.

"Mama mau ngomong sama kak Doy? Iya ma ada kok kak Doy nya."

Menyodorkan hp nya.

"Iya ma?"

"Kamu kenapa gak mau nganterin Han?"

"Dia udah besar ma, masak masih mau dianterin sih dia bisa pakai mobil."

"Kamu gak tau dia gimana mengendarai mobil? Mama takut Jisung kenapa-napa, Jisung juga barukan belajar pakai mobil mau kamu biarin ke jalan raya sendirian?"

Menghela panas,

"Iya aku anterin ma, tapi aku mau makan dulu."

"Anterin dulu adik kamu."

Aku tutup telpon nya, aku balikin hp si Jisung. Aku berjalan keluar kamar di ikuti Jisung.

Aku balik badan, Jisung senyum-senyum. Ni anak kenapa?

"Kenapa senyum?"

"Kak Doy mau nganterin aku kan?"

"Kata siapa?"

"Kak Doy." Memasang muka sedih.

Aduh apa aku harus nganterin Jisung? Belum juga istirahat. Ya udah mau n

gimana lagi.

"Ayo aku anterin ke Mama."

Berubah muka si Jisung, senang deh dia.

"Ayo kak."

"Langsung semangat. Aku ambil kunci dulu."

"Jangan lama-lama."

Turunlah aku dari kamar dan segera mengendarai sepeda motor ku.

"Ayo Jisung."

"Iya kak."

Kita berdua berangkat untuk ke toko Mama.

S

esampai nya di toko, Mama sudah menunggu di depan toko.

"Jisung sudah sampai."

Mama langsung menyambut Jisung dan aku tidak disambut. Aku memasang muka sebal.

"Kak Doy tidak di sapa ma?"

"Dia kan sudah besar jadi tidak usah di sapa."

Dasar mama lebih peduli dengan Jisung, emang bener jadi kakak itu gak enak. Gak enak karena sering di asingkan.

"Aku pamit ma, mau pergi sama teman."

"Kamu gak ada kerjaan? Pergi mulu sama temen kamu."

"Anak muda ma namanya."

"Terserah." Memutar bola mata.

"Aku pergi dulu."

Melambaikan tangan ke Jisung sambil senyum bahagia.

. . . . .

Doyoung Sampai di tempat temen-temannya.

"Hai."

Menepuk pundak jaehyun. Jaehyun kaget dong tiba-tiba ada yang menepuk pundak nya kan.

"Lo kaget Hyun?"

"Udah tau kaget, tanya lagi." Muka sebel.

"Dari mana Lo?" Tanya Taeyong.

"Nganterin Jisung."

"Anterin kemana? Dia udah bisa pakai mobil juga." Johnny bingung.

"Ke toko mamaku, emang manja tuh anak."

"Sabar ya Doy." Jaehyun menertawakan Doyoung.

Semua ketawa dong setelah denger Jaehyun ketawa. Aku sebel sama mereka.

"Bisa-bisanya kalian ngetawain aku."

"Gak usah marah gitu kali." Taeil yang masih menahan tawa.

"Udah-udah kasihan tuh di Doyoung."

"Oke-oke diem."

Semua diem dong setelah ada intruksi dari Taeyong.

Mereka lanjut ngobrol.

. . . . .

Aku bangun dari tidur, jam menunjukan angka 4. Aku keluar dari kamar untuk melihat jungwoo sudah pulang atau belum.

"Kayaknya dia udah pulang deh. Mana tuh anak."

Aku cari dulu di depan ada gak motor nya. Di depan gak ada, aku cek di garasi ternyata ada sudah ada di garasi.

Aku tanya ke bibi.

"Bi jungwoo udah pulang?"

"Non Sana, den jungwoo udah pulang ada di kamarnya non."

"Iya Bi Terima kasih bi."

Aku masuk untuk menemui jungwoo.

Tok tok tok

Aku mengetuk pintu kamar jungwoo, tidak ada jawaban. Jadi aku panggil,

"Jungwoo? Ada di kamar gak?"

"Ada, kenapa?"

"Lagi ngapain?"

"Tiduran aja."

"Anterin aku bentar."

Jungwoo keluar dari kamar, menatapku sayup-sayup.

"Kemana?"

"Kamu ngantuk? Kalau ngantuk gak jadi deh."

"Aku anterin kok, mau kemana?"

"Supermarket."

"Mau beli apa?"

"Tanya terus sih, mau atau enggak nih?"

Garuk-garuk kepala, mengangguk dia.

"Siap-siap dulu sana. Aku mau siap-siap."

Jungwoo masuk lagi ke kamar, aku pun juga untuk siap-siap mau ke supermarket.

Aku udah selesai si jungwoo belum keluar dari kamar. Aku panggil kan dia,

"Jungwoo jungwoo!!"

Gak ada jawaban, apa dia tidur ya. Aku cek ke kamar, dan ternyata dia tidur. Menghela napas,

"Katanya mau nganterin kenapa malah tidur dia."

Kututup lagi pintu nya, kalau gitu aku naik taksi aja lah. Aku bilang dulu ke bibi.

Turun ke bawah ke garasi, menemui bibi.

"Bi aku keluar sebentar ya ke supermarket."

"Iya non, sendirian non? Den jungwoo kemana?"

"Tidur bi, tadi udah aku ajak dia mau setelah aku siap-siap dianya malah tidur."

Bibi ketawa kecil.

"Kok ketawa bi?"

"Maaf non, lucu aja non." Masih ketawa.

Aku langsung keluar tidak memperdulikan bibi yang masih ketawa.

Aku nunggu taksi tapi kenapa lama banget ya, aku cek jam udah menunjukkan jam setengah 5 sore.

Beberapa menit kemudian, datang juga taksinya. Aku naik ketaksi menuju supermarket.

Sesampainya di supermarket, aku langsung mencari barang yang akan aku beli. Aku beli apa sih mau tau ya oke aku kasih tau deh, aku tuh beli makanan cepat saji dan juga camilan.

Selesai memilih makanan dan camilan aku ke kasir. Udah selesai membayar.

Keluar supermarket jam setengah 6, udah sore sekali. Masih menunggu taksi, hpku berdering. Siapa sih yang telpon.

Jungwoo ternyata yang telpon,

"Kenapa?"

"Kamu dimana?"

"Aku di supermarket, kenapa?"

"Aku jemput ya, udah sore ini lama kalau nunggu taksi."

Gak biasa dia baik kayak gini.

"Oke aku tunggu."

"Siap boss."

Ku tutup telpon nya dan menunggu jungwoo datang. Beberapa menit kemudian, jungwoo datang.

Jungwoo melihat-melihat sekitar supermarket, aku mendekati Jungwoo.

"Kamu kenapa?"

"Sendirian disini?"

"Menurut Lo." Memasang muka sebel.

"Iya iya, ayo naik sebelum Mama Papa pulang."

Aku bingung kenapa dia menghawatirkan aku? Ada apa ini.

Aku pun langsung naik tanpa bicara apa-apa.

Sesampainya di rumah, aku langsung masuk ke dalam rumah.

"Kak Sana."

Aku nengok ke belakang,

"Ada apa?"

"Kenapa tadi gak bangunin aku sih?"

Aku melihat dia dengan muka bingung. Aku diem aja.

Jungwoo juga cuma memerhatikan aku. Kita saling tatap-menatap, Jungwoo mengalihkan pandangannya.

"Malah diem aja, kak Sana dengerkan?"

"Denger kok, harus kamu kenapa malah tidur? Kan aku udah bilang tadi kalau ngantuk gak usah di paksa."

"Iya iya aku salah, soalnya ngantuk banget sih, padahal tadi aku mau ketemu seseorang."

"Siapa?"

"Mau tau aja, btw beli apa kak?"

"Makanan sama camilan."

"Minta dong." Senyum menggoda agar di kasih.

"Aku cuma beli sedikit."

"Kenapa tadi gak mikirin aku sih." Muka cemberut.

"Tadi kamu tidur, jadi aku gak beliin kamu camilan buat kamu. Mau beli?"

"Enggak, minta camilan kakak aja lah."

"Maunya yang udah ada, gak mau ribet."

Cengigisan tuh anak. Dasar gak tau mau. Aku memberi dia camilan 2 rasa.

"Terima kasih Kakak yang cantik." Tersenyum senang, dia pergi ke kamar.

"Eh tunggu jungwoo."

Jungwoo berhenti dan membalikan badan.

"Apa?"

Aku mendekati Jungwoo, 

"Kamu punya pacar?"

Jungwoo kaget dong dengan pertanyaanku. Muka dia memerah, mungkin dia punya.

"Muka kamu merah kenapa? Kamu pasti punya ya." Ketawa senang.

"Enggak kok."

"Gak papa, bilang aja aku gak akan kasih tau Mama sama Papa."

"Aku gak punya kak, cuma lagi Deket aja." Muka senang.

"Gak kenalin ke kakak dulu?"

"Nanti kakak malah nyelakain dia lagi, karena dia lebih cantik dari kakak." Kabur dia masuk kamar.

Dasar adek gak tau diri, bisa-bisanya dia bilang kek gitu sama kakaknya sendiri. Aku masuk ke kamar untuk bersih-bersih.

Sudah menunjukan pukul 7 malam. Papa Mama belum pulang juga, aku telpon aja deh.

Dret dret dret

Tidak ada jawaban dari Mama, aku juga telpon Papa.

Dret dret dret

Kali ini diangkat sama Papa.

"Halo pa."

"Iya ada sayang?"

Tapi yang angkat Mama,

"Mama lagi sama Papa?"

"Iya, ada apa Sana?"

"Mama sama Papa pulang jam berapa?"

"Lagi di perjalanan pulang."

"Hati-hati ma, aku tutup telpon nya."

Aku matiin telponnya, dan menuju ke lantai bawah untuk menyiapkan makanan. Udah ada bibi di dapur,

"Ada yang bisa Sana bantu bi?"

"Gak ada non, udah selesai semua."

"Gelas udah di siap kan?"

"Belum non."

"Aku siapin ya bi, sekalian piring aku siapin."

"Iya non, terima kasih."

Kuambil gelas dan piring, ku tata di atas meja makan.

Pintu terbuka, pertanda Papa dan Mama pulang.

Aku senyum ke Mama dan Papa, di balas senyuman dari mereka.

"Duduk ma pa."

"Iya nak."

"Dimana Jungwoo Na?"

"Di kamar ma."

"Panggil suruh makan malam."

Aku langsung menuju kamar jungwoo.

Tok tok tok

Terbuka pintu kamarnya, 

"Kenapa?"

"Makan malam dulu di suruh Mama."

"Iya."

Aku dan Jungwoo menuju ruang makan, duduk di sebelah kiri ayah. 

"Mari makan."

"Iya pa." Aku dan Jungwoo berbarengan.

Kami makan malam dengan tenang dan tidak ada percakapan diantara kami, hanya suara piring dan sendok.

Setelah selesai makan aku dan Jungwoo pamit untuk kembali ke kamar.

. . . . 

Aku pulang larut malam, sampai dia di rumah.

"Darimana?"

Suara yang tiba-tiba terdengar dari dalam rumah setelah aku pulang.

"Main sama temen."

"Kamu tau kan ini sudah malam?"

"Iya tau."

"Masuk."

Aku masuk ke kamar setelah dapat intruski dari Papa. Lalu mandi, setelah itu aku langsung tidur.

Paginya, 

Tok tok tok

Suara dari luar,

"Den bangun den sudah pagi, di tunggu tuan di bawah."

Suara bibi yang membangun kan ku dari tidur.

"Iya Bi aku siap-siap."

Aku bergegas ke kamar mandi dan memakai baju sekolah.

Setelah selesai aku turun untuk sarapan bersama Papa Mama dan Jisung.

Aku duduk di kanan Jisung, Papa menatap ku. Lalu mengalihkan pandangannya ke Jisung.

"Silahkan sarapan lalu berangkat sekolah."

Menjawab dengan anggukan. Selesai sarapan,

"Doyoung."

"Iya."

"Anterin adek kamu kesekolah ya."

Memutar bola mata, dan menatap Jisung.

Aku dan Jisung segera beranjak berangkat sekolah, sebelum berangkat aku Jisung pamit dengan Mama dan Papa.

. . . . 

Di sekolah aku duduk di bangku, belum ada seorang pun yang ada di kelas. Aku berniat membaca buku dulu selagi menunggu teman datang.

Aku mendengar suara orang sedang berjalan ke arah pintu, ternyata ada murid yang masuk kelas, dia teman sekelas ku.

Dia menyapaku,

"Hai Sana."

Aku balas dengan senyuman, aku belum tau namanya yang jelas dia teman sekelas ku.

Dia menengok ke arahku, lalu berdiri mendekati.

"Aku belum sempat berkenalan denganmu, nama ku Winwin."

Sekarang aku tau namanya,

"Hai Winwin, salam kenal ya." Aku tersenyum senang.

Kita cuma saling pandang, lalu ada yang berteriak dari luar,

"Woy."

Aku dan Winwin mengalihkan pandangan kita ke orang yang berteriak tadi.

"Itu anak yang paling cerewet dikelas Na." Kata Winwin.

"Siapa?"

"Nayeon."

Aku hanya mengangguk.

Dia masuk dan menatap kita berdua.

"Kalian ngapain?"

"Gak kenapa-napa." Winwin yang jawab.

"Hai Sana aku belum berkenalan dengan kamu." Sambil menghampiri ku.

Menjabat tanganku,

"Nayeon, semoga betah ya disini, soalnya banyak cogan." Ketawa keras.

"Iya Nayeon." Aku dan Nayeon tersenyum.

Teman-teman sudah masuk ke kelas, aku Nayeon dan Winwin duduk di tempat duduk masing-masing.

Aku melihat-lihat mencari keberadaan Jihyo, tapi tidak ada. Setelah aku beralih baca buku, tiba-tiba ada yang duduk di kursi sebelahku dia adalah teman Winwin.

"Aku duduk disini boleh?"

Aku mengangguk, aku memperhatikan dia. Aku lupa namanya siapa, aku memberanikan untuk bertanya.

"Boleh tau nama kamu?"

"Ohh iya, Yuta." Menyodorkan tangannya.

Menjabat tangan kembali,

"Hai Sana." Tersenyum.

Lalu kenapa dia duduk disini? Kemana Jihyo?

Selesai pembelajaran pertama, yang ada di pikiranku, apa Jihyo sedang sakit?

Aku langsung menghubungi Jihyo untuk memastikan dia tidak apa-apa.

Tut Tut Tut

Tidak di jawab, apa aku chat aja.

Sana : 

Jihyo apa kamu sakit?

Sudah di baca sama Jihyo.

"Kamu chat siapa Na?"

"Aku chat Jihyo, mengecek apakah Jihyo sakit atau kenapa, karena hari ini dia tidak masuk sekolah."

"Dia berangkat kok."

Muka ku berubah bingung, apa maksud Yuta? Aku melihat sekeliling mencari keberadaan Jihyo. Aku beralih pandang ke Yuta.

Dia masih memperhatikan ku, karena aku tengak tengok kesana kesini.

"Kamu cari apa?"

"Cari Jihyo."

Senyum tipis.

Kenapa dia senyum seperti itu? Apa dia menyembunyikan sesuatu?

"Kenapa kamu senyum seperti itu? Ada apa dengan Jihyo?"

"Tidak apa-apa."

"Kamu tau dimana Jihyo?"

"Di kelas sebelah."

"Apa?"

"Kamu gak denger aku bilang apa?"

"Kenapa dia disana?"

Dia mendekatkan mukanya kepada ku, deg deg deg aduh jantungku di kondisikan dong.

"Kamu mau tau dia dimana?"

Aku mengangguk. Menjauh dari pandangan ku, dia pergi gitu aja. Aku bingung dia kenapa dan apa yang dia mau?

Aku meletakkan kepalaku ke meja memikirkan kenapa dia tidak langsung memberi tau ku dimana Jihyo. Kepala ku pusing memikirkan ini, kemana sih sebenarnya Jihyo.

Selang beberapa menit, ada mengedor mejaku. Aku mengangkat kepalaku untuk melihat siapa yang mengedor meja ku tadi. Aku melihat ada jaehyun di depan ku, apa lagi ini.

"Kata Yuta kamu mencari Jihyo? Kenapa tidak menghampiri di kelasnya sih."

Aku mengerutkan keningku. Jaehyun yang menatapku bingung, mengigit bibir bawahku.

"Kenapa diam aja?"

"Jihyo kemana?"

"Kenapa cari dia? Ada apa? Bilang aja ke aku."

"Kenapa Yuta duduk bersamaku? Dan kemana Jihyo harusnya dia disini kan?"

"Dia ada kok, kelas sebelah."

"Kenapa disana?"

"Yuta yang suruh."

"Ha? Ada urusan apa dia sini?"

"Nanti kamu tau kok, Jihyo cuma pindah sebentar tenang aja."

Aku lega Jihyo berangkat ke sekolah, tapi kenapa Yuta pindah kesini dan duduk di sampingku.

Setelah Jaehyun keluar kelas, ada 6 cewek yang menghampiri ku dan bertanya.

"Kenapa Jaehyun kesini?"

"Ada hubungan apa kamu sama dia?"

Aku memperhatikan mereka. Salah satu dari mereka menepuk bahuku.

"Kamu gak ngerebut Jaehyun dari Jihyo kan?"

Aku kaget mendengar itu, Jihyo dan Jaehyun pacar? 

"Maksud kalian Jihyo pacaran dengan Jaehyun?"

"Kamu baru tau?"

"Iya."

"Kamu gak bermaksud nikung dia kan?"

"Enggak." 

Bel berbunyi menandakan jam pelajaran selesai waktunya istirahat.

Mereka ber6 tadi langsung keluar, di ikuti teman-teman yang lain. Aku pun keluar untuk membeli makan dan minum.

Aku bertemu Yuta, dia berhenti di depanku. Aku melihat sekeliling semua anak disini menatap kita berdua.

"Aku mau mengajak kamu."

"Kemana?"

"Untuk melihat pertandingan ku nanti sore."

"Pertandingan apa?"

"Basket. Kamu mau kan?"

"Iya jika aku gak ada kegiatan lain."

"Gak bisa di sisain waktu gitu."

Aku menatap nya penuh kebingungan. Kenapa tiba-tiba dia mengajakku pergi?

Aku menjawab dengan anggukan. Yuta seketika tersenyum.

"Aku jemput boleh?"

Apa dia mau menjemputku? Kalau aku tolak gak enak sama dia, aku terima aja deh.

"Iya boleh."

Senyum lagi, aku juga ikut senyum deh jadinya. Dia pergi gitu aja gak bilang apa-apa ke aku.

Seketika semua anak tidak lagi memperhatikan ku. Ku langkahkan kaki untuk menuju kantin.

Sesampainya di kantin, rame banget gak tau kenapa. Aku coba mendekati keramaian itu, menyela-yela untuk melihat ada apa disana.

Disana ada 1 cewek dan 1 cowok. Mereka adalah Doyoung dan Yeji, ada mereka ini.

Melihat sekeliling bisa aja ada yang aku kenal. Tak ada seorangpun yang aku kenal, aku berbalik badan untuk menepi dari para orang kepo ini.

Kesempatan ku untuk pesan makanan dan minuman. Setelah pesan aku duduk di dekat toko yang aku beli tadi.

Sambil menunggu aku bermain sosmed. Semua anak berpencar serasa sudah selesai acara tadi. Ada yang menghampiri ku.

"Na sendirian?"

Jihyo ternyata, aku senyum ke dia. Aku mempersilahkan dia duduk.

"Kemana Yuta?"

Aku mengangkat bahu bertanda tidak tau. Jihyo memesan makanannya. Setelah memesan duduk lagi.

"Kamu lagi ngapain Na?"

"Mengecek di forum."

"Ngapain?"

"Ngecek tadi ada apa."

"Tadi si Doyoung sama Yeji berantem."

Aku menatap Jihyo dengan muka seperti ingin tau ada apa. Jihyo menatapku balik.

"Kamu mau tau kenapa mereka berantem?"

Menganggukkan kepala, Jihyo menghela napas.

"Aku denger-denger sih si Yeji Deket dengan cowok, tapi gak tau sih apa."

Aku menganggukkan kepala beberapa kali. Aku menatap Jihyo dan bertanya dengan dia.

"Kamu tadi kemana?"

"Pindah kelas sebentar, nanti aku balik lagi kok. Ada apa?"

"Kenapa Yuta?"

"Yuta yang suruh, aku juga gak tau kenapa. Apa aku harus mencari tau, ah iya kamu di ajak Yuta ke pertandingan nya?"

"Kamu tau dari mana kalau aku di ajak sama Yuta?"

"Tadi dia yang bilang sama aku, dan juga nanyain alamat kamu tapi aku gak tau alamat kamu jadi dia pergi ke ketua kelas Kita si Hyunsuk."

"Terus?"

"Gak tau aku cuma tau itu."

"Aku denger tadi dari Sowon, Yerin, Yuju, Eunha, sinB, dan umji kamu pacaran sama Jaehyun?"

"Mereka bilang gitu?"

"Iya, mereka kira aku mau merebut Jaehyun dari kamu."

"Gak usah di dengerin."

"Jadi bener kamu pacaran sama Jaehyun?"

"Iya maaf aku gak cerita, aku takut kamu gak ngerti Na." Senyum bersalah.

Aku mencoba tersenyum senang. Makanan kita sudah datang dan kita memberhentikan pembicaraan ini dan melanjutkan makan.

Selesai makan aku dan Jihyo pergi ke kelas, mempersiapkan pelajaran yang akan dimulai.

Saat aku dan Jihyo berjalan kita melihat kelas sebelah ramai sekali, aku dan Jihyo mendekati keramaian itu. Jihyo bertanya dengan seorang anak,

"Ada apa ini?"

Anak itu membalikan badannya kearah kami berdua.

"Ini mereka berdua berantem."

"Siapa?"

"Yuta sama Rio."

"Yuta?" Aku dan Jihyo berbarengan.

"Kenapa mereka berantem?"

"Karena cewek."

"Maksud kamu?"

"Masa kamu gak tau sih Jihyo, itu cewek yang suka sama Yuta."

"Tzuyu?"

"Iya."

Jihyo mengkerutkan kening nya. Aku menatap Jihyo, 

"Ada apa Jihyo?"

Jihyo tidak langsung menjawab dan menarikku, aku ikut saja. Sesampainya di kelas, aku duduk di bangku. 

Bel berbunyi semua anak kembali ke kelas masing-masing. Jam pelajaran dimulai.

2 jam berlalu. Waktu pelajaran berganti, guru belum juga masuk. Ada keributan lagi di luar, semua anak keluar untuk melihat kecuali aku dan Jihyo.

Terdengar suara orang terlepar salah satu dari mereka. Semua kaget mendengar suara itu, otomatis aku dan Jihyo keluar.

Yang terlepar adalah Yuta, mata aku dan Jihyo membesar ketika melihat Yuta. Tzuyu langsung menolong Yuta.

"Bisa gak sih kamu jangan kasar sama Yuta!"

"Kamu belain dia? Gak salah ya, dia aja gak suka sama kamu tau gak."

"Aku tau Yuta gak suka sama aku, tapi dia terus melindungiku."

"Kalau soal melindungi aku juga bisa Tzu."

Tzuyu tak menjawab lagi dan membawa Yuta ke UKS. Semua mata tertuju pada Tzuyu dan Yuta. 

Setelah Yuta dan Tzuyu tidak terlihat kami semua kembali ke kelas masing-masing. 

Nayeon mendatangi aku dan Jihyo, duduk di depan kami.

"Yuta tadi serius belain Tzuyu?" Matanya tertuju ke Jihyo.

"Iya itu serius."

"Gak nyangka aku, bisa ya dia belain Tzuyu tapi dia gak suka."

"Yuta emang kayak gitu kan."

Nayeon hanya mengangguk mengerti. Pelajaran dimulai lagi.

Tepat pukul 12 siang, waktunya pulang. Di SMA ini emang pulang jam 12 ya.

Semua anak keluar kelas untuk pulang. Aku dan Jihyo masih di kelas, aku liat anak keluar kelas dengan muka kaget saat sampai di depan pintu.

Aku dan Jihyo pun juga pulang, tiba di depan pintu aku dan Jihyo kaget ada sesosok orang. Orang itu adalah Yuta.

"Nunggu siapa?"

Menunjuk dengan menggerakkan kepala.

"Sana?"

"Aku?"

"Iya kamu Na."

"Kenapa nunggu aku?"

"Mau bareng aku gak?"

"Dengan keadaan kamu kayak gini, mau nganterin aku. Lebih baik kamu ceper pulang sebelum luka kamu tambah parah nantinya."

Yuta hanya tersenyum, mendengar omelanku.

"Kenapa harus khawatir sih, gpp kok ayo."

Aku menggeleng dan pergi dari hadapan Yuta. Jihyo hanya melihat aku pergi begitu aja.

"Maaf ya Ta. Sana pergi gitu aja."

"Gpp kok, mungkin dia gak mau lihat aku."

"Gak gitu lah Ta. Dia cuma gak mau kamu lebih parah dari ini, kamu gak liat kendaraan banyak asap. Nanti luka kamu kena kotoran."

Jihyo pun langsung menyusul ku. Aku menengok kebelakang memperhatikan Jihyo. Jihyo dari sana terlihat senyum.

Aku berhenti untuk menunggu Jihyo sampai di tempat ku. Saat sampai ada Jaehyun.

"Aku aku anterin?"

Jihyo menatapku lalu menatap Jaehyun. Menggeleng.

"Oke kalau gitu aku duluan ya bye." Melambaikan tangan.

Sampai di tempat pemberhentian bus, aku bertanya dengan Jihyo.

"Nanti Yuta gak jadi main basket kan?"

"Gak tau sih. Aku tanya Jaehyun dulu."

Jihyo menelepon Jaehyun, beberapa menit kemudian telepon Jihyo tertutup.

"Na?"

"Ya?"

"Yuta nanti main, katanya kamu harus dateng."

"Ha? Dia tetep main basket? Kenapa ikut dia kan bisa gak ikut."

"Dia pemimpin Na di tim basket nya, gak mungkin dia gak ikut. Dia jemput kamu, nanti dia hubungin kamu."

Aku menghela napas. Setelah menunggu bus datang, akhirnya datang juga aku dan Jihyo langsung naik ke bus.

Sampai di pemberhentian bus, aku dan Jihyo turun dari bus.

"Jihyo."

"Iya?"

"Boleh minta nmr Yuta?"

"Boleh nih."

Aku mencatat nomor Yuta diponselku. 

"Terima kasih ya. Hati-hati pulang nya."

"Iya kamu juga, nanti aku dateng juga Na."

Aku hanya tersenyum dan beralih ketujuan ku untuk pulang ke rumah.

Sampai juga di rumah, langsung masuk kamar dan bersih-bersih. Aku teringat kalau Yuta akan kerumah, aku menelpon nya lebih dulu.

"Halo? Siapa?"

"Sana."

"Tau kok." Ketawa. "Kenapa telpon?"

"Kamu mau ikut basket?"

"Iya, aku jemput kamu sebentar lagi ya tunggu di rumah."

"Kenapa ikut?"

"Gpp Na."

"Aku beneran gak kenapa-napa?"

"Iya aku udah baik-baik aja, tenang aja Na."

"Aku tutup telponnya."

Aku siap-siap dulu deh kalau gitu. Aku harus hubungi Jihyo dulu kalau aku ikut.

Sana : 

Jihyo aku ikut ke tempat basket.

Jihyo :

Oke deh

Aku turun dari lantai 2 di lantai 1 sudah ada Jungwoo yang senyum-senyum.

"Kenapa senyum-senyum?"

"Ada cowok kak di luar, katanya nungguin kakak."

Dia udah datang, kenapa gak chat aku. Aku langsung turun, Jungwoo ikut. Aku menoleh ke belakang.

"Kenapa ngikutin?"

"Mau tanya dia siapa?"

"Temen kakak."

"Ohh, pulang jam berapa nanti? Nanti kalau di tanyain Mama Papa."

"Belum tau, aku pergi dulu. Nanti kalau aku udah mau pulang aku hubungin kamu oke. Bye." Melambaikan tangan ku.

Mendekati Yuta dan langsung pergi. Diperjalanan, aku melihat seluruh badan Yuta. Memastikan dia udah baik-baik aja.

Sudah sampai di tempat tujuan, disana belum banyak orang cuma ada temen nya Yuta dan juga pacar mereka. Aku melihat Jihyo sambil Tersenyum.

"Ayo." Ajak di Yuta.

"Hai bro." Semua saling menjabat tangan.

Anak-anak basket itu melihat ku seperti pernah melihat ku. Aku berekspresi bahagia, dan di persilahkan duduk di dekat teman sekelasnya Yuta. Ada Doyoung dengan pacar nya.

Aku tersenyum ke semuanya, duduk di dekat Jihyo.

"Aku ganti baju dulu Na."

Menganggukkan kepalaku. Setelah setengah jam tempat ini sudah ramai penonton. Saat melihat-lihat, aku melihat Tzuyu mendekati Yuta.

Saat Tzuyu mengajak bicara Yuta melihat ku dari sana, aku langsung mengalihkan ke pandangan yang lain.

Permainan sudah akan dimulai, para pemain bersiap dan juga penonton sudah mulai meneriaki pemainnya.

Pertandingan basket babak pertama pun mulai.

Babak pertama selesai, pemenang di babak pertama ini tim sebelah, jadi tim Yuta tidak beruntung di babak ini. Permainan ini di istirahat kan dulu, agar semua pemain kembali pulih.

Babak kedua sudah dimulai.

Selesai sudah babak kedua, sekarang saat nya menentukan pemenang basket.

"Selamat untuk tim Avengers pemenang basket hari ini, dan juga terima kasih untuk tim Aven yang sudah ikut dalam perlombaan ini. Para penonton terima kasih telah datang untuk melihat perlombaan ini, saya akhiri terima kasih."

Semua bertepuk tangan. Dan mereka bubar setelah perlombaan ditutup. 

Aku dan teman-teman mendatangi Yuta.

"Tenang aja besok kamu pasti menang." Taeyong menenangkan Yuta.

"Perlombaan yang akan datang kamu harus menang oke."

"Gak usah dengerin kata haechan, semangat aja buat kamu ya."

Semua tersenyum ke Yuta, Tzuyu mendatangi Yuta dan memberi pelukan. Semua hanya menatap mereka berdua. 

Tapi Yuta menatapku dengan pandangan khawatir. Aku hanya senyum dia menatap ku.

"Na, kita pulang yuk."

"Sekarang?"

"Iya, aku anterin soalnya aku bawa mobil."

"Kamu gak sama Jaehyun?"

"Dibawah motor jadi gak bareng sama aku."

Aku mengangguk dan aku dengan Jihyo langsung menuju mobil, menyalakan mobil dan jalan.

Di dalam mobil,

"Kamu cemburu tadi Na?"

"Enggak."

"Jangan langsung suka sama orang belum kamu kenal."

"Iya aku akan melihat lihat dulu si Yuta." Sambil tersenyum.

"Itu keputusan yang tepat Na."

Sampai di depan gerbang, aku turun dari mobil Jihyo. Berpamitan dengan Jihyo juga,

"Hati-hati Jihyo." Melambaikan tangan.

"Iya." Melambaikan tangan kembali.

Mobil Jihyo sudah jauh tak terlihat lagi olehku. Aku masuk ke dalam rumah, ada Mama di ruang tamu.

"Baru pulang Na?"

"Iya Ma, maaf tadi gak ijin Mama."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status