Share

Eps. 03

Penulis: Mamak_A
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-17 12:52:42

Tepat pukul 14:00 WIB, resepsi pernikahan Azmya dan Arsyil diselenggarakan. Resepsi itu diadakan di gedung serbaguna komplek perumahan orang tua Azmya. Padahal Arsyil sudah menawarkan pada gadis itu untuk mengadakan resepsi di gedung yang lebih mewah. Tetapi Azmya tak ingin membuang uang hanya untuk sebuah pesta yang meriah. Karena bagi Azmya, kehidupan pernikahan setelah resepsi jauh lebih penting ketimbang sebuah selebrasi.

“Selamat siang semuanya, perkenalkan, saya Joe. Saya yang bertugas menjadi MC di hari yang berbahagia ini,” ucap Joe. Alunan musik pun mulai terdengar setelahnya. Beberapa penari melangkah ke dalam gedung lebih dulu. Disusul oleh Azmya dan Arsyil yang berjalan sembari bergandengan mesra. Senyum sumringah terus dipancarkan oleh sepasang pengantin baru itu.

“Kamu, kenapa jalannya seperti itu?” bisik Arsyil pada Azmya, karena istrinya itu berjalan dengan gaya yang sedikit aneh. Padahal Azmya memakai gaun pengantin dengan rok lebar, serta menggunakan sepatu dengan tapak yang tidak terlalu tinggi. Tapi, kenapa istrinya itu terlihat tidak nyaman ketika melangkah?

Walau Azmya terus memasang senyum sumringah, tetapi Arsyil bisa merasakan ketidaknyamanan sang istri.

“Kamu pikir ini karena ulah siapa?!” ketus Azmya, sembari tetap menyunggingkan senyum sumringah.

“Ini semua akibat perbuatan Kamu, di kamar tadi! Masih perih tau!”

Arsyil menutup mulutnya, menahan rasa geli yang menggelitik. Ternyata Azmya tengah menahan rasa perih di bagian sensitifnya. Tak tega melihat sang istri kesusahan, terlebih itu adalah karena ulahnya, seketika pria itu menghentikan langkah dan membawa Azmya dalam gendongannya.

“Ars!” pekik Azmya, dengan mata membulat. Azmya benar-benar tak habis pikir dengan kelakuan sang suami. Bisa-bisanya pria itu menggendongnya di hadapan banyak orang.

Beberapa tamu undangan yang telah hadir bersorak-sorai melihat adegan itu. Sementara kedua orang tua Azmya dan Arsyil melihat adegan itu sembari menggelengkan kepala mereka.

“Aku akan bertanggung jawab karena sudah membuat 'itu' Kamu perih sebelum waktunya,” ucap Arsyil. Saat meminta Azmya melakukan kewajibannya, Arsyil sama sekali tak terpikir, jika hal itu akan membuat sang istri kesusahan. Kameramen pun sibuk mengabadikan momen romantis itu.

Dengan iring-iringan musik dan penari, Arsyil membopong Azmya. Saling tatap dan melempar senyuman, akhirnya Arsyil berhasil membawa Azmya hingga ke atas pelaminan. Sungguh adegan yang jarang terjadi di sebuah resepsi pernikahan, bukan?

Para penari tradisional masih terus meliuk-liukkan tubuh mereka, walau sepasang pengantin, beserta kedua orang tua yang mendampingi, telah duduk di pelaminan.

Joe, langsung mengambil alih, ketika tari-tarian itu telah selesai, dan para penari telah meninggalkan gedung resepsi.

“Sebelum kita memulai acara selanjutnya, pengantin pria ingin menyampaikan dan menunjukkan sesuatu kepada istri tercinta. Silakan, Mas Arsyil.”

Azmya melongo saat sang suami menegakkan tubuhnya dan berlalu meninggalkan dirinya begitu saja, tanpa berpamitan. Mata Azmya terus bergerak mengikuti langkah kaki Arsyil, hingga pria itu berdiri berdampingan dengan Joe.

“Silakan Pak Arsyil,” ucap Joe, seraya menyerahkan microphone pada pria yang baru saja berganti gelar menjadi seorang suami.

“Selamat siang semuanya. Terima kasih karena berkenan hadir di acara resepsi pernikahan saya dan Azmya,” ucap Arsyil memulai sambutannya.

“Sayang, aku di sini dulu ya,” ucapnya seraya melambaikan tangan pada sang istri. Sementara Azmya yang tidak tahu-menahu dengan apa yang akan diperbuat sang suami, hanya bisa mengerucutkan bibirnya.

“Saya berdiri di sini karena ingin mengakui sesuatu pada istri saya. Suatu hal yang saya tutupi selama ini.”

Deg!

Ada firasat tak enak di hati Azmya, saat mendengar penuturan sang suami. Apa yang akan diakui oleh pria itu? Hal apa yang selama ini ditutupinya? Setelah satu tahun ini hubungan mereka sudah sangat dekat, alasan apa yang membuatnya baru mengungkapkan hal itu sekarang? Kenapa harus mengungkap setelah mereka sah menjadi suami-istri? Bahkan pria itu sudah merenggut kesuciannya!

Azmya menoleh, menatap sang ibu mertua yang duduk tak jauh darinya. Namun, wanita paruh lanjut usia itu menggelengkan kepala, serta mengangkat kedua pundaknya. Tanda bahwa dirinya juga tak tahu menahu mengenai apa yang akan diungkap oleh Arsyil.

Melihat wajah tegang Azmya, Ninik pun merasa gugup dengan apa yang akan diperbuat oleh anak kandungnya itu.

“Tidak ada yang tau, Mi,” ucap Arsyil, saat melihat sang istri dan ibunya yang saling berinteraksi. “Tidak ada yang tau dengan apa yang akan aku sampaikan ini.”

Lagi, ucapan Arsyil membuat Azmya bertambah tak enak hati. Mata gadis itu bahkan sudah mulai berembun. Andai Arsyil mengaku suatu hal yang membuatnya sakit, tentu air mata Azmya akan lolos dengan mudahnya. Bahkan, saat ini saja, dirinya ingin menangis. Karena Azmya memang gadis yang seperti itu sejak dulu. Hatinya teramat lembut. Hingga mudah sekali iba dan menangis.

“Mia ... Sebenarnya, sebenarnya aku ....

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 96

    Anggita begitu terkejut saat tiba-tiba kedua orang tuanya masuk ke dalam bilik ya dan mengatakan jika mereka baru saja menemui Arsyil. Bertanya-tanya dalam hati, apa yang diperbuat orang tuanya di kediaman pria yang dicintainya itu? Apa orang tuanya sudah mengetahui alasan yang sebenarnya, mengapa dia dipecat? Apa ayah dan ibunya akan memarahinya karena mencintai suami orang? Apa ayah dan ibunya akan murka karena dia sering menonton aksi Arsyil dan Azmya?Anggita pun menegakkan tubuhnya. Gadis itu bersiap akan cecaran orang tuanya. Tapi, kalimat pertama yang ditanyakan oleh ibunya, membuat Anggita terkejut.“Apa benar Pak Arsyil sering menggoda kamu?” tanya Mila. Dahi Anggita berkerut mendengar pertanyaan sang ibunda.Menggoda? Pria beristri itu tak pernah sekalipun menggodanya. Jangankan menggoda, pria itu bahkan tidak bisa untuk digoda. Kenapa kedua orang tuanya bisa mempunyai pikiran seperti itu?“Bapak dan ibu tadi bertemu dengan tetangganya. Katanya Pak Arsyil itu sering menggo

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 95

    “Kenalkan, nama saya Indri. Saya istri dari ketua RT, tempat di mana Arsyil dan Azmya tinggal. Kebetulan rumah saya tepat di depan rumah mereka,” ucap Indri.“Ada apa dengan mereka?” tanya wanita itu. Mila pun tanpa ragu menyeritakan apa yang terjadi pada anaknya.“Mia memang seperti itu. Cemburuan gak jelas. Anak saya juga mengalami nasib yang tidak jauh beda. Padahal Arsyil itu naksir berat dengan anak saya tadinya. Tau-tau digoda oleh si Mia itu! Eh ... sekarang malah menuduh anak Ibu dan Bapak yang menggoda suaminya. Padahal saya yakin, pasti Arsyil yang lebih dulu menggoda anak Bapak dan Ibu. Arsyil itu sebenarnya jenuh sama istrinya yang tidak bisa apa-apa itu!”“Berarti Pak Arsyil itu mata keranjang ya?” tanya Mila. Wanita paruh baya itu menatap tak percaya.“Bukan Arsyil yang mata keranjang. Tapi, istrinya itu yang tidak becus dalam mengurusi suami. Mia itu kan tidak bisa memasak, tidak bisa mengurus rumah. Bahkan sudah tidak perawan saat menikah!”Mata Mila dan Jajang melebar

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 94

    Mila dan sang suami memutuskan untuk berhenti di sebuah warung makan yang tak jauh dari kediaman Arsyil dan Azmya. Pasangan suami istri paruh baya itu masih begitu emosional. Ucapan Arsyil dan Azmya yang menuduh anaknya hendak menjadi orang ketiga bagi rumah tangga keluarga petani itu, membuat Mila dan sang suami meradang.Mereka tau betul sikap Anggita. Putri sulung mereka itu adalah seorang anak yang lemah lembut. Lakunya juga sangat baik. Anggita bahkan tak pernah terlihat berhubungan dekat dengan seorang pria. Bagaimana mungkin anak yang begitu lugu bisa menggoda seorang pria yang notabenenya adalah majikannya? Bahkan pria itu berusia jauh lebih tua dari anak mereka.“Saya yakin Pak. Pasti Bu Mia itu mengada-ada. Masa anak kita dituduh menggoda suaminya. Pasti dianya saja yang cemburuan. Atau ... jangan-jangan Pak Arsyil yang menggoda anak kita, tapi menuduh Anggi yang menggodanya, saat ketahuan oleh istrinya itu!” umpat Mila.“Menurut Bapak juga

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 93

    Ibu kandung Anggita menghampiri rumah Arsyil yang berada di desa yang bersebelahan dengan desa tempatnya tinggal. Mila berangkat ke sana bersama sang suami. Sebenarnya pria itu tak mau menemani sang istri untuk mengemis sebuah pekerjaan untuk anaknya. Menurut pria itu, Anggita terlalu berlebihan. Harusnya, dengan pengalaman kerjanya selama mendampingi Arkana, anak gadisnya itu mampu mencari pekerjaan dengan lebih mudah.Namun, saat Anggita sama sekali tak menyentuh makanannya. Saat anaknya itu harus dipasangi selang infus karena tak mendapatkan asupan makanan dan cairan yang cukup, mau tak mau, pria itu mengikuti sang istri ke kediaman Arsyil dan Azmya.Sesampainya di sana, kedua orang tua Anggita memohon agar sang anak diperbolehkan untuk kembali bekerja di sana.“Kasihan Anggi sampai tidak mau makan dan minum, Pak, Bu,” ucap Mila. Wanita paruh baya itu, tanpa tau persolan yang menimpa anaknya, terus memohon pada Arsyil dan Azmya.“Mohon maaf, Pak. Saya tidak bisa menerima Anggi untu

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 92

    Sementara itu, saat Azmya begitu menikmati permainan sang suami. Ada seorang gadis cantik yang terus menangis karena baru saja diberhentikan dari pekerjaannya. Gadis itu menangis bukan karena kehilangan pekerjaan. Dia menangis karena tak lagi bisa menatap pria pujaan hatinya lagi.Biasanya, setiap pagi gadis itu bersemangat karena akan kembali melihat seorang pria dewasa yang begitu perkasa. Menyapa pria itu, mendengar suara pria itu, bahkan menyaksikan tubuh atletis pria itu, sudah menjadi santapan sehari-hari Anggita. Arsyil Yudistira memang begitu memesona. Walau pria itu berusia tiga puluhan, tapi wajah tampan dan tubuh atletisnya, membuat Arsyil terlihat sangat menggairahkan bagi gadis-gadis seumuran Anggita.Gadis itu tak pernah menyangka jika dirinya akan jatuh cinta pada seorang pria yang berusia sepuluh tahun lebih tua darinya. Anggita merasakan getaran-getaran itu di hatinya, saat Arsyil mulai suka memujinya. Sejak saat itu, senyuman yang selalu ditampilkan oleh petani tamp

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 91

    “Sepertinya beberapa hari belakangan, kamu cukup sehat,” ucap Arsyil saat dirinya bersama sang istri baru saja masuk ke kamar.“Iya. Rasanya tubuhku sudah mulai segar kembali. Apalagi tadi pagi sudah diurut dengan Ceu Edah. Tubuh ini jadi terasa tambah segar,” ungkap Azmya. Senyuman lebar terkembang di wajah Arsyil. Pria itu seketika menyergap Azmya. Memeluk erat sang istri dari belakang. Kini Arsyil sudah membenamkan wajahnya pada lekuk leher Azmya.“Sudah bisa melayaniku dong, kalau begitu.”Arsyil tak membutuhkan jawaban dari Azmya. Melihat kondisi tubuh sang istri begitu bugar, Arsyil pun tau jika Azmya sudah siap untuk melayaninya.Jemari pria itu kini telah menangkup salah satu benda kenyal milik Azmya. Arsyil memberikan pijatan-pijatan lembut di sana seraya memberikan jejak-jejak kepemilikan di leher sang istri.Azmya tentu saja mulai menikmatinya. Terlebih saat pria itu mulai menggesek-gesekkan bagian tubuhnya yang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status