Share

Eps. 06

Author: Mamak_A
last update Last Updated: 2022-06-18 20:23:20

Acara resepsi pernikahan Azmya dan Arsyil berlangsung hingga pukul 17:00 WIB. Pria itu langsung memboyong Azmya menuju hotel bintang empat yang letaknya tak terlalu jauh dari kediaman orang tua wanita itu.

Azmya dan Arsyil memang sudah merencanakan hal itu sebelumnya. Azmya juga sudah menyiapkan tas berisi beberapa lembar pakaian yang akan dibawanya untuk menikmati acara bulan madu mereka, selama tiga malam di hotel.

Azmya bahkan sudah menyiapkan sebuah gaun malam yang cukup seksi. Gaun malam yang rencananya akan dipakai Azmya, saat wanita itu akan melepas kegadisannya di malam pengantin mereka.

Namun, tentu saja hal itu tidak sepenuhnya akan terwujud. Walau gaun seksi itu akan dipakai saat malam pertama pernikahan, tapi kegadisannya sudah direnggut sang suami, pagi tadi.

Azmya kembali teringat akan janjinya pada Arsyil. Malam ini dirinya harus menggoda sang suami. Mengembuskan napas kasar, Azmya memikirkan apa yang harus dia lakukan malam nanti. Seketika Azmya menutup wajahnya. Bahkan baru membayangkannya saja sudah membuat wanita itu merasa malu.

“Yuk kita berangkat,” ajak Arsyil yang baru saja masuk ke kamar. “Aku sudah tidak sabar menagih janji seseorang!” ucapnya lagi. Sontak wajah Azmya kembali bersemu merah. Melihat sebuah tas berada di sisi wanita itu, Arsyil langsung membawanya dan meninggalkan Azmya.

“Mati aku!” gumam Azmya. Wanita itu lalu mengikuti langkah sang suami.

***

Malam itu, Arsyil dan Azmya memutuskan untuk makan di sebuah kedai yang menjual nasi bebek Madura. Sudah menjadi kebiasaan bagi Azmya, akan memesan nasi satu setengah porsi jika makan di sana. Azmya memang sangat menyukai nasi bebek itu.

“Kamu yakin, tidak mau memesan nasi dua porsi saja?”

“Kalau dua porsi terlalu banyak, Ars. Aku takut tidak habis. Nanti mubazir!”

“Setelah ini, Kamu akan kerja keras loh. Kamu butuh asupan lebih banyak dari biasanya.” Seketika Azmya menoleh, menatap Arsyil dengan dahi berkerut.

“Kerja keras?”

Arsyil menganggukkan kepalanya. “Iya. Apa Kamu lupa kalau malam ini, Kamu harus menggodaku?” bisik Arsyil. Wajah Azmya memerah, wanita itu menyikut perut sang suami. “Apa sih!” ketusnya. Arsyil terkekeh melihat reaksi malu-malu sang istri. Azmya sejak dulu memang begitu. Masih terekam jelas di ingatannya, saat pertama kali mencium Azmya, di tepi pantai, saat Arsyil mengajak wanita itu menikah.

Padahal Arsyil hanya mengecup bibir Azmya sekilas, tapi wanita itu langsung menundukkan wajahnya. Itulah sebabnya, Arsyil tak memercayai ucapan Irwan saat mengatakan kalau Azmya sudah tak lagi perawan. Saat itu, walaupun dirinya belum merenggut kegadisan sang istri, dirinya tetap memercayai Azmya. Gadis itu terlalu pemalu untuk melakukan hal seperti itu.

Hampir satu jam mereka menghabiskan waktu di kedai nasi bebek, sebelum akhirnya kembali melanjutkan perjalanan ke hotel.

Walaupun tidak memesan kamar termahal, tapi Arsyil memesan salah satu kamar termahal di hotel bintang empat itu. Kamar seluas 46m² itu, dilengkapi dengan ranjang berukuran queen, mini bar, televisi, sofa, separate dining area, serta kamar mandi yang dilengkapi bathub.

Arsyil baru saja membersihkan seluruh tubuhnya. Azmya yang tengah menonton tayangan di televisi, seketika menoleh saat pintu kamar mndi terbuka. Wajahnya kembali memanas. Pipi gadis itu bersemu, saat menatap Arsyil keluar dari kamar mandi dengan rambut basah, dan hanya menggunakan handuk yang melilit pinggangnya ke bawah. Azmya mematung. Padahal ini adalah kali kedua wanita itu melihat tubuh atletis Arsyil. Hanya saja, pagi tadi Azmya tak begitu memerhatikannya. Kini, wanita itu seolah sulit bernapas saat menatapnya pahatan indah sang pencipta itu.

“Sudah puas memandangiku?”

Azmya seketika salah tingkah, lalu mengalihkan pandangannya.

“Ayo buruan mandi! Aku ingin secepatnya digoda!” Tubuh Azmya meremang saat mendengar titah sang suami. Azmya mengangguk malu-malu. Wanita itu melangkah menuju lemari dan mengambil perlengkapan mandinya.

Setelah hampir tiga puluh menit, akhirnya Azmya keluar dari kamar mandi. Arsyil dengan pinggang yang masih terlilit handuk, masih berbaring di ranjang.

Namun, saat Azmya sudah melangkah mendekati ranjang. Pria itu seketika menegakkan tubuhnya. Matanya melebar saat menyaksikan sang istri dengan balutan busana yang sangat seksi. Berulangkali Arsyil meneguk liurnya. Jakun pria itu terlihat naik turun. Napasnya bahkan memburu cepat, saat Azmya semakin mendekat.

Tadinya Azmya ingin meliuk-liukkan tubuhnya, sebagai upaya dirinya menepati janji. Wanita itu bahkan sudah berselancar di internet mengenai gerakan-gerakan yang dapat menggoda suami. Tapi ternyata, Azmya tak membutuhkan hal itu.

Hanya dengan memakai gaun malam seksi, sang suami sudah bereaksi. Arsyil seketika turun dari ranjang. Dengan mata tak berkedip sedikitpun, pria itu melepas handuknya dan melangkahkan kakinya mendekati Azmya.

Tubuh Azmya mendadak kaku, saat sang suami perlahan mendekat tanpa sehelai benang menutupi tubuhnya. Bahkan sepertinya sang suami sudah sangat siap bertempur.

Kini Arsyil sudah berdiri persisi di hadapan sang istri, membelai leher hingga pundak Azmya yang terbuka. Bahkan kini, jemari dan mata Arsyil sudah tiba di kedua puncak dada Azmya yang terlihat cukup jelas, dari balik gaun menerawang berwarna merah itu. Warna yang terlihat sangat kontras dengan kulit putih menggelepak milik Azmya.

Azmya memilin sisi-sisi gaun transparan yang dikenakannya, saat jemari Arsyil mulai bermain-main di kedua puncak bukitnya. Azmya bahkan mulai menggigit bibir bawahnya, saat jemari pria itu mulai memilin buah ceri miliknya. Ekspresi Azmya terlihat begitu seksi di mata Arsyil. pria itu lalu mengecup bibir merah muda Azmya

Sudah tak lagi bisa menahan hasrat, Arsyil membawa Azmya dalam gendongannya. Seketika wanita itu melingkarkan lengannya ke leher Arsyil.

Arsyil meletakkan Azmya dengan lembut di atas ranjang. Pria itu lantas menatap lekat tubuh Azmya, dari ujung kepala hingga ujung kaki. Seolah pria itu tengah menghapal setiap lekuk tubuh Azmya. Sedangkan Azmya yang merasa malu diperhatikan begitu lekat, seketika melemparkan pandangannya.

Puas memandangi lekuk tubuh Azmya, seketika Arsyil melebarkan kaki wanitanya, lalu mengambil posisi hingga kedua bagian sensitif sepasang suami-istri itu beradu.

Perlahan-lahan, Azmya yang sedari tadi merasa tegang, kini mulai menikmati permainan sang suami. Begitu pun Arsyil. Selain merasa nikmat, pria itu juga merasa sangat bahagia saat ini. Pelepasan demi pelepasan yang dialami sang istri membuatnya merasa menjadi pria paling jantan.

“Ars, ayo turun!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 96

    Anggita begitu terkejut saat tiba-tiba kedua orang tuanya masuk ke dalam bilik ya dan mengatakan jika mereka baru saja menemui Arsyil. Bertanya-tanya dalam hati, apa yang diperbuat orang tuanya di kediaman pria yang dicintainya itu? Apa orang tuanya sudah mengetahui alasan yang sebenarnya, mengapa dia dipecat? Apa ayah dan ibunya akan memarahinya karena mencintai suami orang? Apa ayah dan ibunya akan murka karena dia sering menonton aksi Arsyil dan Azmya?Anggita pun menegakkan tubuhnya. Gadis itu bersiap akan cecaran orang tuanya. Tapi, kalimat pertama yang ditanyakan oleh ibunya, membuat Anggita terkejut.“Apa benar Pak Arsyil sering menggoda kamu?” tanya Mila. Dahi Anggita berkerut mendengar pertanyaan sang ibunda.Menggoda? Pria beristri itu tak pernah sekalipun menggodanya. Jangankan menggoda, pria itu bahkan tidak bisa untuk digoda. Kenapa kedua orang tuanya bisa mempunyai pikiran seperti itu?“Bapak dan ibu tadi bertemu dengan tetangganya. Katanya Pak Arsyil itu sering menggo

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 95

    “Kenalkan, nama saya Indri. Saya istri dari ketua RT, tempat di mana Arsyil dan Azmya tinggal. Kebetulan rumah saya tepat di depan rumah mereka,” ucap Indri.“Ada apa dengan mereka?” tanya wanita itu. Mila pun tanpa ragu menyeritakan apa yang terjadi pada anaknya.“Mia memang seperti itu. Cemburuan gak jelas. Anak saya juga mengalami nasib yang tidak jauh beda. Padahal Arsyil itu naksir berat dengan anak saya tadinya. Tau-tau digoda oleh si Mia itu! Eh ... sekarang malah menuduh anak Ibu dan Bapak yang menggoda suaminya. Padahal saya yakin, pasti Arsyil yang lebih dulu menggoda anak Bapak dan Ibu. Arsyil itu sebenarnya jenuh sama istrinya yang tidak bisa apa-apa itu!”“Berarti Pak Arsyil itu mata keranjang ya?” tanya Mila. Wanita paruh baya itu menatap tak percaya.“Bukan Arsyil yang mata keranjang. Tapi, istrinya itu yang tidak becus dalam mengurusi suami. Mia itu kan tidak bisa memasak, tidak bisa mengurus rumah. Bahkan sudah tidak perawan saat menikah!”Mata Mila dan Jajang melebar

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 94

    Mila dan sang suami memutuskan untuk berhenti di sebuah warung makan yang tak jauh dari kediaman Arsyil dan Azmya. Pasangan suami istri paruh baya itu masih begitu emosional. Ucapan Arsyil dan Azmya yang menuduh anaknya hendak menjadi orang ketiga bagi rumah tangga keluarga petani itu, membuat Mila dan sang suami meradang.Mereka tau betul sikap Anggita. Putri sulung mereka itu adalah seorang anak yang lemah lembut. Lakunya juga sangat baik. Anggita bahkan tak pernah terlihat berhubungan dekat dengan seorang pria. Bagaimana mungkin anak yang begitu lugu bisa menggoda seorang pria yang notabenenya adalah majikannya? Bahkan pria itu berusia jauh lebih tua dari anak mereka.“Saya yakin Pak. Pasti Bu Mia itu mengada-ada. Masa anak kita dituduh menggoda suaminya. Pasti dianya saja yang cemburuan. Atau ... jangan-jangan Pak Arsyil yang menggoda anak kita, tapi menuduh Anggi yang menggodanya, saat ketahuan oleh istrinya itu!” umpat Mila.“Menurut Bapak juga

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 93

    Ibu kandung Anggita menghampiri rumah Arsyil yang berada di desa yang bersebelahan dengan desa tempatnya tinggal. Mila berangkat ke sana bersama sang suami. Sebenarnya pria itu tak mau menemani sang istri untuk mengemis sebuah pekerjaan untuk anaknya. Menurut pria itu, Anggita terlalu berlebihan. Harusnya, dengan pengalaman kerjanya selama mendampingi Arkana, anak gadisnya itu mampu mencari pekerjaan dengan lebih mudah.Namun, saat Anggita sama sekali tak menyentuh makanannya. Saat anaknya itu harus dipasangi selang infus karena tak mendapatkan asupan makanan dan cairan yang cukup, mau tak mau, pria itu mengikuti sang istri ke kediaman Arsyil dan Azmya.Sesampainya di sana, kedua orang tua Anggita memohon agar sang anak diperbolehkan untuk kembali bekerja di sana.“Kasihan Anggi sampai tidak mau makan dan minum, Pak, Bu,” ucap Mila. Wanita paruh baya itu, tanpa tau persolan yang menimpa anaknya, terus memohon pada Arsyil dan Azmya.“Mohon maaf, Pak. Saya tidak bisa menerima Anggi untu

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 92

    Sementara itu, saat Azmya begitu menikmati permainan sang suami. Ada seorang gadis cantik yang terus menangis karena baru saja diberhentikan dari pekerjaannya. Gadis itu menangis bukan karena kehilangan pekerjaan. Dia menangis karena tak lagi bisa menatap pria pujaan hatinya lagi.Biasanya, setiap pagi gadis itu bersemangat karena akan kembali melihat seorang pria dewasa yang begitu perkasa. Menyapa pria itu, mendengar suara pria itu, bahkan menyaksikan tubuh atletis pria itu, sudah menjadi santapan sehari-hari Anggita. Arsyil Yudistira memang begitu memesona. Walau pria itu berusia tiga puluhan, tapi wajah tampan dan tubuh atletisnya, membuat Arsyil terlihat sangat menggairahkan bagi gadis-gadis seumuran Anggita.Gadis itu tak pernah menyangka jika dirinya akan jatuh cinta pada seorang pria yang berusia sepuluh tahun lebih tua darinya. Anggita merasakan getaran-getaran itu di hatinya, saat Arsyil mulai suka memujinya. Sejak saat itu, senyuman yang selalu ditampilkan oleh petani tamp

  • Kisah Cinta si Petani Tampan   Bab 91

    “Sepertinya beberapa hari belakangan, kamu cukup sehat,” ucap Arsyil saat dirinya bersama sang istri baru saja masuk ke kamar.“Iya. Rasanya tubuhku sudah mulai segar kembali. Apalagi tadi pagi sudah diurut dengan Ceu Edah. Tubuh ini jadi terasa tambah segar,” ungkap Azmya. Senyuman lebar terkembang di wajah Arsyil. Pria itu seketika menyergap Azmya. Memeluk erat sang istri dari belakang. Kini Arsyil sudah membenamkan wajahnya pada lekuk leher Azmya.“Sudah bisa melayaniku dong, kalau begitu.”Arsyil tak membutuhkan jawaban dari Azmya. Melihat kondisi tubuh sang istri begitu bugar, Arsyil pun tau jika Azmya sudah siap untuk melayaninya.Jemari pria itu kini telah menangkup salah satu benda kenyal milik Azmya. Arsyil memberikan pijatan-pijatan lembut di sana seraya memberikan jejak-jejak kepemilikan di leher sang istri.Azmya tentu saja mulai menikmatinya. Terlebih saat pria itu mulai menggesek-gesekkan bagian tubuhnya yang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status