Share

Down

Tiga hari kemudian sebelum pukul enam petang, Rosemary sudah tiba di kantor. Ekspresi wajahnya tampak tak bergairah. Indah, si resepsionis yang melihatnya langsung berkomentar, “Kok tumben lesu gitu mukanya, Mbak Rose? Ada apa?”

Gadis yang ditanya menghembuskan napas panjang. “Tiga hari ini aku memprospek kenalan-kenalanku, Mbak Indah. Ternyata benar-benar nggak mudah membuat mereka mau duduk dan mendengarkanku presentasi. Begitu tahu aku sekarang sudah menjadi agen, mereka seperti mempunyai firasat akan ditawari dan….”

“Beralasan sibuk, ada urusan penting yang harus dikerjakan, mau pergi, dan lain sebagainya,” potong Indah menerka. “Begitu kan, Mbak Rose?”

“Heh? Kamu kok tahu?” sergah agen baru itu keheranan.

Indah tergelak. “Udah biasa itu, Mbak. Makanan sehari-hari agen baru. Bahkan ada yang langsung ditolak mentah-mentah. Se

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status