Share

BAB 12

Aku terus memandangi perut Jonna yang tengah duduk di hadapanku dengan perasaan geram. Membayangkan, bagaimana benih laknak itu tumbuh di rahimnya. Ingin rasanya aku menjambak rambut panjangnya dan menyiram wajahnya dengan segelas honey mint green tea di tanganku. Namun, tentu saja aku tidak bisa melakukannya. Aku masih harus memalsukan wajahku di hadapannya sebagai seorang sahabat.

Cih!

Harus aku akui, perempuan berprofesi sebagai selebgram di hadapanku saat ini memang sangat memikat. Aku yakin, siapa pun laki-laki akan jatuh dengan begitu saja ke dalam pelukannya, jika dia menginginkan.

“Lo kok ngelamun aja sih, Gee?” Reen menyenggol lenganku.

“Ah, nggak papa, kok.” Aku berusaha tersenyum.

“Kenapa? Ada masalah, ya?” tanya Jonna penuh perhatian.

Cih! Aku rasa itu bukan perhatian, melainkan bentuk pancingan.

“Lagi berantem sama Diran?” terka Jonna.

Aku tergelak mendengar terkaanya. Entah bagiamana, bisa-bisanya dia berp

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status