Home / Romansa / Kita Hanya Menikah / Minta Tanggung Jawab

Share

Minta Tanggung Jawab

Author: Mama Lana
last update Last Updated: 2021-08-30 15:04:18

Sebenarnya sebagai orang tua,Tuan Andreas sangat mengetahui bahwa Elisa dari dulu memang menyukai Arya.

Namun dia tidak menyangka akhirnya akan seperti ini.

Tuan Andreas dari dulu hanya mengira rasa suka yang Elisa miliki terhadap Arya,hanya sebatas cinta monyet saja.Mengetahui usia Elisa saat itu masih sangat muda,dan Arya pun belum cukup dikatakan dewasa.

Bahkan kepulangan Elisa ke Indonesia yang dia sebut sebagai liburan,tidak bisa membohongi orang tuanya bahwa sebenarnya,itu hanya akal-akalan Elisa saja untuk bisa menemui Arya,yang saat itu lebih dulu kembali ke Tanah Air.

Diam-diam Tuan Andreas menyuruh salah satu orang kepercayaannya untuk mengikuti Elisa,dan melaporkan semua kegiatan Elisa.

Saat mengetahui Arya tidak sama sekali menyukai putrinya,awalnya Tuan Andreas sangat kesal,apa sih yang kurang dari Elisa,hingga ada seorang Pria yang menolaknya?

Namun Tuan Andreas masih bisa mengendalikan dirinya untuk tidak terlalu ikut campur masalah percintaan putrinya.

Tapi kini kekesalannya semakin memuncak saat mengetahui,bahwa Arya laki-laki yang telah merusak Elisa.

Kenapa Arya tidak bisa menahan dirinya?Kalau memang Arya tak pernah mencintai Elisa,harusnya dia tidak akan melakukan perbuatan seperti itu.

Pupus sudah harapan Tuan Andreas untuk bisa menjodohkan Elisa dengan Rangga,padahal laki-laki itu sangat mengharapkan putrinya berjodoh dengan keluarga Wijaya.

******

Tuan dan Nyonya Andreas membawa Elisa ke tempat kediaman Pratama.Dengan membawa bukti rekaman cctv yang sempat Ia minta pada salah satu anak buahnya,Tuan Andreas yakin kalau Arya tidak akan bisa mengelak dari tanggung jawab.

Memasuki halaman rumah mewah itu,mobil Keluarga Andreas langsung di sambut salah satu pelayan yang kebetulan tengah merapikan tanaman.

Tuan Andreas langsung menyampaikan niatnya kepada pelayan itu,agar memberi tahu Tuannya,kalau sekarang mereka ingin menemui Tuan dan Nyonya Pratama.

Pelayan pun segera mempersilahkan para tamu itu untuk duduk,dan bergegas menemui Tuan dan Nyonya Pratama yang sekarang tengah berada di taman belakang.

"Permisi Tuan,Nyonya di depan ada tamu,"ucap pelayan itu tergopoh-gopoh.

"Tamu?"Nyonya Anggi mengernyit heran,"Apa Papa mengundang seseorang?"

"Tidak,"jawab Tuan Pratama.

"Tamu siapa Bi?"tanya Nyonya Anggi lagi.

"Keluarga Tuan Andreas yang datang Nyonya,"jawab pelayan.

Tuan dan Nyonya Pratama semakin heran dengan kedatangan tamu tersebut,pasalnya mereka tidak terlalu dekat dengan keluarga itu,kecuali masalah pekerjaan,itu pun semua sudah di serahkan kepada putranya,Arya.

Jadi untuk apa Tuan Andreas sampai datang kemari,bukankah kalau urusan pekerjaan harusnya mereka datang ke kantor menemui Arya,bukan malah datang kesini.

"Selamat siang Tuan Andreas,"ucap Tuan Pratama menjabat tangan laki-laki di depannya.

"Siang Tuan Pratama,maaf sudah mengganggu waktu Anda,"balas Tian Andreas datar.

"Sepertinya ada sesuatu yang penting,hingga Anda sampai menyempatkan diri datang kemari",Tuan Pratama memulai pembicaraan.

"Benar Tuan Pratama,memang ada sesuatu yang sangat penting,yang ingin kami sampaikan,"mengambil sesuatu dari saku jasnya,dan menyerahkan pada Tuan Pratama.

Tuan Andreas tidak ingin berbasa_basi lagi,karena ini menyangkut harga diri putrinya.

Tuan Pratama yang masih bingung,hanya saling menatap dengan istrinya,mereka masih tidak mengerti apa yang di maksud Tuan Andreas.Dengan pikiran yang masih bertanya-tanya Tuan Pratama membuka isi rekaman CCTV itu.

"Apa maksud semua ini Tuan Andreas?"Tuan Pratama masih tidak mengerti dengan arah pembicaraan mereka,kenapa Tuan Andreas memberinya sebuah rekaman CCTV?

"Putri kami,Elisa hamil,"sela Tuan Andreas cepat.

"Ha_hamil?"Nyonya Anggi menatap gadis itu yang sedang tertunduk malu.

"Lalu,apa hubungannya dengan kami?"Nyonya Anggi mengernyit heran.

"Jadi sebenarnya,Ayah dari anak yang di kandung Elisa adalah_..."Tuan Andreas menahan sesak di dadanya,sungguh lidahnya tiba-tiba terasa kelu,saat ingin menyebutkan nama laki-laki itu.

Bagai tersambar petir,Nyonya Anggi langsung syok mendengar penjelasan dari Tuan Andreas.

Wanita itu langsung menangis meraung-raung tanpa memperdulikan Keluarga Andreas yang masih ada di situ.

Dia tidak bisa membayang bagaimana hancurnya perasaan Rengganis kalau tahu berita ini,apalagi sekarang menantunya itu tengah hamil,Nyonya Anggi khawatir akan berakibat buruk pada kandungannya.

🍀🍀🍀🍀🍀

Perusahaan Pratama

"Iya,Pa,"Arya mengangkat telepon dari Papanya sembari memeriksa beberapa berkas yang akan dia bawa dalam rapat satu jam lagi.

"Pulang sekarang,Papa tunggu di rumah,"ucap Tuan Pratama dengan suara yang tegas.

"Tapi Pa,Arya satu jam lagi ada rapat,bisa kah_...."

"Pulang!!!!Atau Papa sendiri yang akan menyeret mu."Ucap Tuan Pratama dengan suara baritonnya.

"Sebenarnya ada ap_..."

tutt...

Tiba-tiba sambungan telepon diputus secara sepihak,Arya bingung dengan sikap Papanya yang tiba-tiba meneleponnya dengan marah-marah.Tak ingin membuat Papa nya semakin kesal,Arya bergegas menemui Alex,dan memintanya memimpin rapat yang akan di adakan sebentar lagi.

Arya segera menginjak pedal gasnya menuju rumah kedua orang tuanya.Dalam perjalanan dia terus berpikir,apa kesalahannya hingga Papanya bisa semarah itu.

Sampai di halaman rumah,Arya melihat sebuah mobil yang dirasanya tidak asing.

Ya,itu mobil Tuan Andreas ,dia beberapa kali melihat Elisa menggunakan mobil itu,saat ada pertemuan dengannya.

Melangkahkan kaki masuk,Arya langsung di sambut tatapan tajam dari semua orang.

Dia menoleh ke arah Mama Anggi,terlihat wanita paruh baya itu tengah menangis terisak di samping Papanya.

Arya semakin bingung karena di sini tengah berkumpul Tuan Andreas beserta istrinya,dan juga gadis itu,Elisa.

"Pah_..."

Plakkk

Sebuah tamparan melayang mengenai pipi Arya,laki-laki itu langsung meringis kesakitan merasakan ujung bibirnya yang robek,dan sedikit mengeluarkan darah.

"Tunggu Pa,apa salah Arya?"Mencoba maju mendekati Mama Anggi,namun lagi-lagi Papa Pratama melarang.

"Diam di situ!!!"teriak Papa Pratama

Arya hanya bisa diam dan memikirkan apa kesalahannya,sungguh dia tidak pernah melihat Papanya semarah ini,apalagi sampai menamparnya.

"Papa kecewa padamu,"ucap Papa Pratama menahan amarah.

"Salah Arya apa,Pa?"

"Kamu tanya salahmu apa,hah!!"Dasar anak kurang ajar,beraninya kamu merusak anak gadis orang,"teriak Mama Anggi yang menangis semakin kencang.

"Merusak?Anak gadis orang?"Arya mengulangi perkataan Mama Anggi yang masih membuatnya bingung.

"Apa maksud Mama?"

Tuan Pratama melemparkan bukti rekaman CCTV kehadapan anaknya,Arya yang masih bingung hanya menatap rekaman itu dengan kening yang sedikit berkerut.

"Apa benar kau yang ada dalam rekaman itu,"tanya Papa Pratama.

"Iya Pa,itu memang Arya,"jawab laki-laki itu tegas.

"Jadi benar kau yang melakukannya!"Papa Pratama semakin emiosi,Ia maju ke depan ingin segera menghajar putranya lagi,namun tiba-tiba Mama Anggi menahannya.

"Rekaman pertama memang itu Arya Pa,tapi yang kedua Arya tidak tau mereka siapa,"jawab laki-laki itu.

"Maksudmu Elisa yang berbohong?"teriak Tuan Andreas murka."Jelas-jelas Elisa melihat wajahmu saat kalian berada di kamar."

Sebagai seorang Ayah,ia merasa tidak terima jika putrinya di tuduh berbohong.

"Saya tidak mau tahu,Arya harus bertanggung jawab pada Elisa

,"ucap Tuan Andreas lagi.Ia hanya ingin putrinya mendapatkan keadilan.

"Tapi saya tidak melakukan apa-apa Pa,"Arya mencoba mencari pembelaan dari Papanya,tapi laki-laki itu hanya diam di tempatnya.

"Apa kau punya bukti,kalau kau bukan laki-laki itu,"tanya Papa Pratama.

Bukti?

Laki_laki itu tampak membeku tanpa berani menatap ke arah sang Papa.Mungkin karena ia merasa bersalah atau sedang mencari pembelaan lain.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kita Hanya Menikah   Kejutan(TAMAT)

    "jadi, maksud Anda istri saya sedang hamil?" Roy mengulangi pertanyaan untuk yang ke sekian kalinya. Menatap tak percaya pada Elisa yang ada di sebelahnya dengan pandangan sama-sama bingung."Iya, Tuan, istri Anda sedang hamil, dan usia kandungannya baru berumur empat minggu.""Apa, Dok? Saya hamil?" Elisa terlambat merespon, di raihnya hasil USG yang ia sendiri tidak paham dengan apa yang tertulis di dalamnya, "Ini beneran kan, Dokter?""Benar, Nona." Dokter pun meyakinkan sekali lagi, bahwa hasil test itu memang benar adanya."Tapi, kenapa usia kandungannya berjalan empat minggu?" Roy kembali menyahut, seingatnya ia berdamai dengan Elisa dan baru melakukan hubungan badan sekitar tiga minggu yang lalu, tapi....?Roy menatap bingung dengan penjelasan Dokter tadi, sempat ada rasa curiga dari pancaran mata lelaki itu. Bagaimana bisa?"Tidak mungkin Dokter, kami melakukannya baru tiga minggu yang lalu, ini kenapa bisa? Atau jangan-jangan----...

  • Kita Hanya Menikah   Semakin Menyebalkan

    "Jangan lupa Kak, belikan aku somay." Isi pesan dari istrinya, membuat Roy mengernyit heran, sejak kapan Elisa suka dengan makanan itu? Bukankah yang ia tahu Elisa kurang suka dengan makanan apa saja yang berbahan ikan. Lelaki itu tidak membalasnya, tapi ia tetap membelikannya untuk Elisa.Roy memacu mobilnya kembali setelah mendapatkan apa yang di minta istrinya. Lelaki itu tiba di halaman depan dan bergegas mencari di mana keberadaan wanita itu."Bik, di mana Elisa?"Bibik yang sedang berada di dapur langsung berbalik, menatap heran sang majikan yang biasanya masih ada di kantor."Nona ada di taman belakang, Tuan.""Oh ya Bik, tolong pindahkan ini ke piring, lalu antarkan segera ke taman." Roy menyerahkan sebungkus somay yang ia bawa, lalu melangkah menuju taman belakang."Kak, kamu udah sampai?" Elisa terlihat berbinar, di letakkan ponsel yang ia pegang, lalu matanya menyipit ke arah kedua tangan suaminya. "Mana pesananku? Tidak ada kah?"

  • Kita Hanya Menikah   Tingkah Aneh Elisa

    Hari-hari selanjutnya di lalui Elisa dengan sangat manis. Mereka mencoba saling memperbaiki diri dan memulainya kembali dari awal. Pernikahan mereka yang semula hanya status kini benar-benar layaknya pernikahan normal seperti biasa. Keduanya sama-sama menerima apapun kelebihan atau kekurangan dari diri mereka masing-masing."Kak, kapan kita mau jemput Rey?" tanya Elisa suatu pagi. Ini kali ketiganya wanita itu menanyakan, setelah beberapa hari yang lalu selalu Roy abaikan."Iya nanti. Kamu sabar dulu ya? Aku masih ada kerjaan penting yang nggak bisa di tinggalin." Selalu saja jawaban itu yang suaminya berikan. Sabar, sabar. Sampai kapan?"Kalau Kakak memang nggak bisa ninggalin kerjaan, bagaimana kalau aku aja yang jemput Rey sendiri?" Elisa mencoba bernegosiasi. Jika ia harus menjemput putranya sendiri, sebenarnya tidak masalah. Tapi lelaki itu yang selalu menghalanginya."Tunggu aku, El? Nanti kita pergi sama-sama." Lelaki itu terlihat sudah rapi. Di pe

  • Kita Hanya Menikah   Aku mencintaimu

    "Ayo, Nak? Katanya mau ketemu Mama?" Aditya mengingatkan pada gadis kecil tentang tujuannya datang ke sini, lagi pula pria itu merasa tidak enak sendiri saat menyadari kalau ada wanita cantik di sebelah sana yang sejak tadi terabaikan keberadaannya."Tapi Alya masih pengen sama Ayah Roy," rengek bocah itu manja. Alya benar-benar terlihat enggan melepaskan lelaki itu yang sejak tadi menggendongnya."Sini sama Ayah Adit gantian, kasiah tuh Ayah Roy capek, kan sejak tadi udah gendong Alya."Gadis itu memandang wajah Roy sejenak, lalu segera bergerak turun dari gendongan lelaki itu. "Tapi Ayah janji kan, mau nengokin Mama lagi?"Roy hanya mengangguk setuju menjawab pertanyaan Alya. Sejujurnya ia kasihan dengan gadis kecil itu, tapi mau bagaimana lagi, Alina memang harus di rawat agar bisa segera sembuh.Aditya dan Alya kembali menyusuri lorong menuju kamar di mana tempat rawat untuk Alina. Keduanya sama-sama terlihat sedih melihat seorang yang sangat d

  • Kita Hanya Menikah   Dia Benar-Benar Gila

    Elisa melangkah mendekati keduanya, lalu melipat kedua tangannya santai. "Sudah, nostalgianya?" ucap wanita itu sinis. Pandangannya masih tidak bersahabat pada sosok lelaki yang baru saja kemarin menyatakan cinta padanya."Kenapa kalian tidak balikan saja? Kalian cocok kok, yang satu penggoda dan satunya lagi..... PENGHIANAT!""El...!""Apa!!" Emosi wanita itu sudah memuncak, hingga ia tanpa sadar berteriak dan mengundang perhatian para penghuni tempat itu."Apa Kak Roy sengaja, ngajak aku ke sini untuk melihat keromantisan kalian berdua?""El, ini tidak seperti apa yang kamu lihat. Percayalah." Roy mendekati Elisa, meraih tangan wanita itu, namun segera di tepisnya dengan kasar."Lihat apa? Aku bukan anak kecil, Kak? Jika kalian ingin berbalikan, kenapa mengajakku kemari?" Elisa juga terlihat menangis. Bagaimana ia tidak sakit hati mendengar ungkapan Alina tadi yang menunjukkan betapa dekatnya mereka berdua."El, kumohon, berhentilah

  • Kita Hanya Menikah   Kenapa Kita Ke Sini?

    Tiga hari berlalu, luka di tangan Rengganis sudah membaik dan hari ini dokter mengijinkannya untuk pulang. Perempuan itu bersiap-siap di bantu Arya yang sudah sejak pagi tadi datang menjemputnya untuk membereskan semua barang yang sudah di pakai selama berada di rumah sakit."Apa ada yang tertinggal?" tanya Arya saat keduanya hendak melangkah keluar. Di tatapnya wajah sang istri yang terlihat bahagia karena sebentar lagi akan bertemu dengan kedua anaknya yang selama tiga hari ini jarang ia temui."Ada."Langkah Arya terhenti, sejenak menatap ke belakang menyapu seisi ruangan yang sudah kosong. "Apa?" tanya lelaki itu bingung."Hatiku yang tertinggal. Di sini." Rengganis menyentuh dada bidang Arya, membuat sang pemilik tersenyum senang mendengarnya."Tiga hari di rumah sakit, kenapa kamu jadi pintar merayau?""Memangnya salah, merayu suami sendiri?" Perempuan itu mengerlingkan sebelah matanya, membuat sang suami gemas dan mendadak mende

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status