Raina berjalan dari arah kantin menuju kelasnya seorang diri, karena kedua temannya masih sibuk dikantin untuk makan. Sedangkan Raina memutuskan untuk kembali ke kelasnya lebih awal untuk membaca novel.
Biasanya ia akan pergi dan menyendiri diperpustakaan, namun kali ini ia memilih untuk tidak pergi kesana dan memilih dikelasnya saja. Kebetulan jam istirahat masih panjang, jadi dikelasnya pasti tidak terlalu ramai.
Raina mengintip keruang kelasnya melalui jendela, dan benar saja kelasnya amsih sepi. Hanya ada beberapa anak yang masih tinggal dikelas untuk membaca buku atau menyelesaikan catatan pelajaran mereka.
“Na!”
Langkah Raina yang hendak memasuki kelas terhenti ketika ada suara seseorang memanggilnya dari kejauhan.
Ia pun menengok ke asal suara itu, dan ternyata Andra sudah berdiri tepat dibelakangnya.
“Kak Andra? Tumben lewat sini? Kelas kakak kan nggak didaerah sini” tanya Raina.
“Iya, tadi habis dari kantin, ketemu Clara. Katanya kamu udah kekelas” Jawab Andra.
“Oh iya kak, mau baca novel dikelas. Males aja dikantin ramai, untuk novelnya aku balikin pas udah selesai ya kak, nggak papa kan?” tanya Raina yang tiba tiba teringat novel yang dipinjamkan Andra kemarin.
“Iya, nggak papa. Selagi ketemu kamu disini, aku mau ngajak kamu kesuatu tempat nanti sore. Sibuk nggak?” tanya Andra.
“Enggak sih kak, emang mau kemana?” tanya Raina penasaran.
“Nanti kamu tahu tempatnya, jadi bisa ya habis pulang sekolah?” Andra memastikan lagi.
Raina mengangguk yakin.
“Oke, kalau gitu sampai nanti” Andra melambaikan tangannya lalu pergi meninggalkan Raina.
Raina mengamati Andra yang berjalan menjauh sembari penasaran tempat apa yang dia maksud barusan.
Bunyi bel masuk berbunyi nyaring membuat Raina yang masih berdiri didepan kelasnya merasa kaget.
“Belum juga jadi baca itu novel, udah bunyi aja kamu bell” protes Raina yang langsung masuk menuju kelasnya.
***
Raina melirik Raynal dengan malas.
“Okey, ini akhir dari segala perkelompokan ini kan?” tanya Raina tiba tiba.
“Iya, emang kenapa Na? masih kurang?” Tanya Clara.
Raina langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat.
“Sudah lebih dari cukup, cukup banget asli malah. Saking cukupnya sampai males kelompokan lagi” Raina menghela napasnya.
“Pulang jam berapa kemarin nyari tugas?” tanya Vino, si ketua dari kelompok Raina.
“Nggak terlalu malem” kali ini Raynal yang bersuara.
“Nggak terlalu malem bapak kau” protes Raina.
“Ha? Jadi kalian pulang malem? Ngapain aja?” tanya Clara.
“Maksudnya ngapain gimana?” Raina menoleh ke Clara.
“Ya kalian ngapain aja nyari tugas sampai jam segitu maemunah” Clara menatap Raina dan Raynal secara bergantian.
“Ya gimana nggak mau malem, yang nulis kan cum, aw!” ucapan Raina terpotong karena ada yang menepuk kakinya dengan keras dari bawah meja.
“Oh, kena kamu Na? sory ya” Raynal melihat ke bawah jendela setelah kakinya dengan sengaja ia ayunkan ke kaki Raina.
Raina menghela napasnya.
“Cuma apa Na?” tanya Vino.
“Kemarin yang nyari buku di perpustakaan itu” Raynal mencoba membalas perkataan Raina tadi.
“Itu lumayan lama nyarinya agak susah, jadi sampai malem selesainya, iya kan Nal?” Raina segera memotong perkataan Raynal sebelum ia membongkar semuanya.
Enak saja, tadi ia gagal mau membongkar, masa kali ini dirinya sendiri yang kebongkar rahasianya.
Raynal hanya mengangguk ragu tapi didalam hatinya merasa puas bisa membalas perbuatan Raina tadi.
Semua teman kelompoknya menganggukkan kepala mereka tanda memaklumi apa yang terjadi pada mereka ketika mengerjakan tugas tersebut kemarin.
“Yang tugasmu sama Vino gimana?” tanya Raina mencoba mengalihkan topik daripada nanti semakin menjadi jadi dan mulut Raynal juga jadi kurang arahan lagi, lebih baik ia cari topik aman.
“Nih beres, nggak sampai malem malah” Clara menunjukkan secarik kertas yang sudah diisi tulisan rapi Clara.
“Ya udah sini, aku yang kumpulin kedepan” Vino menata lembaran kertas berisi catatn tugas kelompoknya, sambil meminta lembaran kertas yang masih dipegang Raina.
Saat Vino mengumpulkan tugas kedepan, Raina bergeser sedikit mendekata Raynal sambil melirik Clara yang amsih sibuk merapikan alat tulisnya.
Raynal yang melihat Raina menoba bergeser ke arahnya mencoba menjauh agar gadis itu tidak bisa berjejer dengannya.
Raina menatap Raynal dengan sinis.
“Awas ya kalau mulut kamu ngadu yang enggak enggak, aku juga bakal aduin kelakuan kamu nyiksa aku kemarin” ancam Raina sambil berbisik bisik setelah sekuat tenaga mencoba mendekati Raynal untuk membicarakan ancaman tersebut.
“Nyiksa apanya? Kamu nggak inget kemarin aku nyari buk” Raina menutup mulut Raynal karena suaranya yang hampir terdengar oleh Clara.
Clara pun melihat mereka berdua dengan bingung.
“Kenapa Na?” tanya Clara saat melihat tangan Raina menutupi mulut Raynal.
“Enggak Na, biasa Raynal kalau ngomong suka keras keras, padahal ini masih suasana kerja kelompok, takut berisik makanya aku bungkam pakai tangan aku” Raina melepaskan tangannya dari mulut Raynal.
“Kalian aneh juga, makin akrab” jawab Clara.
“Akrab apanya? Lama lama darah tinggi deket deket dia mulu” protes Raina.
“Awas entar jatuh cinta” Raynal berbisik tepat ditelinga Raina.
Raina bergidik ngeri.
“Jangan sampai, mendingan sama yang lain” Raina menggeser kursinya menjauh dari kursi Raynal.
Raynal yang melihat respon Raina hanya bisa tersenyum sinis.
“Kak, kita sebenarnya mau kemana?” tanya Raina untuk yang kesekian kalinya.Saat ini Raina dan Andra sedang berada dalam bus untuk perjalanan menuju ke tempat yang masih dirahasiakan Andra. Namun saking penasarannya Raina, ia dari tadi terus bertanya pada Andra.“Nanti kamu akan liat tempatnya sendiri” Andra menjawab dengan kalimat yang sama untuk kesekian kalinya juga.Andra baru tahu ternyata Raina adalah gadis yang selalu penasaran apabila ia belum mendapatkan jawaban yang dia inginkan.Raina memang anak yang akan terus menanyakan hal yang ketika jawabannya belum ia dapatkan. Namun, ia mampu membatasi hal tersebut. Jika dirasa hal tersebut adalah sebuah privasi, maka ia akan menahan keingintahuannya. Terlebih lagi, ia juga menyukai buku bacaan. Jadi apapun yang membuat ia penasaran akan ia cari dalam buku atau internet agar menambah keingintahuannya.Raina kembal
Alarm Raina berbunyi nyaring, gadis itu hanya beranjak sebentar lalu mematikan alarm itu dan kembali pada tidurnya.Hari ini adalah hari Minggu, seperti biasa Raina masih terlihat tidur nyenyak dikamarnya. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Sudah kebiasaannya akan bangun siang ketika Minggunya tidak ada jadwal.Bagi Raina, hari Minggu adalah cara ia membalas waktu tidurnya yang berkurang akibat jadwal sekolah yang padat. Dan hari Minggu adalah hari dimana ia malas diganggu, entah itu teman atau hal lain yang menurutnya tidak penting. Ia hanya ingin menikmati me time nya di hari seperti ini.“Na, sarapan dulu” seseorang mengetuk pintu kamar Raina perlahan, siapa lagi kalau bukan kakaknya.“Na, itu Bu Inah udah masakin sarapan” Kak Kevin mengetuk pintu kamar Raina sekali lagi.“Nanti kak, masih males” jawab Raina dari dalam kamarnya dengan mata
Salah satu papan pengumuman sekolah dipenuhi oleh banyak siswa pagi ini. Itu karena hari ini tepat pengumuman pembagian kelas awal semester. Banyak para siswa yang menantikan moment ini khususnya siswa dan siswi baru. Namun berbeda bagi siswa siswi yang akan naik ke kelas berikutnya, bukan karena tidak senang naik kelas, tapi karena di moment pergantian kelas ini mereka artinya akan berpisah dengan teman sekelas mereka saat semester dulu. Bahkan mungkin hanya akan ada satu atau dua siswa yang mendapatkan kelas sama selebihnya akan berpencar. “Na, kira kira kita satu kelas nggak ya di SMA ini” salah satu siswi baru berambut pendek itu menepuk pundak teman disebelahnya. “Entahlah, bukankah kemungkinannya kecil?” tanya seorang siswi berambut panjang yang tadi ditepuk oleh siswi berambut pendek itu. Setelah papan pengumuman sudah mulai terlihat karena satu persatu siswa sudah pergi menuju kelasnya masing masing setela
Setelah jam pelajaran berakhir Raina pulang seorang diri, Clara sudah dijemput oleh kakaknya dan Raina menolak tawaran Clara untuk ikut dengannya dengan alasan ingin mampir dahulu ke toko buku. Itu bukan hanya alasan, tapi memang ia ingin pergi ke toko buku untuk membeli beberapa buku baru yang bisa ia gunakan untuk belajar dan ia berencana juga ingin membeli beberapa buku fiksi untuk dibaca di waktu luang. Raina memang sangat menyukai buku, entah itu buku pelajaran maupun buku fiksi seperti novel dan komik. Namun diantara banyaknya jenis buku fiksi, ia paling suka dengan novel. Menurutnya itu sangat bagus, melihat banyaknya ide yang penulis tuangkan di dalam sebuah cerita hingga menjadi sebuah buku yang lumayan tebal bahkan sampai yang sangat tebal sekalipun. Raina tiba di depan sebuah toko buku lumayan besar yang terletak tidak terlalu jauh dari sekolahnya, sehingga ia hanya perlu berjalan kaki beberapa menit dari sekolahnya. Ia melihat ke dalam t
“Baik anak anak, untuk materi yang akan Ibu sampaikan ini, Ibu ingin kalian membentuk menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok berisi 4 orang” Ibu Tati, selaku guru Bahasa Indonesia mengisi pelajaran pertama hari ini.Para siswa di kelas itupun mulai menengok kesana kemari untuk memilih siapa yang akan ia jadikan kelompok hari ini.“Kelompoknya akan Ibu acak” Kata Bu Tati yang melihat para siswanya sedang sibuk memilih kelompoknya sendiri sendiri.Alhasil mendengar perkataan Bu Tati barusan, para siswa jadi kecewa karena mereka tidak bisa memilih sesuka mereka. Namun sikap Bu Tati memang lebih baik, dibandingkan meminta para siswanya untuk memilih sendiri. Pastinya mereka hanya akan memilih orang orang yang mereka suka, tidak memandang bagaimana hasil kerja kelompok mereka nanti yang penting mereka menyukai kelompoknya.Kalau begini, mereka yang tidak di ajak berkelompok pastinya akan merasa bi
Jam sudah menunjukkan jam 8 pagi, ketika sinar matahari sudah terasa hangat menghilangkan embun pagi yang menghiasi dedaunan kala itu. Sudah banyak dari sekian banyak orang menghabiskan waktu Hari Minggu mereka dengan bersantai atau berlibur dengan keluarganya masing masing. Memanfaatkan waktu luang untuk bersama dengan keluarga, melihat anak mereka berlari larian, menikmati jalan santai bersama pasangan dan tak jarang juga yang masih sibuk dengan pekerjaannya karena deadline. Hari ini sinar mentari sedang bersahabat, tidak terlalu terik dan juga tidak ada tanda tanda akan turun hujan. Berbeda dengan Raina yang masih nyaman tidur dikasurnya lengkap dengan selimut yang masih menutupi leher hingga ujung kakinya seperti orang kedinginan. Memang suhu semalam lumayan dingin, namun bukankah pagi ini sudah terasa lebih hangat. Kebiasaan Raina ketika hari libur pasti akan ia manfaatkan untuk tidur sepuasnya, karena pastinya ketika malam minggu atau malam hari libur ia
“Nih” Raynal yang beberapa menit yang lalu menghilang ternyata pergi membeli dua gelas kopi panas, satu untuknya dan satunya lagi ia berikan pada Raina.“Pantes ilang, ternyata beli kopi” kata Raina sambil melihat cup kopi yang di berikan oleh Rayna.“Habis, tadi kamu ngerjain tugas apa ndengerin lagu tidur sih sampai nguap beberapa kali” Raynal menarik kembali tangan kanan beserta kopinya yang barusan akan ia berikan ada Raina.“Kamu main hp, kenapa tahu kalau aku nguap berkali kali” protes Raina sambil mengambil cup kopi yang masih di pegang Raynal.“Mau lanjut kemana?” tanya Raynal.“Pulang” jawab Raina singkat.“Ok, setelah kopimu habis” Raynal menunjuk cup kopi milik Raina yang masih penuh.“Yang benar saja ini masih