Share

BAB 62

last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-27 12:33:27

“Aku yang keberatan.” Zahra tersenyum lebar meski pedih kembali menyayat hati. Luka itu belum sepenuhnya sembuh dan sekarang berdarah lagi karena dibahas kembali. “Aku tidak mau menjalani poligami, itu sebabnya kami bercerai, Adelia. Jadi, berhenti membahas hal ini karena tidak akan ada titik temu. Aku tidak mau menjalani pernikahan yang dimadu.”

“Aku sudah minta cerai ke Mas Ammar, mungkin saja dengan begitu kalian bisa ada jalan kalau sudah tidak ada aku di antara kalian lagi.” Adelia menunduk, tidak kuasa membalas tatapan Zahra yang terus tertuju ke arahnya. “Cuma ya begitu, Mas Ammar tidak jelas, dia selalu menghindar setiap kali aku minta kejelasan. Jadi, kalau memang Mbak Zahra tidak mau kembali karena ada aku, Mbak tenang saja, aku siap mundur.”

“Masalahnya, Mas Ammar sepertinya yang tidak mau mundur.” Zahra tertawa meski matanya berkaca-kaca. “Ucapanmu saat ini semakin membuat aku yakin untuk tidak kembali lagi padanya. Aku pernah mengatakan padanya syarat untuk membicarakan r
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Susilawati Arum
aku baca novel ini setengah2.. masalahnya di novel ini..Zahra tersakiti banget.. sedangkan Ammar dan Adelia kehidupan mereka makin bahagia... apalagi sekarang Ammar kayanya udah jatuh cinta sama Adelia jadi rasanya nggak adil banget buat Zahra dan anak2.. nggak sreg banget ceritanya
goodnovel comment avatar
kang halu
udah sih Ammar ma Adel aja,biar Zahra sma yg lain.yg bisa tegas ga mencla mencle
goodnovel comment avatar
Dinie Youli
dah ammar kalo lo dah suka adel jalani rmh tamgga lo jgn ganggu zahra kecuali urusan anak...dan kalo zahra ga bolehin anak lo kenal adel ya wajar....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kita yang Terluka   BAB 95

    “Bawa tas dan buka pintu mobil, Ma!” Gunawan langsung mengangkat Adelia sambil memerintahkan istrinya. Dia berusaha menenangkan diri meski khawatir sekali melihat keadaan Adelia yang sudah tidak sadarkan diri. Lelaki itu berkali-kali menghela napas panjang agar bisa fokus mengemudikan mobil. Sesekali, dia melihat keadaan anaknya yang berbaring di kursi tengah bersama Fatma.“Ammar tidak bisa dihubungi sejak tadi sore.” Fatma menjelaskan tanpa diminta. Dia tahu Gunawan tentu bertanya-tanya, tapi lelaki itu menahan diri karena melihat dia yang panik sekali. “Ya, Allah, kalau ada dosa dan kesalahan kami di masa lalu, jangan timpakan balasannya pada anak dan cucu kami. Biar kami yang menanggungnya sendiri.” Fatma mencium kening Adelia yang tak sadarkan diri di pangkuannya. Hatinya patah melihat anaknya melewati masa kehamilan yang demikian berat.“Ammar ….”“Berhenti menyebut nama Ammar!” Gunawan mengembuskan napas kencang saat tanpa sengaja membentak istrinya. Lelaki itu menatap spion te

  • Kita yang Terluka   BAB 94

    “Ganteng anak kita, Yang, wajahnya mirip kamu semua kecuali matanya. Berarti, kalau dia besar nanti, wajahnya adalah kamu versi laki-laki. Ah … mau kamu jadi perempuan atau laki-laki, semoga kita tetap berlainan jenis kalau memang ada kehidupan lain, Yang. Mau di kehidupan manapun, aku akan berdoa semoga kita tetap berjodoh nantinya.”Ammar mencengkram rambutnya erat hingga kulit kepalanya terasa sakit mengingat kebahagiaan mereka saat Riko lahir. Lengkap sudah semua. Dua anak sepasang yang sehat. Pekerjaan bagus dan mereka juga saling mencintai. Perasaan itu bahkan tidak berkurang sedikitpun meski sudah bertahun-tahun. Tidak pernah ada definisi bosan meski sesekali mereka ada cekcok kecil juga.“Yang? Kalau nanti Rika dan Riko sudah besar dan bisa ditinggal-tinggal, kita jalan-jalan berdua yuk? Ke pantai atau ke puncak gitu. Aku mau ngerasain pacaran halal. Habisnya begitu menikah, langsung hamil Rika. Kita langsung fokus ke anak. Apalagi sejak ada Riko, perhatian kita hampir sepenuh

  • Kita yang Terluka   BAB 93

    Apalagi, hubungannya dengan Ammar juga belum membaik saat ini. Mereka terlibat perang dingin dan saling diam, nyaris tidak pernah ngobrol lagi. Adelia benar-benar merasa sendiri di kehamilan pertamanya.“Sabar-sabar ….” Fatma membantu Adelia berbaring di kasur. Dia memijat pinggang anaknya pelan. Tubuh Adelia ringkih dan kurus sekali. Anaknya itu muntah setiap kali ada makanan dan minuman masuk. Jarang sekali Adelia bisa makan dengan nikmat. Setelah pendarahan kemarin, Adelia sudah dua kali masuk IGD, diinfus karena dehidrasi kekurangan asupan makanan dan minuman.“Bawaan hamil itu beda-beda. Semakin besar kehamilan, nanti kamu semakin sehat.” Fatma tersenyum saat bertatapan dengan Adelia. “Mungkin dari keturunan juga. Dulu, saat hamil kamu, Mama juga bedrest total. Baru setelah memasuki trimester kedua, usia kandungan sudah dua puluhan minggu, baru enak makan. Semangat. Ingat kamu membawa amanah nyawa di rahimmu. Banyak-banyak berdoa yang baik karena doa Ibu hamil insya Allah didenga

  • Kita yang Terluka   BAB 92

    "Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltahaa 'alaih."Tubuh Zahra masih sedikit gemetar saat merasakan tangan Indra memegang ubun-ubunnya sambil membacakan doa. Wanita itu menghela napas panjang berkali-kali untuk menenangkan diri. Tidak pernah dia sangka kalau hari ini dia akan menjadi seorang istri lagi. Setelah Indra selesai membaca doa, dia mengangkat kepala. Zahra memejamkan mata saat Indra mengecup keningnya. Aduh … baru dicium kening saja rasanya Zahra sudah tersetrum ke seluruh tubuh. Bulu-bulu halus di sekitar bibir Indra terasa menggelitik kulitnya.“Apa bisa dipanggil tetangga sekitar untuk ikut merasakan kebahagiaan hari ini, Om? Eh … Pak?” Indra terkekeh saat masih merasa rikuh mengganti panggilan pada Zaldy. “Tadi saya sudah memesan katering, sekitar satu jam lagi sampai disini katanya. Pas lah untuk jam makan siang kalau ada tetangga yang sedang di rumah.” Sebenarnya, Indra sudah memesan kate

  • Kita yang Terluka   BAB 91

    Zaldy mengangguk mantap. Dia sudah yakin sepenuh hati untuk melepas Zahra pada Indra. Zaldy merasa tenang karena anaknya mendapatkan pengganti yang tidak kalah baiknya dengan suami pertamanya dulu.“Om titip Zahra, Nak Indra. Dia pernah patah hati saat sedang mencintai sepenuh hati. Zahra pernah terluka saat cintanya sedang berbunga. Sakit itu adalah kehilangan ketika semua sedang dalam keadaan baik-baik saja. Masih beruntung Zahra tidak gila waktu itu meski terkadang tidak nyambung saat diajak bicara.” Zaldy mengusap matanya yang berkaca-kaca. “Jaga dia. Jangan torehkan luka untuk kedua kalinya di hati Zahra.”“Insya Allah saya akan menjaga amanah kepercayaan dan tanggung jawab yang Om berikan.” Indra mengangguk mantap, meski dia tidak mengerti sepenuhnya apa maksud Zaldy. Indra memang tidak mencari tahu tentang penyebab perceraian Ammar dan Zahra. Dia tidak mau masa lalu mempengaruhi pandangannya pada mereka. Yang Indra tahu, dia mengenal Ammar dan Zahra sebagai orang baik saat ini

  • Kita yang Terluka   BAB 90

    Ammar memejamkan mata. Lelaki itu menghela napas panjang. Tidak mungkin dia mundur untuk pulang. Indra dan Zahra sudah melihat mobilnya. Dia kadung parkir di halaman. Setelah merasa bisa mengendalikan diri, Ammar keluar dari mobil. Dia memaksakan senyum saat berjabat tangan dengan Indra. Tubuhnya terasa lemas tidak bertenaga, tapi Ammar berusaha menegarkan hati agar bisa berdiri tegak di hadapan Zahra dan Indra.“Anak-anak mana? Aku … mau izin ajak mereka main keluar saja biar tidak mengganggu disini.” Ammar memaksakan tawa saat Indra menepuk bahunya sambil terkekeh. “Tidak lama, paling makan di mall sama main di playground. Sebelum maghrib insya Allah sudah di rumah lagi.” Ammar menoleh ke arah Zahra. Dia berusaha keras menahan pandangan agar tidak melirik ke arah cincin yang melingkar di jari manis mantan istrinya.“Rika dan Riko tidur, Mas.” Zahra menghela napas panjang. Dia sedikit salah tingkah saat Ammar tidak bisa menahan pandangan dan menatap cincin berhias permata zamrud di j

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status