Share

Bab 2 Hasutan Arumi

"Mau kemana kamu Mas?" tanya Arumi melihat Adam yang tampak bersiap akan pergi.

"Aku mau menemui Mayla, aku akan membujuknya agar ia tidak minta cerai dariku," sahut Adam seraya mengancingkan lengan kemejanya.

Mendengar bahwa Adam akan berusaha membujuk Mayla, tentu saja Arumi tak akan tinggal diam. 2 tahun lamanya ia mencoba bersabar hanya mencintai Adam dalam diam, dan ketika hampir 3 bulan ini ia berhasil mendapatkan simpati dari Adam, mana mungkin ia menyerah begitu saja.

"Sudahlah Mas, ceraikan saja Mayla, toh sekarang kamu sudah punya aku. Buat apa kamu merendahkan harga dirimu seperti ini, seharusnya Mayla itu tahu diri." Arumi mengusap dada Adam seraya menatapnya mesra, atau lebih tepatnya menggoda. Dikalungkannya kedua lengannya di leher Adam.

"Aku masih mencintai Mayla, lagipula sudah ada Alex yang pastinya akan sangat sedih melihat kedua orangtuanya berpisah," ujar Adam.

"Lihat aku Sayang, tatap mataku, lalu katakan sekali lagi. Apa kamu memang masih mencintai Mayla, atau tidak?" Arumi merangkum wajah Adam. Menggoyangkan tubuhnya sedemikian rupa agar terlihat begitu menggairahkan di depan Adam.

Adam menelan salivanya. Pemandangan menggoda di hadapannya saat ini membuat akal sehatnya sejenak berhenti bekerja. Tapi bayangan wajah Mayla yang tampak begitu marah dan terluka tadi, membuat Adam menepiskan dahulu gejolak nafsu birahinya.

"Arumi, mengertilah! Tidak segampang itu aku melepaskan Mayla begitu saja, kami sudah punya Alex. Bukankah sebelum-sebelumnya kamu bilang kalau kamu sangat mengerti tentang hal ini," ujar Adam gusar. Dirinya mencoba kembali berdamai dengan akal sehatnya.

"Tapi kan kamu lihat sendiri Mas, Mayla tidak bisa menerima hubungan kita. Kalau aku sih rela jadi istri kedua, karena aku tulus mencintai kamu. Hatiku sakit melihat kamu dimaki seperti tadi olehnya. Sudahlah Mas, ceraikan saja dia! Kalau kamu merasa berat karena Alex, kita rebut hak asuhnya. Nanti biar aku yang mengurus Alex," rayu Arumi.

Bagi Arumi ini merupakan kesempatan emas, lagipula perselingkuhannya dengan Adam sudah ketahuan, jadi buat apa ia mengalah dan terus menjadi simpanan Adam?

Sekarang giliran Mayla yang harus menyingkir dari kehidupan Adam. Sudah cukup selama ini Arumi berpura-pura menjadi sahabat yang baik bagi Mayla. Padahal jika boleh, Arumi ingin sekali membunuh wanita itu. Yang sejak kuliah selalu dipuji paling cantik, paling pintar, bahkan bisa diperistri pria sempurna seperti Adam. 

"Aku masih mau melihat apa yang akan dilakukan Mayla dulu, kalau memang dia masih tetap ngotot ingin bercerai, aku akan menceraikannya. Tapi kalau dia bisa menerima hubungan kita, aku akan sangat bahagia memiliki kalian berdua," ucap Adam.

Arumi mendengus kesal, "Terserah kamu saja Mas, yang penting aku tidak akan mengalah kali ini."

Adam mengecup bibir Arumi dengan cepat lalu meraih kunci mobilnya yang ada di atas nakas. "Aku pergi dulu ya, nanti kuhubungi!"

***

Mayla menghempaskan tubuhnya di pembaringan. Dengan leluasa dikeluarkannya semua kesedihan dan amarah yang ia tahan sejak tadi. Mayla menangis sejadi-jadinya. 

"Mas Adam.... Jahat kamu Mas...Hiks...Kejam sekali kamu padaku, apa kurangnya aku mencintaimu selama ini Mas," isak Mayla.

Tidak! Mayla tidak ingin terlihat lemah, makanya sekuat tenaga ia mencoba menahan laju airmata yang sebenarnya sudah ingin menunjukkan diri saat melihat Adam berselingkuh dengan Arumi di hotel tadi. Barulah sekarang saat ia sendiri, semua mendung itu bisa menurunkan hujan dengan derasnya.

Wanita berusia 27 tahun itu masih merasa tak percaya. Suaminya tega berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Apa kurangnya selama ini? Bukankah keluarga kecil ini sudah sangat sempurna? 

Tok....Tok....Tok

Ceklek....

Mayla menghentikan tangisnya, mengusap perlahan airmatanya saat melihat wajah Bi Atun dan Alex menyeruak saat pintu kamar dibuka.

"Non Mayla, Den Alex sudah pulang sekolah nih," ujar Bik Atun. Menatap Mayla dengan pandangan menyelidik. Lantaran mata Mayla terlihat sembab.

"Mommy..." Alex memeluk erat tubuh Mayla. Jagoan kecil Mayla yang masih berusia 5 tahun itu tampak menggemaskan dengan pipinya yang gembul memerah.

"Non Mayla sakit?" tanya Bik Atun, menuntaskan rasa keingintahuannya pada majikan yang sangat disayanginya seperti anak sendiri.

"Nggak Bik, cuma tadi mataku kelilipan sesuatu jadinya berair. Siapkan makan siang untuk Alex ya Bik, pasti kesayangan Mommy ini sudah sangat lapar." Mayla menggendong buah hatinya itu. Menciumi pipi Alex dengan gemas.

"Iya Non." Bik Atun melangkah pergi, mencoba bersikap seolah percaya dengan jawaban Mayla. Padahal ia tahu betul, pasti ada masalah yang sedang dihadapi Mayla saat ini.

"Mommy, ayo kita makan, aku lapar," ujar Alex.

"Ayo Sayangnya Mommy." Mayla menghentikan sejenak kesedihannya. Diturunkannya Alex dari gendongannya, lalu dengan lucunya bocah lelaki itu berlari menuju ruang makan. Mayla pun bergegas mengikutinya.

"Daddy...!!" seru Alex.

Mayla menghentikan langkahnya, matanya nanar melihat Adam yang sedang berdiri di hadapannya seraya menggendong Alex.

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status