Share

Bab 19

last update Last Updated: 2025-08-28 10:01:54

Malam turun dengan cepat, seakan langit ikut menyimpan rahasia yang terlalu berat untuk dibuka di siang hari.

Sejak membaca pesan di ponsel Arkana semalam, aku tidak bisa tidur nyenyak. Kata-kata itu terus menghantuiku.

"Besok malam, pengiriman lewat dermaga utara. Jangan sampai Nadine tahu."

Dan kini, tepat malam berikutnya, Arkana tampak lebih gelisah dari biasanya. Ia mengenakan jas gelap, rambutnya disisir rapi, dan parfum maskulin memenuhi ruangan. Bukan gaya santai seorang pria yang ingin makan malam biasa.

“Arkana…” aku menahan langkahnya sebelum ia keluar pintu. “Kau mau ke mana?”

“Rapat bisnis,” jawabnya singkat, bahkan tanpa menatapku.

“Di malam minggu seperti ini?” aku berusaha terdengar tenang, padahal jantungku berdegup kencang.

“Dunia bisnis tidak kenal libur, Nadine,” katanya, lalu tersenyum tipis yang terasa dipaksakan. “Tidurlah. Aku mungkin pulang larut.”

Dan begitu saja ia pergi.

---

Aku berdiri lama di depan pintu setelah kepergiannya. Dilema
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kontrak Cinta Sang CEO   Bab 27

    Keesokan paginya, suasana rumah itu jauh lebih ramai. Beberapa orang dari tim Arkana hilir mudik, membicarakan strategi, menyiapkan kendaraan, dan memastikan semua jalur komunikasi aman. Dari balik pintu kamar, aku bisa mendengar samar laporan-laporan yang mereka sampaikan.“Bos, ada pergerakan mencurigakan di gudang lama dekat pelabuhan. Kami curiga itu markas orang Revan.” “Beberapa nama yang dulu hilang, sekarang muncul kembali. Kemungkinan besar mereka sudah bergabung dengannya.” Arkana menjawab dengan suara dingin, tegas, penuh wibawa. Aku belum pernah mendengarnya seintens itu. Saat ia kembali masuk ke kamar, wajahnya tampak lebih keras dari biasanya.“Kau akan tetap di sini bersama dua orang pengawal. Aku harus turun langsung memimpin mereka,” katanya. Aku buru-buru berdiri. “Apa? Tidak! Kau bilang semalam kita akan menghadapi ini bersama. Jangan tinggalkan aku

  • Kontrak Cinta Sang CEO   Bab 26

    Arkana mengusap wajahku lembut. “Bukan bersembunyi. Aku hanya memastikan kau aman, sebelum aku menyelesaikan urusan dengan orang itu.” “Arkana… jangan tinggalkan aku sendiri,” pintaku lirih, hampir seperti anak kecil. Ia menggenggam tanganku erat. “Aku tidak akan pernah benar-benar pergi. Kalau aku tidak lakukan ini sekarang, dia akan kembali dan ancaman itu akan lebih besar. Kau harus percaya padaku.” Air mataku menetes lagi, tapi aku mengangguk. Arkana lalu meraih daguku, menunduk perlahan, dan untuk sesaat bibirnya hampir menyentuh keningku. Tapi ia menahan diri, hanya menempelkan dahinya pada dahiku. “Aku bersumpah, Nadine… aku akan menuntaskan semua ini. Demi kita.” --- Beberapa menit kemudian, kami sudah dalam perjalanan dengan mobil hitam yang dikawal ketat oleh

  • Kontrak Cinta Sang CEO   Bab 25

    Aku bisa merasakan napasku sendiri tercekat. Setiap langkah terasa seperti langkah terakhir. Ketika kami hampir sampai ke pintu belakang, terdengar suara seretan besi. Seseorang berdiri menghadang di sana. Wajahnya separuh tertutup masker hitam, tapi mata itu… mata yang penuh kebencian. “Akhirnya kita bertemu, Nadine…” suaranya dingin menusuk, membuat darahku seolah berhenti mengalir. Aku membeku di tempat, tidak bisa bergerak. Arkana langsung berdiri di depanku, melindungi tubuhku dengan seluruh keberadaannya. “Kau tidak akan menyentuhnya.” Pria itu menyeringai tipis, menodongkan senjata ke arah Arkana. “Kita lihat saja siapa yang bertahan hidup malam ini.” Dan dalam detik berikutnya—suara tembakan kembali memecah malam.Suara tembakan meledak memekakkan telinga. Sekilas aku melihat percikan api kecil di udara, lalu tubuh Arkana bergerak cepat menahanku agar tidak terkena peluru.

  • Kontrak Cinta Sang CEO   Bab 24

    Arkana memasukkan ponsel ke saku, lalu menatapku dengan mata tajam penuh api. “Ya. Dan aku harus menghadapi mereka. Tapi kali ini… aku tidak sendirian. Kau ada di sisiku.” Aku menggenggam tangannya erat, meski tubuhku masih gemetar. Dalam hati aku tahu, apa pun yang menunggu di depan akan jauh lebih berbahaya. Tapi anehnya, ada kekuatan baru yang muncul—karena aku tak lagi hanya berjuang demi diriku sendiri, melainkan juga demi pria yang kini kucintai dengan seluruh hatiku. Malam itu, di balik ketakutan, aku sadar: pertarungan kami baru saja dimulai.Malam itu terasa panjang, lebih panjang daripada malam-malam sebelumnya. Aku tidak bisa tidur. Setiap suara kecil dari luar membuatku tersentak. Degup jantungku terus berpacu, seolah aku sedang berdiri di tepi jurang. Arkana duduk di ruang tamu, matanya tajam memperhatikan layar ponselnya. Sesekali ia berbicara singkat dengan orang-orangnya. Wajahnya tegas, penuh fokus, tapi aku bisa

  • Kontrak Cinta Sang CEO   Bab 23

    Arkana menatapku serius. Tatapan yang biasanya menenangkan kini malah menambah rasa waswasku. “Mereka akan mencoba. Tapi aku sudah bersiap. Ada orang-orang yang masih berutang budi padaku, ada jaringan kecil yang kubentuk diam-diam. Selama ini aku memang menunggu waktu yang tepat. Dan mungkin… waktunya sudah tiba.” Aku menelan ludah. Menunggu waktu yang tepat? Jadi semua yang ia lakukan selama ini—menjadi CEO sukses, menutup diri, bersikap dingin—hanyalah bagian dari strategi untuk hari ini? “Tapi, Nadine…” suaranya menurun, agak serak. “Aku tak bisa melakukannya kalau kau tidak kuat. Kau harus bersiap. Mereka akan mencarimu. Mereka mungkin mencoba mendekatimu dengan cara yang paling tidak terduga. Bisa jadi dengan ancaman, bisa juga dengan tipu muslihat. Aku tidak bisa selalu di sisimu setiap detik.” Tubuhku seketika merinding. Bayangan mengerikan muncul di kepalaku. “Jadi… nyawaku benar-benar terancam?” Arkana mengangguk pelan. “Ya. Karena kau adalah satu-satunya yang bisa

  • Kontrak Cinta Sang CEO   Bab 22

    Ia mengangguk pelan. “Aku keluar. Aku mencoba meninggalkan semuanya, memulai hidup baru, menjadi orang biasa—seorang CEO, seorang pria normal yang bisa kau kenal tanpa curiga. Tapi ternyata, masa lalu tidak pernah benar-benar melepaskanku.” Aku terdiam. Tanganku gemetar hebat. Arkana melangkah mendekat, menatapku dengan penuh rasa bersalah. “Aku tahu kau pasti takut padaku sekarang. Aku bahkan tidak akan menyalahkanmu kalau kau pergi malam ini juga. Tapi satu hal yang harus kau tahu, Nadine… semua yang kulakukan setelah bertemu denganmu—setiap langkah, setiap keputusan—semua untuk melindungimu. Bahkan kalau aku harus menukar nyawaku.”Air mataku jatuh begitu saja. Rasanya ingin marah, ingin menamparnya karena menyembunyikan semua ini. Tapi di sisi lain, hatiku sakit melihat wajahnya yang penuh penyesalan itu. Aku menggeleng, lalu melangkah mendekat meski ia sempat mundur lagi. “Jangan berani-beraninya bilang aku harus pergi, Arkana. Aku sudah ada di sini. Kalau memang ada bahaya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status