Share

Bab 51

last update Last Updated: 2025-09-22 10:21:34

Nadine duduk di ujung ranjang, punggungnya membelakangi Arkana. Air mata masih membasahi wajahnya, meski ia berusaha keras menyembunyikan suara isak.

Arkana berdiri di dekat pintu kamar, kedua tangannya mengepal, tubuhnya tampak goyah. Ia ingin mendekat, tapi setiap langkah yang hendak ia ambil terasa seperti menambah jurang di antara mereka.

“Nadine…” suaranya parau. “Dengar aku. Aku bisa jelaskan semuanya.”

Nadine menoleh cepat, sorot matanya tajam penuh kekecewaan. “Jelaskan? Bagaimana caramu menjelaskan pesan itu? Bagaimana caramu menjelaskan pria bernama Adrian yang datang tiba-tiba ke rumah kita dengan membawa kata-kata seperti itu?”

Arkana terdiam. Nafasnya terasa berat.

Nadine melanjutkan dengan suara bergetar. “Aku sudah tahu sejak awal… ada sesuatu yang kau sembunyikan. Aku mencoba percaya, Arkana. Tapi setiap kali aku ingin yakin, selalu saja ada sesuatu yang membuatku ragu. Dan sekarang… aku tidak tahu harus percaya pada
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kontrak Cinta Sang CEO   Bab 142

    (POV Arkana)Tiga minggu berlalu sejak kabar hilangnya Rafindra.Kantor, rumah, bahkan waktu tidur Arkana tak pernah lagi benar-benar tenang.Ada ruang kosong di tengah keluarga yang tak bisa diisi oleh siapa pun.Rafindra mungkin hanya ipar, tapi bagi Arkana, pria itu seperti cermin dari masa mudanya — keras kepala, tapi punya hati besar untuk melindungi orang yang ia sayang.Dan meski mereka sering beradu argumen kecil, Arkana tahu, di balik tatapan sensinya Rafindra pada iparnya ini, ada bentuk kasih sayang yang tidak pernah diucapkan.---Pagi itu, matahari Jakarta masih lembut ketika Nadira datang ke ruang kerja dengan secangkir kopi.Ia memakai baju berwarna pastel, rambutnya diikat asal, tapi di mata Arkana, ia selalu tampak menenangkan.“Masih belum bisa fokus kerja?” tanyanya lembut, meletakkan kopi di meja.Arkana menatap layar laptop yang masih kosong. “Susah. Aku kebayang terus wajahnya… waktu terakhir kali kita ribut kecil di rumah makan itu.”Nadira duduk di kursi sebera

  • Kontrak Cinta Sang CEO   Bab 141

    (POV Arkana)Hujan turun sejak sore, membasahi jendela besar ruang kerja Arkana di lantai 20 gedung Dirgantara Corp.Lampu kota memantul di kaca, menciptakan bayangan samar dirinya sendiri — wajah seorang pria yang tampak tegar, tapi lelah menahan kehilangan.Sudah seminggu sejak kabar itu datang.Kecelakaan di gunung. Tim pencari hanya menemukan serpihan tas dan bekas longsor. Nama Rafindra tertulis dalam daftar korban yang hilang tanpa jejak.Namun anehnya, Arkana tak pernah benar-benar percaya Rafindra sudah tiada.Ada sesuatu dalam caranya “menghilang” yang terlalu… teratur.Arkana menatap layar laptop yang menampilkan laporan polisi, matanya tajam seperti sedang mencari celah.“Koordinat lokasi jatuhnya sinyal… sama persis dengan area proyek lama keluarga Dirgantara,” gumamnya lirih.Ia mengepalkan tangan.“Dan tak ada satu pun yang menyinggung soal itu di laporan resmi.”Suaranya pelan, tapi penuh tekanan.Sudah terlalu banyak hal aneh yang terjadi sejak kasus D-9 berakhir. Seol

  • Kontrak Cinta Sang CEO   Bab 140

    (POV Nadira)Udara dingin Lembah Rinjani masih menempel di kulitku bahkan setelah kami kembali ke penginapan malam itu.Suara ombak di kejauhan seperti berbisik-bisik—pelan, tapi tak memberi ketenangan.Arkana sedang duduk di tepi balkon, matanya menatap jauh ke arah gunung yang samar tertutup kabut.Aku tahu pikirannya tidak di sini. Ia masih memikirkan adiknya, Rafindra.Aku diam di ambang pintu, memandangi sosoknya yang terlihat lelah tapi tetap tenang seperti biasa.Sosok pria yang dulu dingin, kini lembut dalam caranya sendiri.Dan sekarang, ada bayangan dari masa lalunya yang kembali begitu saja, membawa badai yang tak kukenal.> “Mas…”Ia menoleh, tersenyum kecil. “Kamu belum tidur?”Aku menggeleng. “Aku nggak bisa tidur. Masih kebayang tatapan Rafindra.”Arkana terdiam sesaat, lalu menarik napas panjang.> “Dia pasti banyak berubah. Sepuluh tahun sendirian di alam terbuka, Nadira. Aku bahkan nggak tahu dia bisa bertahan.”> “Aku tahu, Mas. Aku cuma…” aku menunduk. “Entah kenap

  • Kontrak Cinta Sang CEO   Bab 139

    Kabut tipis menutupi langit pagi ketika sebuah pesan masuk ke ponsel Arkana.Ia baru saja turun ke ruang kerja ketika Nadira menyusul sambil membawa dua cangkir kopi.> “Mas, ini kopinya—”Nadira berhenti.Tatapannya langsung tertuju pada layar ponsel Arkana yang terbuka.Di sana tertulis nama pengirim yang membuat jantung mereka berdua seolah berhenti berdetak.> Rafindra Dirgantara.Nadira menatap Arkana pelan.> “Mas… itu…?”Arkana masih terpaku, jemarinya nyaris tak percaya menyentuh layar.“Nggak mungkin,” bisiknya. “Nama itu… aku sendiri yang masukkan dalam daftar mendiang.”---Isi pesannya singkat.> “Aku kembali. Kita harus bicara. Ada hal yang belum selesai.”Lokasi yang disertakan: Lembah Rinjani — Base Camp Lama.Arkana terdiam lama, pikirannya melayang ke masa sepuluh tahun lalu.Hari ketika ia menerima kabar adiknya, Rafindra, hilang di pendakian Rinjani.Tim SAR hanya menemukan serpihan tenda, kamera rusak, dan catatan perjalanan terakhir — “puncak tinggal satu jam lagi

  • Kontrak Cinta Sang CEO   Bab 138

    Jakarta, pukul delapan pagi.Langit belum terlalu cerah, tapi di rumah megah milik keluarga Dirgantara, aroma roti panggang dan kopi hitam sudah memenuhi udara.Arkana duduk di meja makan, masih dengan setelan kerja yang rapi, sementara Nadira sibuk di dapur menyiapkan sarapan cepat.Ia mengenakan kemeja putih longgar milik Arkana — kebiasaan kecil yang selalu membuat pria itu tersenyum.> “Kamu nggak bosan ya pakai bajuku terus?”Nadira menoleh cepat, tersenyum. “Kalau bajunya wangi kamu, kenapa harus bosan?”“Wangi parfum, bukan aku.”“Wangi kamu juga.”“Itu karena kamu suka rebut bantal aku pas tidur.”Nadira meletakkan piring roti bakar di meja sambil tertawa kecil.Namun senyum itu perlahan hilang begitu ponselnya bergetar — panggilan dari Evelyn, klien besar yang sedang bernegosiasi dengan Dirgantara Corp untuk proyek baru.---> “Halo, Mbak Evelyn. Iya, saya masih di rumah. Oh… sore ini? Tapi—”Nadira menatap Arkana sejenak, wajahnya mulai berubah tegang.“Baik, saya datang. Te

  • Kontrak Cinta Sang CEO   Bab 137

    Pagi di Jakarta selalu sibuk.Suara klakson, langkah cepat pegawai, dan aroma kopi dari lobi gedung tinggi menyambut hari baru yang berputar cepat.Namun, bagi Arkana Dirgantara, semua itu kini terasa berbeda.Ia berdiri di depan cermin ruang kerjanya — jas hitam sempurna, dasi senada, tapi senyum di wajahnya kini bukan lagi senyum dingin seorang CEO.Ada sesuatu yang lembut di matanya.Sesuatu yang dulu tak pernah ada sebelum Nadira datang.---> “Mas, kamu telat rapat lagi, ya?”Suara itu terdengar dari pintu.Nadira Alya Rendra — istrinya, sekaligus direktur komunikasi perusahaan — muncul dengan setumpuk berkas di tangan dan ekspresi setengah menggoda.Arkana menatapnya dengan senyum kecil.“Telat lima menit nggak akan bikin dunia runtuh, Sayang.”Nadira menaikkan alis. “Kalau direksi tahu CEO-nya ngomong gitu, bisa viral.”Arkana mendekat, menunduk, lalu berbisik,“Kalau viral karena aku sayang istri sendiri, biar aja.”Nadira memukul bahunya pelan, tapi pipinya bersemu merah.Dun

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status