Home / Romansa / Kontrak Cinta Sang Tuan Muda / Mantan Atau Teman Kencan?

Share

Mantan Atau Teman Kencan?

Author: Syamwiek
last update Last Updated: 2025-07-21 16:18:45

Wanita itu masih berdiri di tempat, lalu mulai melangkah mendekat meski terlihat ragu. “Alvaro, kamu serius nggak mau menyapaku?” ucapnya dengan suara yang lebih keras. “Sudah bertahun-tahun nggak ketemu, tapi kamu segitunya, ya? Cuek banget.”

Aku melirik Alvaro, berharap dia menjelaskan sesuatu. Tapi dia malah melangkah pergi. “Ayo, Nay. Kita butuh udang, brokoli, sama paprika, kan?” ujarnya santai, seolah nggak ada apa-apa.

Aku mengikuti langkahnya, tapi tak bisa menahan diri untuk berbisik pelan, “Mas, siapa dia?”

Alvaro tidak langsung menjawab. Dia berhenti di rak sayur, mengambil sebungkus brokoli dan memeriksanya. “Penjelasannya nanti aja, di mobil,” katanya datar.

Sementara itu, wanita tadi masih berdiri tak jauh dari kami. Tatapannya kini bukan lagi ragu, tapi campuran antara kecewa dan emosi yang belum tuntas.

“Aku cuma mau bicara sebentar,” katanya lagi. “Lima menit aja cukup, Al. Aku butuh penjelasan. Kamu ninggalin aku tanpa satu kata pun.”

Kali ini Alvaro langsung menoleh
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Mispri Yani
duh siapa lagi sih itu Felisha bikin kacau suasana aja
goodnovel comment avatar
Dhiyah
Ujian yg tiba2 muncul disaat hati nayla berbunga setelah dilamar Mas Alvaro. Yg tenang y Nay, jgn langsung marah. Percaya sm Alvaro. Sabar y Nay y
goodnovel comment avatar
Umi Rasifanana
kenapa blm ada lanjutanx
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kontrak Cinta Sang Tuan Muda   Ayo, Jelaskan!

    Aku dibuat pusing dengan kelakuan Alvaro. Sejak kami masuk rumah, dia terus saja bergelayut manja padaku, seperti anak kecil yang takut ditinggal. Padahal saat ini aku sedang sibuk membantu Oma Narumi memasak makan malam di dapur.“Mas, serius deh, sana temenin Rey main,” bisikku sambil berusaha mengaduk sup di panci besar.“Tapi aku lebih suka nemenin kamu,” jawabnya santai, dagunya bersandar di pundakku.Aku meliriknya tajam. “Mas Alvaro.”“Hmm?” sahutnya pura-pura polos.Aku menghela napas. Sudah tiga kali kusuruh dia pergi dari dapur, tapi tetap saja kembali dan menempel seperti lem. Bahkan Ila yang baru saja lewat sampai geleng-geleng kepala dan menegurnya.“Al, kamu tuh ganggu Nayla masak. Lagian Rey dari tadi manggil-manggil kamu. Jangan manja banget, deh. Geli tau,” semprot Ila dengan nada setengah kesal.Alvaro hanya melirik sepupunya sekilas, lalu menoleh padaku. “Liat, bahkan Ila cemburu karena aku nggak nempel sama dia.”Ila mendengkus, lalu berlalu begitu saja tanpa menan

  • Kontrak Cinta Sang Tuan Muda   Apakah Benar?

    Sesampainya di kediaman utama keluarga Juhar, suasananya tampak seperti biasa—tenang dan rapi, khas rumah keluarga terpandang. Mobil berhenti di halaman luas, dan sebelum Alvaro sempat mematikan mesin, ponselnya berdering. Nama sekretarisnya tertera di layar.“Kamu masuk duluan, ya. Aku nyusul setelah angkat telepon,” ucapnya singkat.Aku mengangguk dan turun dari mobil. Udara sore terasa hangat saat aku berjalan menuju pintu utama. Baru saja aku akan mengetuk, pintu itu sudah terbuka dari dalam.“Ila?” tanyaku, sedikit terkejut melihatnya berdiri di sana masih mengenakan pakaian kerja, dengan raut wajah yang tampak tegang."Nay, ikut aku ke taman samping sebentar," katanya singkat.Aku mengernyit. “Kenapa? Ada apa?”“Ada hal penting dan tidak bisa dibicarakan di dalam,” jawabnya cepat, sambil menoleh ke arah dalam rumah, seolah memastikan tidak ada yang mendengar.Tanpa menunggu persetujuanku, dia langsung berjalan ke arah samping rumah. Aku buru-buru mengikutinya, merasa ada sesuatu

  • Kontrak Cinta Sang Tuan Muda   Harus Di lawan!

    Aku pikir ancaman wanita semalam akan benar-benar terjadi. Ternyata tidak. Hingga sore hari aku terus memantau media sosial, membuka berita gosip selebritis, bahkan sesekali mengecek akun-akun fanbase keluarga Juhar. Tapi tak ada satu pun kabar negatif tentang Alvaro. Yang muncul justru kabar soal rencana pernikahan kami. Beberapa akun gosip memuat foto candid dari acara keluarga kemarin. Judulnya cukup heboh: “Tunangan Pewaris Juhar Group Siap Menikah!” Aku sempat membaca komentar-komentarnya. Kebanyakan orang menyoroti wajah Alvaro yang dianggap terlalu dingin untuk orang yang sedang jatuh cinta. Tapi tidak ada satu pun yang menyebut nama Felisha atau berita soal anak. Aku akhirnya bisa bernapas lega untuk pertama kalinya sejak kejadian semalam. Setidaknya untuk sekarang, semuanya masih aman. Setelah selesai visit ke ruang rawat inap, aku segera berjalan ke kantin rumah sakit. Mira sudah menunggu di pojok dekat jendela, duduk santai dengan dua gelas es kopi susu di atas meja. “Tu

  • Kontrak Cinta Sang Tuan Muda   Mantan Atau Teman Kencan?

    Wanita itu masih berdiri di tempat, lalu mulai melangkah mendekat meski terlihat ragu. “Alvaro, kamu serius nggak mau menyapaku?” ucapnya dengan suara yang lebih keras. “Sudah bertahun-tahun nggak ketemu, tapi kamu segitunya, ya? Cuek banget.”Aku melirik Alvaro, berharap dia menjelaskan sesuatu. Tapi dia malah melangkah pergi. “Ayo, Nay. Kita butuh udang, brokoli, sama paprika, kan?” ujarnya santai, seolah nggak ada apa-apa.Aku mengikuti langkahnya, tapi tak bisa menahan diri untuk berbisik pelan, “Mas, siapa dia?”Alvaro tidak langsung menjawab. Dia berhenti di rak sayur, mengambil sebungkus brokoli dan memeriksanya. “Penjelasannya nanti aja, di mobil,” katanya datar.Sementara itu, wanita tadi masih berdiri tak jauh dari kami. Tatapannya kini bukan lagi ragu, tapi campuran antara kecewa dan emosi yang belum tuntas.“Aku cuma mau bicara sebentar,” katanya lagi. “Lima menit aja cukup, Al. Aku butuh penjelasan. Kamu ninggalin aku tanpa satu kata pun.”Kali ini Alvaro langsung menoleh

  • Kontrak Cinta Sang Tuan Muda   Siapa Wanita Itu?

    Sesampainya di Jakarta, aku dan Alvaro langsung kembali ke apartemen—kali ini tanpa Rey. Si ganteng kecil itu masih ‘ditahan’ oleh Bunda Zura dan Oma Narumi. Awalnya aku sempat ragu meninggalkannya di kediaman keluarga Juhar. Aku bahkan sudah bersiap menginap di sana agar bisa mengawasinya, takut kalau dia bosan atau tiba-tiba rewel. Tapi Alvaro tidak ingin menginap. Dia mengajakku pulang dengan alasan ada beberapa berkas penting yang harus dibacanya—dan berkas itu hanya ada di apartemen. Di perjalanan pulang, Alvaro sempat melirikku sekilas sambil bertanya, “Ada yang mau kamu beli sebelum kita pulang ke apartemen?” Aku sempat berpikir sejenak, mencoba mengingat isi kulkas. “Kayaknya kita kehabisan udang, terus sayuran hijau juga tinggal sisa bayam yang udah layu.” Alvaro mengangguk. “Oke. Kita mampir ke supermarket dulu, ya.” Dia langsung mengarahkan mobilnya keluar dari jalur utama tol dan mengambil arah menuju supermarket. Sinar matahari sore menyusup masuk lewat kaca mobil, m

  • Kontrak Cinta Sang Tuan Muda   Godaan Si Kembar

    "Sepanjang perjalanan pulang ke Jakarta, minibus ini seharusnya jadi tempat beristirahat dengan tenang dan nyaman." Harusnya. Kalau saja El dan Ila tidak duduk di belakang kami— dan tidak kompak menjadi buzzer keluarga dadakan. "Gimana rasanya 'quality time' berdua di ruang ganti?" El bertanya sambil mencondongkan badan ke arah kami. Ila menyikut pelan sambil menyeringai. "Deg-degan, ya? Atau bajunya sekarang udah punya gelar—saksi bisu momen panas di ruang ganti?" Aku mendesah, nyaris menutupi wajah dengan bantal kecil di pangkuanku. “Astaga, kalian berdua bisa diem nggak sih?” Alvaro, yang duduk di sebelahku hanya tertawa ringan. “Mereka emang gitu, Nay. Anggap aja bumbu biar perjalanan nggak ngebosenin.” “Mas Al, tolong bantu jelasin. Aku capek jelasin terus,” gerutuku. “Justru karena kamu jelasin terus, mereka makin semangat menggoda,” balasnya santai sambil bersandar. Ila bersedekap dengan ekspresi pura-pura serius. “Kita kan cuma menyuarakan kekhawatiran,” katanya, se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status