Share

POV Alvaro

Author: Syamwiek
last update Last Updated: 2025-08-23 08:01:11

Aku semakin melajukan kencang mobilku menembus malam, hingga akhirnya berbelok memasuki kawasan perumahan elit tempat kediaman Mami Zivanya berada.

Begitu mobil berhenti di depan gerbang, satpam segera membukakan pintu. Pandangannya sempat tertuju pada wajahku yang tegang, tapi dia cepat menunduk tanpa bertanya. Aku turun, berjalan cepat dengan langkah lebar.

“Al—”

Aku mendengar suara El begitu sampai di depan pintu utama.

“Di mana Rey?” tanyaku cepat, tajam, tanpa memberi ruang basa-basi.

“Di kamar sama Ila.”

El mengajakku masuk dan duduk di ruang tamu. Aku masih menahan emosi, tapi berusaha fokus mendengar penjelasannya.

Al, terus terang aku bingung,” kata El pelan dengan wajah serius. “Kalau benar Febiola selama ini sakit parah seperti yang kita kira, seharusnya ada tanda-tanda. Minimal terlihat lemah atau ada bekas perawatan. Tapi dari yang aku lihat tadi, dia sama sekali tidak terlihat seperti orang yang baru sembuh dari penyakit kronis.”

Aku memijat pangkal hidung. “Maksudmu ap
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kania Putri
parah banget si febiola ini jangan kasih kendor Alvaro jaga baik2 nayla sama rey
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kontrak Cinta Sang Tuan Muda   POV Alvaro

    “Pak,” sapa Farel singkat.Aku duduk di meja kerjaku, menyandarkan punggung, lalu menatapnya lurus. “Bagaimana hasilnya?”Farel menyerahkan map berwarna cokelat ke atas meja. Tanganku langsung menyambar, membuka lembar demi lembar dengan cepat. Foto-foto dan catatan medis palsu berjejer di dalamnya.“Semua laporan penyakit kronis yang selama ini beredar, palsu,” ujar Farel hati-hati. “Febiola tidak pernah dirawat untuk penyakit itu. Bahkan, rekam medis yang beredar ke publik hanya manipulasi. Dia sehat, Pak.”Rahangku mengeras. “Jadi benar dugaan El.”“Ya,” Farel mengangguk singkat. “Bukan hanya itu. Selama ‘menghilang’, Febiola beberapa kali terlihat di luar negeri. Ada jejak transaksi keuangan yang mengarah ke sebuah klinik di Singapura, tapi bukan untuk pengobatan. Lebih ke perawatan kecantikan, detoks, semacam itu.”Aku mengepalkan tangan di atas meja. “Sementara Rey ditinggalkan.”Farel menunduk sebentar, seolah memilih kata dengan hati-hati. “Sepertinya begitu, Pak. Semua ini le

  • Kontrak Cinta Sang Tuan Muda   POV Alvaro

    Aku semakin melajukan kencang mobilku menembus malam, hingga akhirnya berbelok memasuki kawasan perumahan elit tempat kediaman Mami Zivanya berada. Begitu mobil berhenti di depan gerbang, satpam segera membukakan pintu. Pandangannya sempat tertuju pada wajahku yang tegang, tapi dia cepat menunduk tanpa bertanya. Aku turun, berjalan cepat dengan langkah lebar.“Al—”Aku mendengar suara El begitu sampai di depan pintu utama.“Di mana Rey?” tanyaku cepat, tajam, tanpa memberi ruang basa-basi.“Di kamar sama Ila.”El mengajakku masuk dan duduk di ruang tamu. Aku masih menahan emosi, tapi berusaha fokus mendengar penjelasannya.Al, terus terang aku bingung,” kata El pelan dengan wajah serius. “Kalau benar Febiola selama ini sakit parah seperti yang kita kira, seharusnya ada tanda-tanda. Minimal terlihat lemah atau ada bekas perawatan. Tapi dari yang aku lihat tadi, dia sama sekali tidak terlihat seperti orang yang baru sembuh dari penyakit kronis.”Aku memijat pangkal hidung. “Maksudmu ap

  • Kontrak Cinta Sang Tuan Muda   POV Alvaro

    “Alvaro! Aku mohon, beri aku waktu sebentar saja untuk bicara denganmu!”Suara Lala menggema di lobi, cukup keras hingga membuat beberapa karyawan yang masih berlalu-lalang menoleh penasaran.Aku berhenti di samping mobil, rahangku menegang. “Kita sudah tidak punya urusan lagi.”Aku meraih gagang pintu mobil, berniat segera masuk. Namun sebelum sempat melangkah lebih jauh, Lala tiba-tiba bergerak cepat, berdiri di depan kap mobil. Kedua tangannya terentang lebar, menghadangku seolah tak akan membiarkanku pergi begitu saja.“Kalau kamu masih punya hati, tolong dengarkan aku sekali ini saja!” suaranya bergetar, nafasnya tersengal-sengal.Aku menghela napas panjang dengan kesal, lalu memberi isyarat pada satpam. Dua petugas keamanan segera mendekat, mencoba menyingkirkannya dengan cara yang tetap sopan.Namun tiba-tiba, Lala berteriak histeris. “Jangan sentuh aku! Alvaro, tolong! Aku sungguh butuh bicara denganmu!”Tangisnya pecah, menggema hingga membuat suasana lobi semakin ricuh. Satp

  • Kontrak Cinta Sang Tuan Muda   POV Alvaro

    Aku melajukan mobil menuju kantor pusat Juhar. Jakarta sore ini macet seperti biasa, tapi kepalaku jauh lebih penuh daripada riuh klakson di jalan. Urusan di rumah sakit sudah agak terkendali. Nayla masih dirawat dengan kondisi stabil, ditemani Bunda dan Oma Narumi. Untuk sementara, aku bisa meninggalkannya sebentar demi membereskan pekerjaan yang sudah menumpuk.Begitu memasuki lobi utama Juhar, para staf langsung menunduk memberi salam. Aku hanya membalas dengan anggukan singkat dan terus melangkah menuju lift eksekutif. Tidak ada waktu untuk basa-basi.Baru saja aku duduk di kursi kerja, pintu diketuk pelan. Farel masuk sambil berkata, “Pak Alvaro, tamu yang Anda tunggu sudah datang.”Aku menoleh sekilas dan berkata singkat, “Baik, persilakan masuk.”Pintu terbuka, seorang pemuda masuk dengan ransel yang masih terpasang di punggungnya. Nalendra, adik iparku— sorot matanya penuh semangat meski wajahnya tampak sedikit canggung.“Mas Alvaro,” sapanya pelan.Aku berdiri, menghampirinya

  • Kontrak Cinta Sang Tuan Muda   POV Alvaro

    Aku berdiri di samping meja kerja, menunggu kedatangan para pengkhianat selain Tania. Oma Narumi sudah lebih dulu duduk di kursi kerjaku dengan wajah datar. Dari tempatku berdiri, jelas terlihat rahangnya mengeras. Aku tahu betul itu bukan hanya marah, tapi rasa dikhianati. Orang-orang yang selama ini dia percaya justru menusuk dari belakang.Tak lama kemudian, pintu terbuka. Bellinda masuk lebih dulu, lalu di belakangnya Dr. Surya Wijanarko, Dr. Ratna Dewandari, Dr. Herman Kusumo, dan Dr. Aditya Prakoso. Mereka semua dokter senior di rumah sakit Juhar sekaligus petinggi perusahaan.Ekspresi mereka sama: bingung bercampur cemas. Dari cara mereka berjalan saja aku tahu, tidak ada yang tenang. Mereka jelas tidak menyangka dipanggil mendadak oleh Oma Narumi.Bellinda mencoba tersenyum tipis, tapi aku bisa melihat jelas ketegangannya dari jari yang terus meremas tas kecil di tangannya. Dokter Surya tampak berusaha kalem, meski keringat di pelipisnya tidak bisa disembunyikan. Dokter Ratna

  • Kontrak Cinta Sang Tuan Muda   POV Alvaro

    Pukul delapan pagi. Aku berdiri di depan jendela ruang direktur rumah sakit, menatap keluar sambil menunggu. Segala sesuatu sudah diatur rapi oleh Farel. Di atas meja, dokumen-dokumen bukti korupsi terselip rapi di balik sebuah map dengan label mencolok: “Surprise Birthday Party.”Pintu diketuk pelan. "Pak Alvaro, Dokter Tania sudah datang," ucap Farel dari balik pintu."Suruh masuk."Aku berbalik, berusaha tenang. Tapi di dalam dada, amarah masih mendidih. Wanita yang akan masuk ini adalah dalang di balik serangan terhadap Nayla kemarin."Selamat pagi, Pak Alvaro!" Tania masuk dengan senyum lebar, rambut dikuncir rapi, makeup sempurna. Dia bahkan mengenakan dress biru muda—mungkin sengaja bersiap untuk acara yang dia kira kejutan ulang tahun."Selamat pagi, Dokter Tania. Silahkan duduk." Aku menunjuk kursi di hadapan meja.Dia duduk dengan semangat, matanya berbinar. "Pak Alvaro tumben panggil aku pagi-pagi begini. Ada apa ya?" nada bicaranya dibuat-buat manja.Aku tersenyum tipis. "

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status