Home / Rumah Tangga / Kontrak Cinta Satu Tahun / Bertemu Mantan Kekasih

Share

Bertemu Mantan Kekasih

last update Last Updated: 2023-04-19 02:26:01

🏵️🏵️🏵️

Cuaca hari ini sangat cerah, tetapi tidak dengan hati seorang wanita yang selalu mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya.

Usia pernikahan yang kini memasuki bulan ketiga, belum mampu mengusir bayangan wanita masa lalu Revan. Kenangan tersebut telah membuat laki-laki itu lupa akan tanggung jawab sebagai seorang suami yang harus melindungi sang istri.

Sesuatu yang keluar dari mulut Revan tidak pernah dipikirkan terlebih dahulu. Ia dengan mudah selalu melemparkan kesalahan kepada Ratu. Namun, wanita itu berusaha untuk tetap kuat dan bersabar dalam mengahadapi perlakuan sang yang kian hari makin melampaui batas kesabaran.

Seperti kejadian pagi ini, tiada angin dan hujan, tiba-tiba Revan dengan sengaja selalu berusaha membuat sang istri tetap bersalah. Sepertinya tujuannya menyetujui menikah dengan Ratu hanya untuk memberikan penderitaan dan kepedihan semata.

“Kaus kakiku di mana?” Revan berteriak kepada Ratu yang sedang menyiapkan sarapan.

“Di laci, Mas. Aku baru susun semalam.” Ratu dengan lembut menjawab suaminya.

“Tapi nggak ada!”

“Ya, udah. Aku ambilin sebentar, kamu sarapan dulu.”

“Aku malas mau sarapan, udah keburu kenyang!”

“Jangan gitu, dong, Mas. Nanti kerjanya nggak konsen.”

“Banyak ngomong dari tadi! Sana, ambilin kaus kakinya!”

Ratu akhirnya menuju kamar untuk mengambil benda yang diinginkan sang suami. Walaupun hatinya terasa perih karena pagi-pagi sudah mendapatkan perlakuan kasar dari Revan, tidak membuat Ratu menjadi lemah dan menyerah. Niatnya tetap ingin berusaha mengubah hati suaminya yang sangat membeku.

Tidak menunggu lama, Ratu kembali menuju meja makan dan memberikan kaus kaki yang diinginkan suaminya. Ia melihat menu sarapan yang sudah dihidangkan di atas meja makan, tidak tersentuh sama sekali. Ternyata Revan hanya minum teh saja.

“Kamu nggak sarapan, Mas? Nasi kamu masih utuh.” Ratu ingin tahu apa alasan yang akan diberikan suaminya.

“Aku udah bilang dari tadi nggak mau sarapan. Kamu susah banget, ya, dibilangin! Aku hanya butuh kaus kakiku. Sini!” Revan mengambil benda yang ia butuhkan dari tangan istrinya.

“Aku siapin bekal, ya, Mas. Kamu bisa sarapan di kantor.”

“Nggak perlu! Aku nggak butuh. Oh, ya, jangan sampai kamu datang ke kantor untuk nganterin bekal yang tidak kuharapkan. Ngerti!”

“Iya, Mas. Aku ngerti.”

Setelah selesai memakai kaus kaki dan sepatu, Revan melangkah. Namun, Ratu meraih tangan suaminya, ia berusaha untuk mencium punggung tangannya, tetapi dengan kasar laki-laki bertubuh tegap tersebut menepiskan tangan wanita yang berstatus sebagai pendamping hidupnya.

“Aku mau cium tangan kamu, Mas,” ucap Ratu penuh harap.

“Nggak perlu!” bentak Revan lalu meninggalkan wanita itu.

Ratu hanya mampu mengusap dada atas perlakuan suaminya. Kian hari, wanita itu makin kebal menghadapi perlakuan Revan. Ia masih tetap berusaha dan yakin bahwa suatu saat nanti, hati keras milik sang suami pasti akan lembut dan bersedia menerima kenyataan bahwa mereka sepasang suami istri.

🏵️🏵️🏵️

Kampus merupakan rumah kedua bagi Ratu. Di tempat itu, ia mendapatkan ketenangan dan kedamaian karena memiliki dua sahabat yang sangat baik dan penuh pengertian. Cinta selalu mengeluarkan cerita-cerita lucu yang mampu mengocok perut Ratu dan Bimo. Sangat berbeda dengan Bimo yang terkesan lebih pendiam, tetapi penuh perhatian.

Ratu tidak pernah mengetahui sikap pendiam Bimo yang sebenarnya. Ia menjadi seperti itu karena masih tetap menyimpan rasa kepada wanita yang sudah lama ia kagumi. Besarnya cinta Ratu kepada Revan hingga mampu menutupi perasaan yang sangat mendalam dari Bimo untuknya.

Saat ini, Bimo hanya terus berusaha agar mampu membuang perasaan yang sangat susah ia keluarkan dari lubuk hati yang paling dalam. Ia selalu berharap agar Ratu menemukan kebahagiaan bersama laki-laki yang telah mempersunting dirinya.

Akan tetapi, akhir-akhir ini Bimo sangat heran melihat sikap Ratu yang kadang menunjukkan wajah sedih. Ia tidak ingin berprasangka buruk atas apa yang ditunjukkan oleh wanita pemilik senyum manis itu. Bimo juga merasa tidak kuasa menanyakan apa penyebab Ratu seperti itu.

“Cin … kamu merasa, nggak, kalau akhir-akhir ini Ratu sedikit berubah?” Bimo akhirnya menyampaikan kekhawatirannya terhadap Ratu kepada Cinta.

“Iya. Tapi kemarin aku pernah nanya, katanya dia baik-baik aja.” Cinta memberikan jawaban yang membuat hati Bimo merasa lega.

“Oh … bagus, deh. Aku takut dia kenapa-kenapa.”

“Cie, perhatian banget, sih. Ingat, Bim … sekarang dia udah milik orang lain. Kamu udah telat.”

“Iya, Cin, semua sudah terlambat.”

“Makanya kalau memang suka jangan dipendam, ngomong langsung. Sekarang kamu hanya bisa melihat dia yang akhirnya menikah dengan orang lain.”

“Anggap aja nggak jodoh.”

Cinta masih terus berusaha menggoda Bimo karena sahabatnya tersebut tidak berani mengungkapkan perasaannya sejak dulu kepada Ratu. Sekarang penyesalan itu datang menghantui. Bimo hanya berusaha ikhlas demi kebahagiaan sang pujaan hati.

Setelah mata kuliah usai, Ratu seperti biasa mengantarkan Cinta pulang ke rumahnya. Akhirnya, Cinta sampai di depan rumah lalu turun, kemudian Ratu kembali meluncurkan mobilnya menyusuri jalan. Hari ini sebelum pulang, wanita itu ingin mampir ke supermarket untuk membeli persediaan kebutuhan yang diperlukan.

Saat Ratu hampir tiba di supermarket yang ia tuju, tiba-tiba dirinya melihat pemandangan yang tidak diharapkan sama sekali. Dari jauh, berdiri laki-laki dan perempuan di samping mobil. Pria itu tidak lain adalah Revan.

Ternyata Revan dan Lani hari ini berjanji untuk bertemu. Tujuan pertemuan itu untuk menyelesaikan masalah yang pernah ada di antara mereka. Mantan kekasih Revan ingin memberikan penjelasan kepada laki-laki itu agar tidak memikirkan dirinya lagi.

“Please, Van. Tolong ikhlas dengan kehidupan yang sudah kita jalani. Kita ditakdirkan tidak untuk berjodoh.” Lani mencoba memberikan pengertian kepada Revan.

“Semudah itu kamu melupakan cinta kita, Lan? Apa kamu tidak ingat dengan semua yang pernah kita jalani?” Revan tetap tidak mengerti dengan kenyataan yang sebenarnya.

“Kamu harus ingat, Van. Cinta kita tidak akan mungkin bisa bersatu, selamanya akan tetap menjadi masa lalu. Sekarang kamu harus terima kenyataan itu.”

“Kamu tega, Lan. Aku tidak mampu mengeluarkan bayanganmu dari lubuk hatiku yang paling dalam, sedangkan kamu dengan mudahnya melupakan semua yang pernah ada di antara kita.”

“Kamu harus bangkit, Van. Berbahagialah bersama istrimu. Kamu harus tahu bahwa saat ini aku sedang mengandung anak suamiku. Dan itu sudah menjadi bukti nyata bahwa aku tercipta hanya untuknya.”

“Kamu kejam, Lani. Aku membencimu!”

“Mungkin itu lebih baik jika kamu harus membenciku.”

Revan merasa kesal dan kecewa atas apa yang telah Lani sampaikan. Ia segera memasuki mobil lalu meninggalkan sang mantan kekasih. Wanita itu sungguh tidak mengerti dengan jalan pikiran laki-laki yang pernah mengisi hati dan hari-harinya.

Sementara itu, Ratu yang menyaksikan Revan bersama Lani dari kejauhan tidak mengerti kenapa suaminya terlihat emosi setelah bertemu dengan wanita itu. Sekarang Ratu hanya bisa menebak-nebak bahwa perempuan itu merupakan masa lalu yang tidak mampu keluar dari pikiran Revan.

Akan tetapi, Ratu tidak terlalu memikirkan apa yang telah ia lihat. Ratu tetap merasa yakin bahwa dirinya sudah terpilih menjadi pemenang. Kenyataan sekarang, ia yang telah berhasil menjadi istri Revan, bukan orang lain, walaupun sampai sekarang, sang suami belum menganggapnya sebagai pendamping hidup yang diinginkan.

================

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kontrak Cinta Satu Tahun   Istana Cinta

    🏵️🏵️🏵️ “Iya, Mas. Aku hanya sekadar mengenang masa itu. Aku percaya kalau sekarang kamu mencintaiku. Kamu sudah membuktikannya padaku.” Ratu mengembangkan senyuman. Dua insan itu sangat bahagia. Revan dan Ratu akhirnya menjalankan tugas sebagai sepasang suami istri. Tidak ada obrolan lagi selain desahan dan bunyi ranjang tempat mereka memadu kasih. Revan dan Ratu menikmati indahnya bercinta di malam pertama. “Terima kasih, Sayang,” ucap Revan kepada Ratu setelah selesai menjalankan hasrat suami istri tersebut. Laki-laki itu mendaratkan ciuman di kening sang istri. “Itu sudah menjadi kewajibanku, Mas.” “Aku ingin agar Andra secepatnya punya adik. Seorang adik perempuan yang cantik seperti mamanya.” “Iya, Mas. Semoga harapan kita segera terkabul.” Hubungan suami istri yang Revan dan Ratu jalani saat ini, tidak hanya tertulis di atas kertas seperti sebelumnya. Dua insan itu menjalani pernikahan dengan ikhlas dan sepenuh hati. Dasar dari ikatan sakral mereka adalah cinta, bukan k

  • Kontrak Cinta Satu Tahun   Lamaran dan Pernikahan

    🏵️🏵️🏵️Setelah beberapa hari berlalu, Revan dan kedua orang tuanya pun berkunjung ke rumah orang tua Ratu. Tujuannya untuk menyampaikan keinginan yang selama ini mereka nantikan, mengajukan lamaran agar Ratu kembali menjadi istri Revan.Pak Wijaya dan Bu Sandra sangat bahagia karena harapan mereka akan segera terwujud. Kedua orang tua itu dari dulu tidak pernah menginginkan perpisahan Ratu dan Revan. Mereka selalu berharap agar hubungan orang yang mereka sayangi tetap langgeng selamanya.“Apa kabar, Man?” tanya Pak Wijaya kepada Pak Arman. Saat ini, kedua keluarga itu sedang duduk di ruang keluarga rumah orang tua Ratu.“Alhamdulillah, kabar baik, Jay.” Pak Arman menepuk-nepuk pundak sahabatnya.Sementara Bu Sandra memilih menikmati bermain dengan cucunya. Wanita paruh baya tersebut tidak sabar ingin melihat Revan dan Ratu kembali bersama dan memberikan cucu yang banyak untuknya. Dulu, ia sangat sedih karena tidak dapat mencegah perpisahan sang anak dengan wanita yang ia cintai.Ak

  • Kontrak Cinta Satu Tahun   Ingin Rujuk

    🏵️🏵️🏵️ “Maksudku bukan seperti itu, Mas. Tapi nggak enak sama tetangga.” “Kalau kamu merasa nggak enak sama tetangga, kita pulang ke rumah, yuk.” Ratu terkejut mendengar ajakan Revan. “Ke rumah mana?” tanya Ratu penasaran. “Ke rumah kita.” Revan memainkan alisnya. “Kamu bisa aja. Keadaannya nggak seperti dulu lagi, Mas. Kita sudah menjalani hidup masing-masing.” “Tapi aku ingin kita kembali seperti dulu. Membina keluarga yang bahagia. Kita belum pernah merasakan hidup bersama di istana cinta kita setelah Andra lahir. Aku sudah lama menantikan saat indah itu.” “Aku ….” “Apa lagi yang kamu tunggu, Sayang? Kita sudah jujur dengan perasaan masing-masing. Kita saling mencintai. Bukankah sudah sewajarnya kita kembali mengikat hubungan kita dalam pernikahan?” “Kasih aku waktu untuk berpikir, Mas.” “Berapa lama lagi kamu menggantung perasaanku, Sayang?” “Beri aku waktu seminggu lagi. Aku pasti akan memberikan jawaban.” “Aku ingin seperti keluarga yang lain. Hidup bersama dengan

  • Kontrak Cinta Satu Tahun   Fakta yang Terungkap

    🏵️🏵️🏵️ “Hai, Neng.” Bimo langsung menyapa setelah Ratu duduk. “Hai juga.” Ratu berusaha tersenyum. “Maaf, aku mengganggu.” “Nggak, kok.” Ratu terpaksa mengatakan kebohongan di depan Bimo, padahal hati kecilnya mengatakan kalau dirinya tidak suka melihat kedatangan laki-laki itu. “Aku ingin ngomong penting sama kamu.” Ratu melihat keseriusan di wajah Bimo. “Mau ngomong apa?” tanya Ratu penasaran. “Aku udah cerita pada orang tuaku kalau aku mencintaimu. Mereka meminta agar aku secepatnya melamar kamu.” Ratu sangat terkejut mendengar penjelasan Bimo. “Itu nggak mungkin, Bimo. Udah berapa kali aku bilang ke kamu kalau aku menganggap kamu itu tetap sebagai teman, nggak lebih.” Ratu kembali mengatakan penolakan di depan Bimo. “Tapi aku sangat mencintaimu, Neng. Apa yang kurang dariku? Bertahun-tahun lamanya aku memendam rasa dan tetap setia mencintaimu. Setelah kamu berpisah dengan mantan suamimu, aku merasa kalau itu suatu pertanda kalau kamu ditakdirkan untukku.” Ratu makin tid

  • Kontrak Cinta Satu Tahun   Kebersamaan Mengharukan

    🏵️🏵️🏵️ Revan berdiri lalu menarik kaus yang Bimo gunakan. Ratu yang menyaksikan hal itu segera meminta mantan suaminya untuk tidak melakukan kekerasan. Ratu sangat tahu seperti apa rasa tidak suka Revan terhadap Bimo sejak dulu. Ayah dari anaknya itu tidak rela melihat keberadaan sahabatnya. Bimo sosok yang sangat Revan benci. Ratu tidak tahu kenapa tebakan mantan suaminya sangat tepat tentang perasaan Bimo yang sudah lama terpendam untuk dirinya. Kebenaran itu terungkap ketika akhirnya teman yang telah lama ia kenal itu mengungkapkan perasaannya. “Aku mencintaimu, Neng,” ungkap Bimo beberapa bulan yang lalu. “Aku minta maaf karena belum dapat membalas perasaanmu.” Ratu kala itu memberikan penolakan. “Aku akan sabar menunggu saat kamu akhirnya akan membalas cintaku.” “Jangan, Bim. Selama ini aku menganggapmu hanya sebagai teman, nggak lebih.” “Aku akan sabar menunggu sampai kamu membuka hati untukku.” Ratu saat ini dihadapkan pada dua laki-laki yang memiliki perasaan cinta u

  • Kontrak Cinta Satu Tahun   Butuh Kepastian

    🏵️🏵️🏵️ Waktu terus berlalu, hari ini Andra genap berusia dua tahun. Ratu dengan semangat mengadakan perayaan bertambahnya usia putra semata wayangnya. Ia tetap menghargai Revan sebagai ayah dari anaknya. Oleh karena itu, laki-laki tersebut turut hadir beserta anggota keluarganya. Kebencian Ratu kepada Revan tidak seperti dulu lagi. Ia mulai membuka diri untuk memberikan maaf terhadap mantan suaminya itu. Ratu sadar, bahwa kebencian yang ada dalam hatinya tidak membawa ketenangan, tetapi justru sakit yang mendalam. Walaupun Revan dan Ratu bukan pasangan suami istri lagi, Revan masih tetap setia hanya mencintai mantan istrinya seorang. Ia selalu berusaha agar Ratu kembali menerima dirinya seperti dulu lagi. Kemajuan itu telah ia rasakan saat ini. “Terima kasih, Sayang, karena kamu bersedia mengundangku dan keluarga.” Revan berbincang berdua bersama Ratu setelah acara selesai. Sebutan 'Sayang' untuk Ratu masih tetap tidak berubah dari Revan. “Kalian juga keluarga Andra. Kamu sebag

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status