Share

Kontrak Cinta Satu Tahun
Kontrak Cinta Satu Tahun
Author: Nova Irene Saputra

Pernikahan

🏵️🏵️🏵️

“Jika kamu bisa membuatku jatuh cinta dalam setahun ini, aku akan melanjutkan pernikahan kita. Tapi ....” Revan menjeda kalimat yang ingin dia ucapkan. “Jika kamu gagal … aku akan segera menceraikanmu karena kamu harus tahu bahwa tidak ada cinta sedikit pun yang bisa kuberikan padamu. Bagiku, kamu tidak lebih dari orang asing yang harus hidup denganku,” lanjutnya membuat dada Ratu terasa sesak.

Wanita berparas cantik itu tidak pernah menyangka kalau Revan, laki-laki yang baru resmi menjadi suaminya, dengan tega memberikan sebuah pilihan yang sangat menyakitkan. Revan tidak pernah tahu seperti apa perasaan yang Ratu miliki sejak dulu.

Semenjak duduk di bangku SMA, orang tua Ratu dan Revan sepakat menjodohkan putra dan putri mereka. Saat itu, Ratu baru duduk di bangku kelas satu, sedangkan Revan kelas tiga. Sangat terlihat jelas di wajah laki-laki tampan itu tidak menyukai adanya perjodohan. Namun, dia tidak mampu menolak keputusan orang tuanya.

Perjodohan itu akhirnya terjadi tanpa adanya rasa cinta di hati Revan. Berbeda dengan Ratu yang sejak lama ingin bersatu dengan laki-laki pilihan orang tuanya itu.

Awal pertemuan mereka ketika Ratu masih duduk di bangku kelas dua SMP. Kala itu, keluarga Revan berkunjung ke rumah Ratu untuk bersilaturahim. Pandangan pertama Revan mampu menggetarkan hati wanita penyuka warna kuning itu.

Akan tetapi, saat itu Revan menunjukkan reaksi biasa saja. Ratu sempat berpikir, kenapa Revan tidak melirik ke arahnya, padahal selama ini, banyak pria yang berusaha mendekati dirinya dan bahkan mengutarakan cinta.

Ratu tetap sabar menghadapi sikap Revan yang terkesan tidak ingin bersahabat dengannya. Namun, pesona laki-laki itu telah berhasil menumbuhkan benih-benih cinta di hati Ratu.

Lima tahun setelah mereka dijodohkan, akhirnya kedua keluarga sepakat melanjutkan hubungan Revan dan Ratu ke jenjang yang lebih serius, yaitu ikatan sakral pernikahan. Ternyata walaupun sudah melakukan perjodohan dalam waktu tidak sebentar, rasa cinta Ratu belum mendapat balasan dari Revan.

Justru sekarang, laki-laki bertubuh tegap itu memberikan sebuah perjanjian kepada Ratu. Dia ditantang untuk membuat Revan jatuh cinta dalam waktu setahun. Jika tantangan itu gagal, Revan akan segera menceraikannya.

Ratu merasa bahwa itu merupakan pilihan yang sangat sulit, dia tidak terlalu yakin akan berhasil mengubah hati seorang Revan. Sudah lima tahun lamanya mereka menjalani perjodohan, tetapi tidak sedikit pun dapat meyakinkan sikap dingin laki-laki itu.

“Kamu sanggup, nggak?” tanya Revan di kamar pengantin mereka.

“Kenapa harus ada perjanjian seperti ini, Mas? Aku sudah sah menjadi istrimu dan aku juga sangat mencintaimu.” Ratu berusaha memberikan pengertian kepada suaminya.

“Kamu itu istri yang terpaksa aku nikahi. Istri yang tidak pernah aku cintai.” Penjelasan Revan membuat hati Ratu sangat terluka.

“Kenapa kamu tidak mencoba membuka diri, Mas? Pernikahan itu bukan sebuah permainan, tetapi ikatan sakral yang harus kita hargai.”

“Tapi kenyataannya, aku tidak tertarik menikah denganmu.”

“Jika kamu tidak menginginkan pernikahan ini, kenapa tidak menolaknya dari awal, Mas?”

“Karena aku tidak ingin merusak hubungan kerja sama kedua orang tua kita.”

“Ternyata hanya itu yang membuatmu bersedia menikahiku, sungguh aku tidak percaya dengan semua ini.”

“Sekarang kamu sudah tahu dan kamu harus menyetujui kesepakatan yang telah kubuat. Ini aku udah siapin surat perjanjiannya, kamu tanda tangan sekarang.” Revan menyodorkan selembar kertas dan sebuah pena kepada Ratu.

“Baiklah, jika itu yang kamu inginkan, aku akan memenuhi permintaanmu.” Ratu dengan tangan gemetar, akhirnya bersedia memberikan tanda tangan di atas surat perjanjian yang diberikan oleh suaminya.

Kesedihan yang Ratu rasakan saat ini tidak perlu ditanyakan. Dia ingin mengatakan pada dunia bahwa dirinya tidak rela jika harus berpisah dengan sang suami. Revan kini telah menjadikannya sebagai istri walaupun dengan keadaan terpaksa.

Malam pertama yang biasanya didambakan oleh setiap pasangan baru menikah tidak dapat terwujud. Revan sama sekali tidak melirik ke arah Ratu, dia bahkan tidur di sofa yang ada di kamar pengantin mereka.

Ratu berusaha menahan pilu dan derita karena sikap sang suami yang tidak bersedia menyentuhnya. Malam ini, dia gagal menjalankan tugasnya sebagai istri, hasrat itu terkubur bersama keegoisan Revan.

🏵️🏵️🏵️

“Pagi, Mas. Sarapan dulu, yuk, aku udah siapin semuanya.” Ratu mempersiapkan menu sarapan untuk Revan di meja makan.

“Aku buru-buru.” Revan hanya menyeruput teh yang ada di meja makan sambil berdiri.

“Nanti kamu lapar, Mas. Aku siapin bekal untuk kamu bawa ke kantor, ya.” Ratu buru-buru mengambil rantang kecil yang ada di dapur.

Saat dia kembali ke ruang makan, Ratu tidak menemukan suaminya. Suara mesin mobil Revan terdengar dari halaman istana cinta milik mereka berdua. Ratu hanya bisa terdiam menghadapi sikap laki-laki itu.

Ratu tetap berusaha ikhlas. Dia ingin menunjukkan kepada Revan bahwa dirinya istri yang ingin berbakti terhadap suami dan imamnya. Ratu tidak peduli walaupun Revan tidak pernah menganggapnya.

Ratu akhirnya mengisi rantang yang telah dia ambil dari dapur. Dia berniat mampir ke kantor Revan saat menuju kampus hari ini. Ratu masih melanjutkan kuliah walaupun kenyataan sekarang dirinya sudah berstatus sebagai seorang istri.

Saat ini, Ratu duduk di tingkat akhir. Dia ingin segera menyelesaikan pendidikannya agar fokus menjadi istri yang berbakti kepada suami. Wanita itu ingin membuktikan bahwa cintanya sangat tulus kepada Revan.

Setelah tiba di kantor suaminya, Ratu segera turun dari mobil lalu memasuki kantor Revan dengan menenteng rantang di tangan kanannya. 

Banyak mata tertuju ke arah wanita yang sekarang berstatus sebagai nyonya Revan tersebut. Mereka bahkan memberikan ucapan selamat pagi.

Ratu memberikan senyuman kepada karyawan yang berpapasan dengannya saat menuju ruangan Revan. Dia ingin tetap menunjukkan sikap keramahan di depan orang-orang yang mengenal suaminya.

Setelah tiba di depan ruangan Revan, Ratu segera mengetuk pintu lalu memasuki tempat kerja suaminya itu. Revan sangat terkejut melihat kedatangan sang istri yang tiba-tiba muncul di depannya.

“Kamu ngapain ke sini?” Revan langsung melontarkan pertanyaan kepada Ratu.

“Aku mau ngantar ini, Mas. Tadi kamu nggak sempat sarapan, aku nggak mau kalau kamu nggak konsentrasi kerja karena belum sarapan.” Ratu menunjukkan rasa peduli terhadap suaminya.

“Aku nggak butuh perhatian darimu, jangan coba-coba merayuku.” Ratu justru mendapat balasan yang tidak terduga dari Revan.

“Untuk apa aku merayu kamu, Mas? Ini kulakukan karena kamu suamiku. Aku hanya ingin berusaha menjadi istri terbaik untukmu.”

“Tapi aku nggak pernah meminta kamu untuk bersikap layaknya seorang istri. Kamu harus ingat bahwa pernikahan kita hanya sebuah perjodohan dan aku tidak pernah menginginkannya.”

“Maaf jika aku membuatmu kecewa. Aku akan segera pergi.” Ratu segera beranjak meninggalkan ruangan Revan. Dia tidak lupa meletakkan rantang yang dia bawa di meja kerja suaminya.

Walaupun Revan tidak menerima kehadirannya, tetapi Ratu merasa bangga karena telah berusaha menjadi seorang istri yang ingin memberikan perhatian kepada sang suami. Ratu merasakan kebahagiaan tersendiri karena hari ini dapat berkunjung ke kantor laki-laki yang telah resmi menjadi suaminya itu.

==============

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status