Share

16. Olivia Mabuk

"Arsen melakukannya dengan lembut 'kan, Sayang?"

Layla hampir menyemburkan tehnya keluar mendengar pertanyaan itu. Ia menatap ibu mertuanya yang tersenyum lembut, bingung harus menjawab apa. Ia tahu bahwa ibu mertuanya bertanya seperti itu semata-mata karena mengkhawatirkannya, tetapi tetap saja rasanya memalukan. Mereka bahkan tidak melakukannya.

Apa yang harus ia katakan?

"Jangan bertanya begitu, Arinda. Coba lihat, Layla jadi malu," sahut nenek Arsen. Layla langsung menghela napas lega. Ia menatap Layla dengan senyum penuh kasih sayang.

Arinda tersenyum kecil dan mengusap punggung tangan Layla. "Aku hanya khawatir, tapi baiklah. Ibu minta maaf, kalau begitu?"

Layla buru-buru menggeleng. "Ah, tidak apa-apa, Ibu."

"Ya sudah, ayo habiskan tehnya, Nak."

Layla mengangguk dan meraih cangkir tehnya yang masih mengepul. Sore ini, setelah membersihkan rumah, mereka bertiga memutuskan untuk minum teh di halaman belakang sembari mengobrol ringan.

Rencananya, Layla berniat pulang ke rumah oran
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status