Share

23. Kekhawatiran Arsen

"Halo Arsen?"

"Layla?"

"Ya?"

"Ada apa dengan suaramu?"

Suaranya? Apakah kentara?

Layla menjauhkan ponselnya sejenak dan berdehem. Suaranya agak parau, tetapi Layla sudah berusaha keras untuk terdengar normal. Ia tidak ingin Arsen tahu mengenai kondisinya.

"Hanya kurang minum," kata Layla, berbohong. Ia merasa bersalah melakukannya, tetapi mau bagaimana lagi.

"Apa kau baik-baik saja di sana?" Tanya Arsen, suaranya dipenuhi kekhawatiran.

"Aku baik, jangan khawatir," ucap Layla cepat. "Kau bilang ingin keluar kota sore ini, bukan? Apa yang terjadi?" Tanyanya, mencoba mengalihkan topik.

"Ada masalah di kantor dan butuh penanganan segera," jelas Arsen, suaranya agak nyaring. Sayup-sayup, terdengar pengumuman keberangkatan pesawat dan hiruk-pikuk dari aktivitas yang ramai. Sepertinya, Arsen telah berada di bandara.

Pria itu melanjutkan, "Aku minta maaf, tapi apa tidak apa-apa kau tinggal di sana sendirian? Aku harus pergi selama tiga hari."

"Tidak apa-apa," sahut Layla. Ia sudah terbiasa se
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status