Share

Chapter 4

Penulis: Asayake
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-27 12:54:14

Dante menuruni satu persatu anak tangga, menghampiri Salma yang telah berhasil mengantar kembali putrinya sesuai dengan apa yang dijanjikan.

Dinginnya sikap Salma berubah dalam sekejap, wanita itu tersenyum ramah saat berdiri di hadapan Dante. “Aku telah menasihati Aurelie, aku yakin sekarang dia telah belajar dari kesalahannya dan tidak akan membuat masalah lagi. Tolong maklumi perilakunya karena dia masih muda dan kini sedang sakit,” ucap Salma.

Alis Dante sedikit terangkat, melihat Audrey yang tengah tertunduk tidak memiliki keberanian untuk menunjukan wajahnya, biasanya gadis itu akan menyelak seperti anjing menggonggong dengan wajah terangkat angkuh, bertindak tidak tahu malu.

Entah apa yang sudah dibuat Salma hingga dia bisa membuat putri kesayangannya menjadi sedikit lebih tenang?

Apa karena ini ada hubungannya kondisinya yang lupa ingatan?

Jika dilihat dengan teliti, kondisi fisik Aurelie juga jauh lebih kurus dari yang terakhir kali. Meski begitu, Dante tidak akan pernah percaya dengan aktingnya, paling-paling setelah Salma pergi, sifat Aurelie akan kembali.

Sampai kapanpun Aurelie Harper tetaplah seorang gadis pendosa yang harus menerima banyak hukuman. Aurelie Harper harus mendapatkan derita dan sakit sampai membuatnya merasakan sekarat di tengah kehidupan.

Dante tidak akan pernah memaafkan kesalahannya, selamanya dia akan membenci Aurelie Harper.

“Putrimu akan akan dikurung di rumah ini mulai sekarang, kebebasannya ada ditanganku,” ucap Dante dengan lantang.

Salma mengangguk patuh, terlihat begitu jelas bahwa Salma sangat memperhatikan suasana hati Dante Arnaud dibandingkan menenangkan Audrey yang akan dia tinggalkan dalam keadaan tidak tahu apapun.

“Aku mengerti Dante, mulai sekarang kuserahkan Aurelie sepenuhnya padamu,” jawab Salma berpura-pura pasrah. Nyatanya, Salma bisa dengan mudah menyerahkan putrinya pada Dante karena orang yang dia serahkan bukanlah Aurelie, namun Audrey.

“Baguslah jika sekarang kalian sedikit tahu diri,” ucap Dante tidak sopan.

“Aku permisi,” pamit Salma perlahan mundur dan berbalik pergi dengan langkah yang tanpa beban.

Tangan Audrey terkepal kuat menggenggam sakit yang menusuk-nusuk dada.

Dia memandangi kepergian Salma begitu saja tanpa berbicara sepatah katapun, seolah memandangnya pun seperti tidak sudi.

Audrey tahu jika Salma telah memberi uang yang banyak padanya, dan semua yang terjadi hari ini adalah bagian dari kewajiban Audrey untuk membayar apa yang sudah Salma berikan padanya.

Tapi Audrey juga masih anak Salma bukan?

Audrey dan Aurelie dilahirkan dari rahim Salma, namun mengapa Audrey diperlakukan seperti seekor kucing yang dibuang di pinggir jalan?

Di sisi lain, Dante tersenyum sinis melihat kesedihan yang Audrey tunjukan saat memandangi kepergian ibunya.

Sudah Dante duga, gadis manja, sombong dan tidak tahu diri seperti Aurelie akan segera menunjukan sifat aslinya lagi sekalipun dia benar-benar lupa ingatan.

“Kuharap, kau sudah puas pergi kaburnya karena mulai hari ini, kau tidak akan lagi mendapatkan kebebasan hidupmu,” ucap Dante.

Mendengar itu, kulit Audrey meremang.

Gadis itu menelan salivanya dengan kesulitan, terintimidasi oleh ancaman menakutkan yang tidak dipahami.

Apa yang harus Audrey lakukan sekarang? Hanya dengan mendengar beberapa patah kata yang sempat terucap dari mulut Dante Arnaud, Audrey bisa merasakan jika Dante adalah pria yang dingin dan kejam.

Perlahan wajah Audrey terangkat, menunjukan sebuah senyuman, berharap dapat mencairkan suasana yang sedang tegang.

“Perempuan tidak tahu malu,” decih Dante berbalik pergi, memanggil seorang pelayan untuk membantu membawakan koper Audrey.

Audrey mengusap dadanya dengan penuh tekanan, tampaknya mulai dari hari ini dia harus siap dan terbiasa mendengar celaan Dante.

“Kau akan tetap berdiri di sana seperti gelandangan, atau aku perlu meminta seseorang memasang pengekang anjing di lehermu agar kau bisa diseret masuk?” tegur Dante dengan ancaman yang semakin kasar.

Audrey tersentak kaget, dengan langkah yang berat gadis itu mengikuti seorang pelayan yang membawakan kopernya.

Audrey ingat, dia tidak boleh sungkan karena sebelumnya Aurelie tinggal di sini.

Begitu Audrey masuk ke dalam rumah, gadis itu terperangah kesulitan menyembunyikan kekagumannya pada rumah yang akan ditempati. Begitu besar dan megah, mungkin luasnya sebesar gedung sekolah dasarnya yang berada desa.

Sayangnya, kemegahan yang ada didepan mata berbanding balik dengan suasananya yang dingin tidak menyenangkan, terutama tatapan tidak bersahabat para pelayan saat melihat kedatangan Audrey.

Kekaguman Audrey sirna dengan cepat, berganti was-was.

Audrey sama sekali tidak tahu apa yang sudah Aurelie lakukan, hingga dia menciptakan situasi seperti ini.

Ini menjadi sebuah pertanda tidak baik untuk Audrey, karena mulai dari hari ini hingga tugasnya selesai, semua kebencian dan hal-hal buruk yang tertuju pada Aurelie justru akan diterima Audrey.

***

Dante menghisap cerutunya dalam-dalam, menyandarkan bahu kokohnya pada sandaran kursi rotan.

Pikiran Dante sedang berkelana, terbayang-bayang masalahnya yang rumit seperti benang kusut, tidak bisa di tarik sembarangan.

Jika saja tidak ada seorang Aurelie Harper muncul dalam hidupnya, semuanya akan baik-baik saja.

Aurelie Harper memang masih sangat muda, namun jangan salah, dosa yang dia perbuat lebih jauh besar dari jumlah usianya.

Rahang Dante mengeras, setiap kali terbayang wajah Aurelie Harper, gejolak amarah selalu memanaskan dada.

Dante harus segera memberi Aurelie pelajaran sebelum dia pergi kabur lagi seperti apa yang sempat terjadi. Tidak peduli sekalipun Aurelie melupakan dosa-dosanya pada Dante karena hilang ingatan, Aurelie harus tetap menebusnya dengan jumlah yang setimpal.

Dante mematikan cerutu yang baru setengah dia habiskan. Pria itu beranjak dari tempatnya, mengambil dua simpul hitam sutra hitam yang tergeletak di atas meja kerjanya!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kontrak Rahim Pengganti untuk Sang Pewaris   Chapter 188

    Dante melepas mantelnya dan menggantung kayu, dilihatnya suasana rumah yang sunyi sepi, dihiasi pohon natal yang menjulang tinggi disudut ruangan.Terakhir kali Dante meninggalkan rumah, Aurelie tidur didekat pohon itu untuk menikmati suhu hangat dari lampu-lampu yang menyala, Aurelie meminta Dante pulang lebih cepat dan membawa Audrey.Kali ini Dante tidak melihat keberadaannya.Dante tidak tahu bagaimana cara menjelaskan keadaan Audrey yang pergi entah kemana. Aurelie pasti akan mengamuk.Sudah Dante perintahkan beberapa orang untuk mencari keberadaan Audrey, namun semuanya membutuhkan waktu.Dante pergi menaiki satu persatu anak tangga menuju keberadaan kamar Aurelie.Suara muntahan terdengar cukup saat Dante membuka pintu kamar Aurelie, pria itu melangkah masuk ke dalam dan melihat ada bercak darah yang menodai lantai.Semakin jauh Dante berjalan, semakin jelas suara muntahan, pintu kamar mandi yang terbuka pun membuat Dante langsung melihat apa yang sebenarnya tengah terjadi saat

  • Kontrak Rahim Pengganti untuk Sang Pewaris   Chapter 187

    “Kenapa aku harus menunggu disaat aku bisa meraihnya?” tanya Dante.“Karena aku tidak percaya dengan perasaanmu Dante!” jawab Jach meremehkan, “pernahkah sekali saja kau bertanya pada Audrey tentang mimpinya, hal yang dia suka hingga hal yang paling dia benci didunia ini? Pernahkan kau bertanya apa yang bisa membuatnya bahagia? Kau hanya memikirkan kebahagiaanmu sendiri, tapi lupa bagaimana cara membahagiakannya.”Dante menarik napasnya dalam-dalam, dadanya tergores sakit mendengar pertanyaan Jach yang telah menampar dirinya dengan hal-hal sederhana.“Enam bulan kau meninggalkannya saat dia mengandung, aku mengerti kau mengurus isterimu karena saat itu kau masih belum tahu kebenarannya. Demi Tuhan, Dante! Sebenci apapun kau pada Aurelie Harper saat itu, kau sangat tercela karena menyiksa darah dagingmu dalam kandungan hingga dia mengalami kelaparan karena pengabaian! Aku saksi hidupnya, Audrey berjuang untuk mempertahankan Matthias dan berjuang untuk mempertahankan nyawanya sendiri de

  • Kontrak Rahim Pengganti untuk Sang Pewaris   Chapter 186

    Jach menghela napasnya dengan berat, memandangi rumah Audrey yang kosong sejak empat hari lalu. Setiap hari Jach datang untuk memeriksa, namun Audrey tidak kunjung terlihat, Audrey tidak bisa dihubungi, terakhir kali Audrey memberinya kabar empat hari lalu melalui pesan suara singkatnya. ‘Aku ingin pergi sejenak Jach, tidak perlu dicari. Jangan khawatir, aku hanya butuh waktu untuk berpikir.’ Pesan singkat itu Jach pikir hanya sebatas pemberitahuan biasa, sama seperti saat dia berpamitan untuk menemui Matthias di rumah sakit agar Jach tidak salah paham. Jach tidak menyangka bahwa pesan singkat itu justru membawa Audrey pergi lebih dari satu hari lamanya. Jach telah masuk kedalam rumah itu, tidak ada satupun hal yang aneh, semuanya tertata rapi dan Audrey pergi membawa tasnya dengan beberapa pasang pakaian, masalahnya Audrey mematikan handponenya sehingga tidak bisa dihubungi dengan cara apapun. Entah kemana perginya Audrey sekarang, Jach merasa jika kini gadis itu sedang

  • Kontrak Rahim Pengganti untuk Sang Pewaris   Chapter 185

    "Menurutmu aku ini cantik atau tidak?" tanya Aurelie mendesak.Dante mendengus kesal, sepanjang malam dia dan Audrey menunggu Matthias yang tengah sakit. Bisa-bisanya pertanyaan pertama yang terucap dari mulut Aurelie sesuatu yang sama sekali tidak ada hubungannya denga Matthias."Kau datang sejauh ini hanya untuk bertanya omong kosong ini padaku!" tegur Dante. "Lihatlah Matthias di dalam! Dia tengah sakit karena permen yang kau masukkan kedalam mulutnya."Aurelie mengerjap, teguran keras Dante mengingatkan alasan utamanya datang ditengah malam ke rumah sakit.Untuk Matthias..Pandangan Aurelie langsung tertuju pada dinding kaca yang memperlihatkan segalanya. Matthias yang berada diranjangnya, Audrey yang meringkuk di sofa, pandangan Aurelie berpindah pada Dante yang masih berdiri dihadapannya.Berkali-kali Aurelie melihat mereka bergantian dengan renungan. Lalu dilihatnya diri sendiri yang terpantul dalam bayangan dengan tangan gemetar, siapapun yang melihatnya, mereka pasti akan tah

  • Kontrak Rahim Pengganti untuk Sang Pewaris   Chapter 184

    “Kupegang kata-katamu Jach!” ucap Aurelie terdengar seperti ancaman.Jach mulai berbalik sepenuhnya dan menutup pintu mobil, pria menghadap Aurelie sekali lagi. Awalnya dia tidak ingin membuang waktu untuk bicara dengan Aurelie, namun sepertinya dia perlu menuntaskan sesuatu dan membuat perubahan agar berhenti berlarut-larut dalam ketidak pastian.Semua hal harus kembali pada tempatnya masing-masing.“Bagaimana denganmu sendiri Aurelie?” Jach balik bertanya, “apa kau yakin, kau ingin membuat Audrey dan Dante bersama?”Kepala Aurelie sedikit memiring, gadis itu sedang mencoba memahami akan kemana arah perkataan Jach selanjutnya jika dia menjawab. “Kau tidak memiliki perasaan apapun pada Dante setelah belasan hari kau menghabiskan waktu bersama dengannya?” tanya Jach sekali lagi, menguji kejujuran Aurelie yang hanya bisa dilihat dari sorot matanya.Deg!Kini giliran Aurelie yang dibuat terguncang oleh pertanyaan Jach. Apakah Aurelie memiliki perasaan pada Dante?Belasan hari setelah ti

  • Kontrak Rahim Pengganti untuk Sang Pewaris   Chapter 183

    Menyadari kedatangan Jach, Aurelie bergeser menjaga jarak, pria selalu membuatnya tidak nyaman karena intimidasi liar yang tidak terucap. Jach menyapukan pandangannya, melihat penampilan Aurelie yang hanya mengenakan gaun tipis dan sandal berbulu, tubuhnya bergerak gelisah dan matanya yang liar berusaha menghindari kontak mata menyiratkan bahwa dia sedang mengalami masalah. Perhatian Jach terpusat pada tangan kecilnnya yang gemetar memegang cerutu agar tidak jatuh dari genggaman. “Bagaimana kabar Matthias?” tanya Aurelie. “Baik-baik saja, tidak ada yang perlu kau khawatirkan,” jawab Jach menggantung, “harusnya kau masuk ke dalam, jika terlalu lama disini, kau akan bergabung dengan pasien lain karena hipotermia.” “Tutup mulutmu,” geram Aurelie kesal, dia sedang risau dan tidak berani menghadap Dante maupun Audrey, dengan entengnya Jach memintanya masuk. Jach berdecih menatap dingin, lebih dingin dari dinginnya salju yang berjatuhan. “Apa kau tidak bosan dan ingin terus se

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status