Bab 13Dina merasa gugup menjawab pertanyaan mas Wahyu. “Mas yang menyuruhku.”“Apa maksudmu? Aku yang menyuruhmu?!”Dina mendehem berusaha untuk bersikap setenang mungkin. “Begini, saat awal kita hendak menikah, Mas bilang kalau Mas tidak mau ada banyak orang tahu kalau kita telah menikah jadi mengingat statusku mungkin …?”Wahyu mengumpat dirinya sendiri. Kenapa kau jadi seorang bajingan, Wahyu! “Tapi kenapa kau sama sekali tidak memprotes Mas?” Apa dia benar-benar mencintaiku hingga bersedia dan tidak protes dengan permintaan konyolku? Apa aku takut Lira mengetahui pernikahan kami? Alasan ini cukup masuk akal.Dina merasa gugup saat mas
Bab 14 Deg, Dina menatap ke arah mas Wahyu dengan tatapan panik! Gawat! Karena terlalu fokus merawat mas Wahyu, dia sampai lupa memindahkan barang-barangnya ke kamar utama! Bagaimana ini?! erangnya sambil menatap ke arah mas Wahyu. Jadi mereka tidak tidur di kamar yang sama, imbuhnya dalam hati. Wahyu berpikir cepat dan berusaha menenangkan Dina dengan tatapan matanya. “Maaf sebelumnya Ma, tapi ini semua karena kesalahan Wahyu.” Joselin mengerutkan kening sambil menatap heran ke arah pasangan pengantin baru ini. Jangan bilang sebelumnya mereka bertengkar?! pikirnya sambil menatap tajam ke arah Dina. Dina panik dan otomatis langsung menatap balik ke arah mas Wahyu, ia masih tidak mengerti dengan alasan yang akan diberikan mas Wahyu kepada mama. Dia saja
Bab 15 “Kalau begitu kau sendiri yang harus membantuku mandi, Din!” “Hah! Ap-apa, Mas?!” “Kenapa apa kau keberatan melakukannya?” “Bukan begitu, Mas …!” “Jadi kenapa? Apapun alasannya kau adalah istriku jadi sudah sewajarnya kau mengurusku, bukan?!” “Jangan ngadi-ngadi kenapa Mas!?” sahut Dina dengan wajah memerah. Wahyu bingung mendengar ucapan Dina. “Apa maksudmu, Din?!” Apa Dina benar-benar merasa jijik padanya? “Mas, coba sekarang berdirilah!” sahut Dina merasa lucu menanggapi permintaan mas Wahyu.
Bab 16Setelah mas Wahyu pulih, semua keluarga pulang ke Indonesia. Dina menghela napas lega saat mengantar kepulangan mereka di bandara.“Kenapa kau terlihat lega sekali?”“Tentu sekarang aku lega. Sekarang aku bisa mengunjungi pusat pendidikan aktingku!”“Oh …” Hanya itu yang keluar dari mulut Wahyu dan merasa geram dengan sikap Dina yang tidak memikirkan bayinya sama sekali. “Bagaimana dengan Miracle? Tiga tahun adalah waktu yang lama …”Kening Dina mengerut bingung. “Memangnya kenapa? Miracle dirawat dengan baik di panti.”“Kehidupan anak-anak yang sesungguhnya adalah bersama kedua or
Bab 17“Tung-tunggu, Din sepertinya kau salah paham …”“Salah paham apa coba!?”“Aku sama sekali belum pernah menikah dan punya anak!” seru Wahyu dengan penuh emosi.Dina berbalik dengan mata terbelalak kaget mendengar pengakuan mas Wahyu kepadanya.“Wah, wah, wah Mas! Sungguh terlalu!”“Ap-apa?! Mas benar-benar …!”“Kau amnesia sampai melupakan anak-anakmu?! Ini tiga loh Mas, bukan hanya satu!” cerocos Dina dengan kesal. “Apa jangan-jangan kau juga telah melupakan mantan istrimu juga, ibu dari anak-anakmu?!”
Bab 18Wahyu langsung berdiri saat melihat sosok Dina yang turun tapi tidak sendirian! Dia bersama seorang pria misterius yang mengenakan masker dan topi. Ia memanggil Dina tapi karena keadaan saat itu riuh, Dina tidak mendengar panggilannya. Ia mengejar tapi ia tertahan dengan kerumunan orang-orang yang baru masuk ke dalam gedung!Saat ia keluar Dina dan pria misterius itu sudah menghilang! Wahyu menggeram kesal dan menghubungi Dina melalui ponsel untuk mencari tahu keberadaannya.Dina sengaja mematikan nada dering ponselnya agar tidak mengganggu pembicaraannya bersama Christ.“Bagaimana?” tanya Christ menanti jawaban dari Dina.“Tentu saya akan menerimanya tapi saya takut akting saya tidak begitu mak
Bab 19 “Kau mencintainya?” Dia mencintai wanita lain, jawab Dina dalam hati dan hanya bisa menatap Christ dengan perasaan hancur. Iya juga sih, mas Wahyu begitu tampan dan berwibawa, wanita mana yang tidak jatuh hati kepadanya. Pada akhirnya Dina menggeleng dan mencoba menghibur hatinya yang lara. Dia bukan milikku karena itu aku harus memperlakukannya seperti kakak saja dan bukan kekasih, kata Dina memutuskan dalam hati. “Tidak, aku tidak mencintainya, bagaimana mungkin …!” Wahyu langsung berdiri dari mejanya setelah mendengar jawaban Dina tanpa mau mendengar apa-apa lagi. Malam ini dia diantar pulang oleh Christ. Ia tidak menyangka bisa langsung diberi penawaran sebuah proyek film terbaru Christ meski ia ha
Bab 20 Pada saat itu Christ tahu apa yang ia inginkan. Dia menginginkan Dina untuk menjadi miliknya. “Pernikahan kalian semu. Aku menginginkannya …” Wahyu merasa berang dan tidak bisa menahan diri lagi. Ia memukul perut Christ dengan keras hingga Christ mengerang kesakitan untuk memberinya peringatan. “Jangan pernah dekati Dina lagi! Dia itu istriku, mengerti!” Dina membereskan barang-barangnya ke kamar sebelah dengan cepat. Ia merasa kesal dengan sikap mas Wahyu kepada bintang idolanya itu! “Apa-apaan sih hingga mempermalukannya seperti tadi!” Ia menghentakkan kaki dan mondar mandir sambil menyusun semua pakaiannya ke dalam lemari. “Apa yang kau lakukan!?” seru Wahyu merasa sangat marah melihat Dina membenahi semua paka