Bab 23
Dina memukul mas Wahyu dengan perasaan geram. “Tentu saja aku berkata dengan jujur ….”
“Oh, yah.” Wahyu tersenyum lega.
“Iyalah, aku katakan kalau kita menikah kontrak …”
Wahyu menatap tidak percaya mendengar kata-kata Dina. “Apa kau bilang, Din!?”
“Aku katakan kalau kita menikah kontrak.”
“Dina!”
“Apa?”
Wahyu menggeram kesal dan menatap Dina dengan penuh kemarahan.
“Kenapa? Memangnya Dina salah?”
Bab 24“Kau harus mengaku kalau kau adalah kakak Dina dan bukan suaminya.”Wahyu menggeram merasa terpancing dengan ucapan konyol Christ. “Apa kau bilang?!”Pada akhirnya Wahyu mengalah dan membiarkannya diperkenalkan sebagai kakaknya Dina.Dina merasa tidak enak karena mas Wahyu bersedia melakukan hal itu kepadanya tapi saat mengingat mas Wahyu besok sudah akan pulang ke Indonesia, ia berusaha menutup mata dan membiarkannya.Wahyu bisa melihat kalau Dina sangat bersinar saat ia beradu akting dengan Christ di atas sana tapi keningnya mengerut saat Dina membuat kesalahan dan tanpa merasa sungkan Christ menyemangati Dina. Yang mengesalkan Dina bahkan tidak melirik sedikitpun ke arahnya!
Bab 25“Mas belum pernah menikah.”Dina melotot kesal ke arah mas Wahyu karena ia tidak mau mengakui masa lalunya. Ia berdiri dan terkejut saat tangannya ditahan mas Wahyu.“Mas serius Din.”Dina menepis tangan mas Wahyu yang menahannya. “Mas sedang amnesia saat ini jadi mungkin hal ini wajar kalau Mas tidak ingat pernah menikah dan punya anak …!”“Din, haruskah Mas menghubungi Mama dan Papa untuk meyakinkanmu?”“Coba saja kalau mau.”Wahyu langsung mengambil ponselnya dan menghubungi kedua orang tuanya sekaligus.Dina menun
Bab 26Wahyu tidak sabar lagi dan langsung mengguncang bahu Dina dengan kuat. “Kenapa kau tidak menahan Mas, Din! Kenapa?!”“Mas? Mas?!”“Yah?”“Panggilan pesawat ...”Wahyu menghela napas kasar. Rupanya ia melamun dan memikirkan hal yang tidak semestinya. “Apa kau yakin tidak masalah kalau ditinggal, Din?” tanya Wahyu berharap Dina akan menahannya.Panggilan pemberitahuan keberangkatan pesawat kembali digaungkan.Dina tersenyum seraya menggeleng. “Aku bisa menjaga diri dengan baik, Mas. Mas tidak perlu khawatir. Pulang dan bekerjalah dengan baik.”
Bab 27 “Spring Kondominium, Sir!” ucapnya langsung menyuruh sopir bergegas untuk pulang ke kondo mereka. Ia tersenyum malu-malu membayangkan keterkejutan Dina saat membukakan pintu untuknya nanti. Kali ini dia akan memberitahukan perasaannya yang sesungguhnya kepada Dina, tekad Wahyu dalam hati. “Apa kau baik-baik saja?” tanya Dina dengan perasaan bimbang saat diantar pulang oleh Christ. “Yah, aku baik-baik saja …!” Christ mengerang sesaat sambil memegangi bagian perutnya. “Kau sakit.” Dina berpikir cepat dan berniat menghubungi ambulance. “Tidak perlu. Aku hanya perlu berbaring sebentar dan meminum air hangat …” Dina menimbang sesaat dengan wajah cemas tapi dia hanya sendir
Bab 28Reflek Dina segera membantu menahan tubuh Christ tapi sayangnya tubuhnya malah ikut terhuyung dan jatuh bersamaan di atas sofa. Ia mengaduh dengan perasaan kaget! Seharusnya satpam membantunya hingga ke dalam kondonya tadi. Ia aneh dan bingung kenapa satpam tiba-tiba langsung bergegas permisi tanpa mau membantunya lagi!Wahyu sangat kaget dan marah saat melihat Christ dan Dina sedang memadu kasih di atas sofa. Dengan penuh amarah, Wahyu menghardik mereka berdua! “Apa yang kalian lakukan!?”“Mas! Mas! Tolong kami!” seru Dina merasa lega saat melihat mas Wahyu ada di rumah mereka.Wahyu langsung menyingkirkan tubuh Christ dari tubuh Dina.“Christ sakit Mas …”
Bab 29 Khayalan Dina otomatis langsung buyar saat melihat raut wajah mas Wahyu saat ini. Ia pun memandang kecewa dan menuruti perintah mas Wahyu dengan wajah dingin. “Apa yang mau Mas katakan? Kenapa Mas kembali?!” Wahyu merasa kecewa mendengar pertanyaan Dina saat ini. Tampak jelas kalau Dina tidak menghendaki kepulangannya saat ini. "Kenapa? Apa kau kecewa Mas kembali ke sini?! Oh, iya sudah pasti kau kecewa. Kalian berdua sedang bersenang-senang bukan? Dan Mas mengganggunya!” Dina merasa kesal dengan sikap dan nada bicara mas Wahyu kepadanya. “Aku bukan wanita murahan, Mas!” seru Dina dengan penuh emosi. “Buktinya kau membawa pria asing sesaat setelah Mas meninggalkanmu!” Dina mendorong Wahyu dengan kesal tapi tentu saja tubuh kekar Wahyu tidak bergeming sedikitpun yang ada saat ini Wahyu malah mencengkram pergelangan tangannya dengan penuh emosi. “Ingat! Kita terikat dalam perjanjian pernikahan! Entah kau suka atau tidak, kau tidak bisa menjalin hubungan dengan pria lain!” D
Bab 30 Dina merasa senang, pendidikan dan juga magangnya berjalan dengan lancar. Banyak tawaran yang masuk dan saat ini Dina telah didampingi dengan seorang manager, make up artis dan juga sopir. Ia menceritakan semua hal yang terjadi pada kedua orang tuanya dan pada mertuanya tapi tidak kepada mas Wahyu, untuk apa? Selama ini mas Wahyu tidak pernah menghubunginya sama sekali, beberapa waktu ia sempat kecewa dan mencoba menyadarkan dirinya sendiri agar tidak mengharapkan mas Wahyu menghubunginya meski hanya untuk menanyakan kabarnya. Dia tahu, dia bukanlah wanita yang diinginkan mas Wahyu! Tapi! Secara hukum negara dan agama dia adalah istrinya, bukan? Jadi senormalnya, mas Wahyu seharusnya memperdulikannya. Harapan Dina tidak kunjung datang dan dia juga terlalu gengsi untuk menghubungi mas Wahyu terlebih dulu. Tidak terasa waktu 3 tahun sangat cepat berlalu! 6 bulan lagi mereka akan segera meresmikan perpisahan mereka! Dina merasa sedih dalam hati. Seharusnya tidak! Tapi bodohny
Bab 31Wahyu merasa sangat bahagia saat memikirkan hal itu akan terjadi kepadanya! Sebuah foto masuk ke ponselnya. Memperlihatkan kedekatan Dina dengan seorang pria asing. Dina menatapnya! Dengan tatapan yang tidak biasa! Yah, tatapan itu memberitahu Wahyu kalau Dina tengah jatuh cinta kepada pria itu!“Cari tahu siapa pria itu dan siapkan tiket pesawat untukku. Segera!” seru Wahyu langsung mengambil paspor dan tas daruratnya.Di dalam pesawat ia bertemu dengan pria itu lagi!“Hai, kita bertemu lagi. Kau sendirian?”“Yah, sendirian!”“Well, tampaknya kalian tidak berjodoh bukan?”