Home / Rumah Tangga / Kontrak Sandiwara Jadi Cinta / Bab 3 Ternyata semua hanya sandiwara!

Share

Bab 3 Ternyata semua hanya sandiwara!

last update Huling Na-update: 2023-10-30 23:54:56

Bab 3

"Apa maksudmu?"

"Kau tidak mau menikahinya, bukan? Kalau begitu biar aku yang akan menikahinya!" sahut Dina sambil tersenyum penuh percaya diri ke arah wanita yang sudah menolak pria dewasa di hadapannya ini.

"Apa!?"

Semua orang terkejut mendengar ucapan gadis muda yang sangat cantik ini.

"Kau ingin menikahiku?" tanya Wahyu mencoba memastikan pendengarannya tapi jantungnya berdebar kencang dan menyembunyikan senyuman di balik topeng anehnya itu. "Tapi Nona, aku juga tidak kaya, mak comblang memberi ...."

Dina tersenyum dengan penuh percaya diri. Well dia sudah mendengar informasi itu karena meja mereka bersebelahan!

Tentu dia tidak keberatan. Dia kaya, sepertinya, pikir Dina seraya meralat ucapannya sendiri. Lebih dari cukup mungkin lebih tepat. Dia bisa menopang perekonomian keluarga selama pria ini mau memuluskan jalannya untuk menjalani pelatihan aktingnya di luar negeri. Dia hanya butuh ijin dari suami sebagai persyaratan dari kedua orang tuanya!

Wati menyela dengan wajah emosi. "Yah, itu benar! Pekerjaannya hanya sebagai asisten CEO dan bukan CEO yang sesungguhnya! Mak comblang memberiku informasi yang salah! Apa kau yakin masih menginginkannya?!" seru Wati mencoba mengingatkan Dina sambil memandang sinis ke arah gadis muda itu.

"Iya, itu benar," sahut Wahyu sama sekali tidak berharap gadis muda ini akan tetap menikahinya! Gadis ini sangat muda, menarik dan sangat cantik sementara dia saat ini sedang menyamar menjadi seorang pria yang jelek dan miskin, seorang duda dan memiliki tiga orang anak! Bayangkan! Mana mungkin gadis ini bersedia untuk tetap menikahinya.

"Itu tidak masalah bagiku," sahut Dina dengan sikap yang tenang seraya tersenyum ke arah pria yang diincarnya ini. Urusan ini bisa belakangan yang penting dia bisa menyelamatkan harga diri pria ini di depan wanita sombong ini.

"Dia juga seorang duda, Nona Muda! Duda! Bukan sembarang duda tapi duda dengan tiga anak!" ucap Wati dengan penuh peringatan agar gadis muda ini tidak menjerumuskan dirinya sendiri.

"Aku juga memiliki satu bayi di luar nikah. Kalau dia tidak keberatan menikahiku, kenapa aku harus keberatan dengan anak-anaknya?"  sahut Dina sambil memperlihatkan fotonya bersama Miracle. "Dia bayiku, menggemaskan bukan ..." 

"Kalian ...!"

Dina tersenyum dan berbalik seraya menatap pria yang sedang ditolongnya. Tampaknya ia juga kaget melihat dan mendengar ucapannya mengenai bayi di luar nikahnya. "Kau tidak keberatan bukan dengan kondisiku saat ini?" sahut Dina dengan wajah ketar-ketir. Apa sekarang dia akan dipermalukan? tanyanya  dalam hati dengan jantung yang berdebar kencang.

Wahyu tersadar kalau dia sudah bersikap kurang sopan karena termangu lama dan tidak menanggapi ucapan gadis muda ini. "Tidak, aku sama sekali tidak keberatan. Dia bayi yang sangat cantik." Cantik seperti mamanya. Entah kenapa ada emosi yang melandanya saat ini. Dia ingin sekali bertemu dengan pria pertama Dina untuk berterima kasih karena meninggalkan Dina untuknya!

"Anak-anakku akan menjadi pelindung bagi ... hmm ..."

"Miracle, namanya Miracle."

"Yah, Miracle maaf aku melupakannya."

"Wajar aku hanya menyebutkan sekali nama bayiku," sahut Dina seraya terkekeh dengan mata berbinar senang dan tidak sabaran agar wanita sombong ini bisa segera pergi dari mereka. Dengan begitu nanti mereka bisa berbincang lebih lanjut.

"Sebelumnya biar kupastikan gadis muda," sela Wati sambil memastikan. "Dia ini seorang duda beranak tiga. Dia bukan CEO tapi hanya seorang asisten CEO saja, ..."

"Terima kasih untuk kepeduliannya, Kak tapi hal ini tidak menjadi masalah. Aku juga punya anak di luar nikah dan aku juga sudah cukup kaya hingga tidak perlu tambahan dengan mencari suami kaya raya." Yah, aku hanya ingin menikah dengan suami yang mau memberiku persetujuannya agar aku bisa segera berangkat ke New York untuk mengikuti kelas aktingnya!

Wahyu benar-benar kaget mendengar ketegasan gadis muda ini hingga ia hampir terhuyung seperti layaknya pria tua sungguhan! Wahyu mengumpat dirinya sendiri saat gadis muda ini harus menolong memeganginya! Mata mereka bertemu! Jantungnya berdebar kencang! Ia seperti tersetrum listrik yang membuat sosok gadis di depannya ini semakin menjelma sebagai malaikatnya!

Dina tersenyum dengan kening mengkerut. Ia tidak mengerti kenapa dia merasa gugup saat mata mereka bertemu! Ia mendehem dan merasa aksinya akan semakin lancar dengan menolong pria asing ini. Ia mengangguk dan menenangkan pria itu. "Tapi sebelumnya kita harus berkenalan dulu bukan? Halo, namaku Dina Marliana. Siapa nama Om?"

"Namaku, Wahyu Pratama," jawab Wahyu masih belum bisa melepaskan diri dari tatapan gadis muda ini.

"Halo Om Wahyu! Kenalkan namaku, Dina Mariana. Aku adalah calon istrimu!" seru Dina dengan penuh semangat menyalami Wahyu. 

"Kau, ...! Selamat, kalian memang berjodoh! Silahkan nikmati kebahagiaan kalian!" kata Wati sambil menarik tasnya dan bergegas pergi meninggalkan sepasang sejoli yang sama-sama gila!

Semua orang di dalam ballroom langsung bertepuk tangan untuk mereka berdua.

Melihat wanita itu sudah pergi meninggalkan mereka, Dina segera menghela napas lega. "Apa kau tidak apa-apa?" tanya Dina memastikan.

Wahyu sedikit bingung dengan perubahan sikap dan pertanyaan Dina yang ditujukan kepadanya saat ini. Ada perasaan hampa saat Dina menarik lepas tangannya dari genggamannya.

"Maaf aku lancang, Om tapi aku merasa kalau dia sudah keterlaluan menghinamu," ucap Dian mencoba menjelaskan. Bagaimana aku harus mengatakannya yah? pikir Dina tanpa sadar ingin meminum minuman wanita itu.

Dengan cepat Wahyu mengingatkan Dina dan memanggil pelayan untuk mengantarkan minuman kepada Dina.

"Maaf, aku sangat emosi tadi hingga menggebu-gebu," ucap Dina dengan wajah memerah menyadari kekonyolannya.

Sesaat kemudian Wahyu mengerti apa yang sebenarnya telah terjadi. "Kau sedang bersandiwara!?" terka Wahyu dengan memendam kecewa.

Dina mengangguk sambil menelan air ludahnya dengan susah payah. "Yah, untuk menolongmu." 

Dina, Dina konyol sekali kamu! ucap Dina pada dirinya sendiri.Kurasa aku tidak perlu menikahinya, aku hanya perlu kabur dari rumah saja bukan? Tapi bagaimana kalau penyakit ayah jadi kambuh karena ulahnya!? Dina merasa pikirannya mengelana untuk sesaat.

Wahyu menarik napasnya dalam-dalam. Tentu saja! Mana mungkin seorang gadis muda dan cantik menginginkan pria jelek sepertinya! Apa lagi dia mengaku sebagai asisten CEO dan bukannya dirinya sendiri! Dalam hati Wahyu merasa ingin meninju dirinya sendiri karena akan kehilangan gadis ini!

"Aku harus pergi," kata Dina setelah mengangkat telepon dengan terburu-buru.

"Tunggu, jangan pergi dulu ...!"

"Halo," sapa Maria dengan sigap.

Ia merasa tidak sabar untuk membantu putranya untuk menahan gadis yang disukainya ini! Ia menghampiri calon menantunya ini dengan penuh antusias. Yah, sama seperti putranya, saat ini dia sedang menyamar dan mengamati semua yang terjadi dari kejauhan!

Pantas saja semua perjodohan yang dia atur tidak pernah berhasil! Ternyata anaknya selalu merancang semuanya ini!

Tapi dia juga bisa melihat dan merasa terharu saat gadis muda ini membela anaknya secara terang-terangan meski dengan identitas yang berbeda!

Karena itu Maria bertekad tidak boleh kehilangan calon menantu impiannya ini! Dia harus menikah dengan putranya!

"Mama?" terka Wahyu setelah mengamati gerak gerik wanita di hadapannya ini.

Dina terkejut menyadari apa yang telah terjadi saat ini! "Mama Om?"  

"Maaf," sahut Maria seraya terkekeh dan membuka penyamarannya. "Kau juga buka topeng jelekmu itu, Wahyu!"

"Hah!" sahut Dina merasa lebih terkejut dan pingsan saat mereka menguliti wajah mereka di depan matanya. 

Beberapa saat kemudian Dina berteriak kaget saat membuka mata dan melihat banyak orang asing yang mengelilinginya saat ini. Dia seperti seorang alien yang tengah di observasi!

Apa saat ini dia diculik?! tanyanya sambil memperhatikan semua mata yang sedang mengamatinya saat ini. 

Mendengar jeritan Dina, Wahyu langsung menutup mulut Dina dan menenangkannya. Apa wajahku saat ini lebih mengerikan dibanding wajah sebelumnya? "Din, ini aku."

"Si-siapa?" tanya Dina dengan jantung berdebar kencang. Begitu toh rasanya diculik! Menakutkan sekali! serunya seraya menangis dalam hati.

Wahyu mendehem kemudian kembali menenangkan Dina. "Ini aku Wahyu. Wahyu Pratama."

"Wahyu siapa?" tanya Dina masih belum memahami apa yang sebenarnya telah terjadi saat ini.

Maria memukul Wahyu. "Bodoh! Ini semua gara-gara kau!" seru Maria dengan jengkel sambil menarik Wahyu menjauh dari Dina. "Biar Mama saja yang menjelaskan."

Setelah mendengar penjelasan tentang apa yang terjadi, Dina menghela napas lega. "Jadi aku tidak diculik toh!" ucapnya dengan penuh kelegaan.

Maria meraih tangan Dina dan meremasnya dengan perasaan gemas. "Sama sekali tidak, Sayang tapi setelah kau mandi, kita harus bergegas menemui kedua orang tuamu."

Kening Dina mengerut. "Untuk apa menemui kedua orang tua saya, Tante?"

"Mama, panggil Mama dong."

"Hah!?" Dina bertambah bingung. Kenapa tante ini minta dipanggil mama yah?

"Tentu saja kami harus bertemu denganmu dan juga anakmu. Kami harus melamarmu dan mengatur tanggal pernikahan untuk kalian berdua!"

"Apa!?"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   Bab 46

    Bab 46Sebuah panggilan telepon menghentikan percintaan mereka.“Mas harus mengangkatnya,” kata Dina dengan wajah memerah karena mas Wahyu tidak berhenti memanjakan tubuhnya.“Apakah harus?” erang Wahyu dengan wajah penuh keberatan. "Biarkan saja. Nanti juga berhenti sendiri. Ini sudah larut."“Mungkin saja panggilan itu penting,” sahut Dina mengingatkan sambil menjilati bibirnya yang kering karena menahan perasaan nikmat saat mas Wahyu menyentuhnya di bawah sana.“Kita berada dalam situasi yang lebih penting. Biarkan saja. Mas mohon berkonsentrasilah dan nikmati semua bonusmu ini.”Dina terkekeh dan membiarkan ma

  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   Bab 45

    Bab 45Dina menelan air ludahnya dengan susah payah saat wajah mas Wahyu semakin mendekat ke arahnya.“Din, sekarang tolong jawablah, apa Mas boleh bercinta denganmu?”Dina menatap mas Wahyu kemudian setelah berpikir lama, ia mengangguk secara perlahan. Tapi setelah semua ini terjadi hubungan kita akan bagaimana, Mas …? tanya Dina dalam hati saat mas Wahyu mencium bibirnya dengan lembut.Semua keraguan dan berbagai pertanyaan langsung menghilang dari benak Dina saat bibir Mas Wahyu menciumnya. Ia membiarkan dirinya terhanyut dan tanpa sadar mengerang. Dina menyadari hal itu dan langsung menutupi bibirnya. “Maaf!”Wahyu terkekeh dan menenangkan Dina. “Itu adalah reaksi n

  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   bab 44

    Bab 44Dina menelan air ludahnya dengan susah payah saat wajah mas Wahyu semakin mendekat ke arahnya.“Din, sekarang tolong jawablah, apa Mas boleh bercinta denganmu?”Dina menatap mas Wahyu kemudian setelah berpikir lama, ia mengangguk secara perlahan. Setelah semua ini terjadi hubungan kita akan bagaimana, Mas …? tanya Dina dalam hati saat mas Wahyu mencium bibirnya dengan lembut.Semua keraguan dan berbagai pertanyaan langsung menghilang dari benak Dina saat bibir Mas Wahyu menciumnya. Tanpa sadar ia mengerang.“Apa kau menyukainya Din?”Dina mengangguk seraya memejamkan mata. Ia tidak mau berhenti membalas ciuman mas Wahyu.

  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   Bab 43

    Bab 43 Dina bingung karena saat ini mas Wahyu tidak memanggilnya lagi. Secara perlahan ia berbalik dan kaget saat mendapati mas Wahyu yang tengah menatapnya dengan lekat. “Mas …” ucapnya lirih sambil menelan air liurnya dengan susah payah. Wahyu bergerak cepat dan tidak menahan diri lagi. Ia mencium bibir Dina dan menarik tubuhnya dengan cepat ke arahnya. Dina kaget dan langsung menahan mas Wahyu lalu mencoba mengelak. Wahyu tahu meski Dina menolaknya tapi Dina juga menginginkannya karena itu ia tidak membiarkan Dina untuk mundur kali ini. Ia menarik tubuh Dina mendekat padanya dan menciumnya lagi tapi kali ini secara perlahan dan membujuk Dina dengan lembut. “Tolong buang keraguan dalam diri Mas, Din. Mas takut kehilanganmu. Sangat takut,” ucap Wahyu dengan jujur. Dina terdiam seraya mengamati ekspresi mas Wahyu yang telah meluluhkan hatinya. Ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri kalau dia juga sangat menginginkan mas Wahyu tapi ia takut mas Wahyu hanya menjadikan dirinya seb

  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   Bab 42

    Bab 42Dina berpikir keras. “Aku tidak bisa menjawabnya sekarang Mas.”Wahyu merasa kecewa mendengar jawaban Dina. Ia merasa kalau Dina telah jatuh cinta dengan pria lain. “Apa kau jatuh cinta pada pria lain, Din?”“Mas, apa yang kau katakan?!”“Jawab Mas, Din!”Dina terdiam saat mas Wahyu mengiba padanya. Ia menggeleng. “Tidak. Selama ini aku hanya fokus dengan karirku …”“Bagaimana dengan Steven Stenly!?” tanyanya dengan perasaan gugup. Ia yakin kalau Dina memiliki perasaan lain terhadap Steven.“Kalau dia …”“Tuh ‘kan!”“Apa?”Wahyu berbalik berniat meninggalkan Dina.“Mas, jawab aku.”“Apa kau menyukainya lebih dari Mas?”Wajah Dina memerah mendengar pertanyaan mas Wahyu. “Apa sih Mas?!”“Jawab saja, Din. Kalau kau memang menyukainya, Mas rela mundur.”Lah, lah, lah kok malah begini?! seru Dina merasa kaget melihat mas Wahyu yang meninggalkannya. Ia menyusul mas Wahyu dengan cepat. “Mas bukan begitu …”“Tapi apa?” tanya Wahyu dengan cepat.Dina tidak menyangka mas Wahyu berbalik d

  • Kontrak Sandiwara Jadi Cinta   Bab 41

    Bab 41“Pembohong!”“Mas tidak berbohong! Dari awal Mas melihatmu, Mas merasakan hal yang berbeda karena itulah Mas ingin menikah denganmu!”“Hah!”Wahyu menahan Dina dan membujuk Dina untuk menatapnya. “Beri Mas waktu untuk membuktikan segalanya, Din.”Setelah melihat ekspresi wajah mas Wahyu, Dina pun luluh. “Baik, silahkan buktikan.”“Kau berjanji akan menunggu Mas ‘kan?”“Tapi kalau hal itu benar, bagaimana?”“Kalau benar dan kau tidak keberatan, kita akan mengadopsi bayi itu.”

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status